Pihak Desa Tibuneneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, mengklaim skema manejemen rekayasa lalu lintas (MRLL) di desa tersebut berhasil mengurai kemacetan. Desa ini sebelumnya sudah melakukan uji coba pengalihan arus lalu lintas sebanyak dua kali.
Meski begitu, Kepala Dinas Perhubungan Badung Anak Agung Ngurah Rai Yuda Dharma mengatakan skema tersebut tetap perlu dikaji. Menurutnya, karena skema MRLL itu dirancang pemerintah desa, maka Dishub Badung bakal membahas usulan itu ke Forum Lalu Lintas Kabupaten Badung.
"Di dalamnya bukan cuma Dishub. Tapi ada kepolisian, yakni Polsek Kuta Utara, Satlantas Polres Badung. Termasuk Dinas PUPR Badung dan Satpol PP Badung. Ini perlu dibahas lagi oleh forum dan kami berharap desa sudah lakukan kajian sebelumnya," kata Agung Rai Yuda Dharma, Sabtu (19/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui, saat penerapan MRLL, desa sudah mengundang dinas terkait termasuk Dishub Badung untuk menyaksikan. Meski begitu, menurutnya perlu kajian secara matang mengenai dampak dan hasil dari pengalihan arus lalu lintas di desa tersebut.
Sebagai informasi, uji coba pengalihan arus lalu lintas sudah dilakukan Desa Tibuneneng sebanyak dua kali. Pertama pada akhir Oktober lalu. Berikutnya, pada Jumat (11/11/2022). Meski demikian, saat perancangan rekayasa lalu lintas itu, Dinas Perhubungan Badung belum dilibatkan.
Berdasarkan hasil uji coba itu, pihak desa mengklaim kemacetan di seputar wilayah Banjar Tegal Gundul dapat teratasi. Desa berencana menerapkan MRLL itu secara permanen dalam waktu dekat.
Macet Sejak Pariwisata Berkembang
Kepadatan kendaraan yang kerap terjadi di simpang Pura Puseh, Desa Tibuneneng memang kerap dikeluhkan warga. Hal itu mulai terasa sejak akomodasi pariwisata di kawasan tersebut berkembang. Jalan-jalan desa yang dulunya sepi, menjadi penuh sesak.
Koordinator Pengalihan Arus Lalin Tibubeneng Wayan Suryanta mengakui pengalihan arus lalin ini adalah inisiatif desa setelah melihat situasi desa semakin sesak dengan kendaraan. Baginya, keberadaan shortcut menuju desa tetangga seperti Canggu dan Kelurahan Kerobokan, diduga semakin memperparah kemacetan.
Ada empat titik rawan macet di kawasan tersebut. Mulai dari perempatan Pura Puseh Tegal Gundul, perempatan gereja Tegal Gundul, simpang Banjar Tegal Gundul, dan pertigaan menuju jalan Subak Sari.
"Yang paling parah macetnya di depan Pura Puseh," sebutnya.
Menurut Suryanta, setelah dilakukan rekayasa pengalihan arus mulai pukul 11.00 hingga 13.00 Wita, lalin terlihat lancar. Ia berharap, setelah ini dilanjutkan dengan pemasangan rambu-rambu resmi.
"Jadi kami rasa ini sudah mantap. Saat ini perlu untuk diterapkan," ujar Kelian Dinas Banjar Tegal Gundul Tibuneneng itu.
(iws/hsa)