Rencana pembangunan Bandara Bali Utara menjadi polemik. Rencana pembangunan mendapat tentangan dari mantan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri namun didukung dari DPRD Provinsi Bali.
Ketua Umum PDIP itu sampai memarahi beberapa pejabat, termasuk Gubernur Bali I wayan Koster. Menurut Mega, rencana pembangunan bandara tersebut membuat sumpek dan tidak memberi banyak efek ekonomi kepada masyarakat.
Berikut fakta terkait rencana pembangunan Bandara Bali Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Diamuk Megawati
Megawati menentang dan memarahi sejumlah pejabat terkait rencana pembangunan Bandara Bali Utara. Mereka yang kena amuk adalah Gubernur Bali I Wayan Koster, Sekretaris Kabinet Indonesia Pramono Anung, dan Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.
"Saya bilang keluarga besar saya di Buleleng. Mau dibikinin lapangan terbang, ngamuk saya, dan saya panggil Pak Koster. Enak saja aku bilang, hanya untuk ngubungin pariwisata, enggak," ungkapnya.
Penolakan Megawati terkait pembangunan Bandara Buleleng akhirnya sampai ke telinga Presiden Joko Widodo. Kepada Pramono Anung, ia menceritakan ketidaksetujuannya. Ia meminta pemerintah tidak hanya memikirkan investasi, tetapi juga nasib rakyat Bali.
Selain itu, Wishnutama yang saat itu menjabat Menparekraf, juga sempat mengunjungi Megawati di rumah. Kedatangan Wishnutama untuk membujuk Megawati agar menyetujui pembangunan Bandara Buleleng. Namun Megawati tetap menolak pembangunan tersebut.
2. Didukung Wakil DPRD Bali
Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Sugawa Korry mengungkap dukungannya terkait wacana pembangunan Bandara Bali Utara. Dia memiliki alasan pembangunan Bandara Bali Utara harus tetap dilanjutkan.
"Karena kan kesenjangan masih sangat lebar dan berkembang antara Bali utara dengan Bali selatan," ungkap Korry kepada detikBali, Jumat (20/1/2023).
Korry menjelaskan, kawasan Bali Selatan lebih maju dibandingkan wilayah lain. Sebab kegiatan-kegiatan ekonomi, perdagangan, pariwisata, pemerintahan, pendidikan, terfokus di Bali Selatan.
"Di daerah utara itu semakin ketinggalan. Itu bisa diukur dari indeks pembangunan manusianya, pendapatan perkapitanya. Jadi ini harus ada terobosan," tutur politikus Partai Golkar ini.
3. Diduga Ada Kelompok Rebutan Lokasi
Sugawa Korry menyebut ada kelompok yang saling memperebutkan lokasi pembangunan Bandara Bali Utara. Perebutan lokasi itu ada di wilayah barat yakni Sumber Klampok, Gerokgak dan timur yakni Kubutambahan.
"Masalahnya, kemarin ini kan ada seolah-olah ada kelompok yang berebut itu. Berebut itu di timur (Kubutambahan), barat (Gerokgak), bukan atas dasar kelayakan begitu. Jadi itu yang keliru," ujar politikus Partai Golkar.
4. Dibangun di Atas Laut
Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo memastikan Bandara Bali Utara tidak akan membuat sumpek karena akan dibangun di atas laut. Tepatnya, di pesisir Kubutambahan, Buleleng.
Erwanto juga menegaskan pembangunan proyek tidak akan menggusur pura atau situs adat. Kemudian, tidak akan menggusur lahan produktif masyarakat, termasuk perumahan masyarakat.
"Tiga hal itu jadi concern (perhatian) ibu (Megawati) juga ya. Makanya kalau dilaksanakan di darat ini kena semua tiga-tiganya. That's why kami bikin di lepas pantai, paling aman," ujarnya dilansir detikFinance, Rabu (19/1/2023).
Iwan juga menjamin pembangunan proyek Bandara Bali Utara tidak akan merusak lingkungan laut, meski dibangun di atas laut. Dari hasil penelitian awal, kawasan laut yang digunakan Bandara Bali Utara dulunya adalah daratan.
(nor/hsa)