Insiden baku hantam kembali terjadi di Kabupaten Buleleng, Bali. Dua orang pemuda terlibat perkelahian di halaman salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di kawasan Kecamatan Banjar viral di media sosial (medsos) Facebook (FB).
Berdasarkan video yang dilihat detikBali, terlihat dua orang pemuda sedang baku hantam. Dua pemuda itu masing-masing mengenakan kaos berwarna biru dan merah.
Mirisnya saat keduanya berkelahi juga ditonton oleh sejumlah siswa yang mengenakan pakaian pramuka. Para siswa yang menonton malah saling bersorak dan tak ada yang berusaha melerai. Diduga peristiwa tersebut terjadi pada saat jam pulang sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Banjar AKP Mistanada mengatakan perkelahian tersebut terjadi di salah satu SMPN di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng pada Sabtu (25/2/2023) sekitar pukul 12.00 Wita. Namun pelaku yang terlibat dalam perkelahian tersebut bukanlah pelajar di sana.
Melainkan petugas parkir berinisial J (21) dan salah seorang pemuda yang berasal dari Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng berinisial A (16).
"Ini perkelahian orang dewasa antara penjaga parkir inisial J dengan dengan salah seorang pemuda yang diduga berasal dari Desa Tigawasa dengan inisial A," kata Kapolsek Banjar AKP Mistanada pada Minggu (26/2/2023).
Perkelahian ini diduga dipicu saat J melerai pelajar yang berkelahi. A yang saat itu juga berada di sana untuk menjemput keponakannya justru merasa tak terima perkelahian tersebut dilerai oleh J.
A kemudian menegur J, lalu mereka terlibat cekcok sehingga terjadilah perkelahian. A merasa tak terima diduga karena pelajar yang berkelahi berasal dari desa yang sama dengannya.
"Anak yang ribut dari Tigawasa dan Kaliasem. Seperti ribut kayak anak-anak biasa setelah itu baik-baik lagi, ini antara yang melerai dan yang menegur malah seru," jelasnya.
Setelah berkelahi, sebut AKP Mistanada, kedua pelaku sempat berdamai di lokasi. Namun melihat video perkelahiannya viral di medsos, A dan teman-temannya merasa tak terima lalu menghampiri J kembali.
"Berkelahi sekali, kejadian kedua cuma dicari-cari tapi tidak sampai terjadi insiden. Atas kejadian tersebut kemudian kami selesaikan/damaikan. Kami libatkan Apdes (Kelian Banjar Adat) masing-masing, termasuk orang tua atau walinya," pungkasnya.
(nor/hsa)