Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terhenti sejak sebulan terakhir. Sejumlah alat berat yang digunakan para pekerja dalam pembangunan jalan tol itu kabarnya telah dikirim ke luar Bali untuk proyek lainnya.
Salah seorang kepala teknisi yang enggan disebutkan namanya membenarkan seluruh pengerjaan lahan tol sudah dihentikan. Menurutnya, penggunaan alat berat dalam pembangunan tol tersebut dihentikan lantaran pembayaran yang macet.
"Demi menggarap proyek lain, lebih baik unit kami kirim ke proyek lain saja. Jika sudah dibayar, maka pengerjaan pasti akan dilanjutkan. Meskipun targetnya adalah tahun 2025, jika pembayaran macet pasti dihentikan," ujarnya kepada detikBali, Sabtu (11/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap pembayaran dapat segera diselesaikan agar pengerjaan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dapat dilanjutkan sesuai dengan rencana. Ia menuturkan pengerjaan lahan tol menggunakan alat berat itu melibatkan dua kontraktor.
"Kami hanya mengikuti perintah dari atasan. Jika diperintahkan untuk mengangkut ya kami angkut. Namun, saat ini kami masih mempersiapkan unit yang rusak sebelum dikirim ke daerah lain," jelasnya.
Salah seorang warga setempat, Nengah Rita (53) juga membenarkan pengerjaan jalan tol sudah berhenti sebulan yang lalu. Beberapa pekerja lokal juga tak lagi bekerja. "Sudah sebulan ini mangkrak. Seluruh pekerja lokal juga mengeluh," kata Rita.
"Kalau cerita dari beberapa pekerja di sana, (mangkrak) karena pembayaran yang macet, sehingga disetop," imbuhnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Jembrana I Wayan Sudiarta mengaku tidak mengetahui perihal penghentian pengerjaan tol tersebut. Ia berdalih sedang berada di luar daerah.
"Saya masih di Jakarta ini, mengenai hal itu adalah ranah konsorsium dalam hal ini adalah rekanan tol," ujar Sudiarta.
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Kerta Bali Saguna (KBS) Nyoman Kami Artana juga belum dapat dikonfirmasi terkait mangkraknya proyek tersebut. "Nanti-nanti ya, kami masih ada pertemuan," ujarnya singkat.
Sekadar informasi, proyek ini telah groundbreaking pada 10 September 2022. Jalan tol ini akan terbentang sepanjang 96 kilometer dan menjadi satu-satunya proyek jalan bebas hambatan yang dibangun pertama kali dengan tambahan fasilitas jalur sepeda. Nantinya, jalan tol ini akan melewati tiga kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa dengan biaya pembangunan diperkirakan Rp 24 triliun.
(iws/gsp)