Pernyataan calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster, terkait istilah sopir dan kernet menjadi sorotan pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Koster menyebut gubernur ibarat seorang sopir dan wakil gubernur seperti kernet. Hal itu disampaikan Koster ketika berkampanye di Buleleng.
Selain kabar politik menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024, ada pula berita kecelakaan di Jalan Denpasar, Gilimanuk, yang turut mendapat perhatian publik. Seorang sopir pikap yang mengangkut janur tewas terjepit saat melintas di jalur terkorak tersebut.
Selanjutnya, ada kasus penusukan seorang pria di Buleleng. Pria berinisial IWS itu menusuk tetangganya menggunakan pedang hingga usus korban keluar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada pula kritik Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terkait bau septic tank Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar. Simak ulasan berita terpopuler tersebut dalam rubrik Bali Sepekan berikut ini.
Sopir-Kernet Versi Koster di Pilgub Bali
Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster, menganalogikan gubernur sebagai sopir dan wakil gubernur sebagai kernet. Koster dan pasangannya, Nyoman Giri Prasta, menargetkan bisa menang mutlak di Buleleng dengan perolehan suara minimal 70 persen. Dia pun meminta warga Buleleng memilih sopir dan bukan kernet.
"Sudah ada sopir, ngapain cari kernet? Kan gubernur, apalagi gubernurnya dengan wakil gubernurnya komitmennya jelas, hasil yang dicapai jelas," kata Koster saat kampanye di Pantai Krobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Selasa (1/10/2024).
Politikus PDIP itu meminta warga Buleleng untuk memilih calon gubernur dari Buleleng. Koster mengeklaim dirinya dan Giri Prasta sudah berpengalaman memimpin daerah.
"Di Buleleng saya minta harus menang mutlak, jangan sampai kalah. Di Badung saja, Pak Giri menjamin 80 persen, wakil loh ini, gubernurnya dari Buleleng masa kalah? Malu," imbuhnya.
Sementara itu, Putu Agus Suradnyana (PAS) menilai orang yang mengibaratkan jabatan wagub sebagai kernet adalah orang yang tidak punya akhlak. Calon Wagub Bali nomor urut 1 itu menilai istilah sopir dan kernet telah mendiskreditkan gubernur dan wagub.
"Kalau sekarang orang tersebut mendiskreditkan posisi keduanya dan ingin menonjolkan diri sendiri, berarti itu orang yang tidak punya akhlak, tidak punya keinginan bersama, tidak mampu membangun komunikasi bersama," ujar PAS saat kampanye di Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Rabu (2/10/2024).
PAS mengatakan tidak ada istilah sopir dan kernet dalam Pilgub Bali. Menurutnya, undang-undang telah mengatur pejabat kepala daerah di tingkat provinsi adalah gubernur dan wagub sehingga tidak ada istilah sopir atau kernet.
Sopir Pikap Tewas Terjepit di Jalan Denpasar-Gilimanuk
![]() |
Seorang sopir pikap bernama Holisin tewas di Jalan Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di Banjar Dinas Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. Mobil pikap bermuatan janur atau daun kelapa yang dikendarainya semula menabrak pohon di ruas jalan tersebut.
Kapolsek Selemadeg Timur, AKP I Nyoman Artadana, mengungkapkan Holisin tewas terjepit di dalam mobil pikap L300 berpelat nomor DK 8893 EB yang dikendarainya. Saat kejadian, pria berusia 32 tahun asal Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), tersebut mengajak rekannya bernama Muhammad Rosidi di dalam pikap.
"Kejadian dini hari, ada dua orang korban. Satu meninggal dan satu selamat," kata Artadana, Senin (30/9/2024).
Artadana yang langsung mengecek lokasi kejadian menjelaskan sopir dan rekannya awalnya melaju dari arah Gilimanuk menuju Denpasar. Mereka membawa janur dari Banyuwangi untuk dijual di Bali.
Setibanya di lokasi, mobil yang dikendarai Holisin tiba-tiba oleng ke kanan. Brakkkk! pikap itu menabrak pohon di selatan jalan.
Akibat kejadian itu, Holisin terjepit dan sulit dievakuasi. Sedangkan rekannya, Rosidi, berhasil keluar seusai kecelakaan, tetapi mengalami luka robek pada kepala, leher belakang, dan dahi luka lecet. "Sudah dibawa ke RSUD Tabanan," ungkap Artadana.
Teganya Pria Buleleng Tusuk Perut Tetangga dengan Pedang
![]() |
Pria berinisial IWS (46) ditetapkan sebagai tersangka. Pria asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, itu menjadi tersangka setelah menusuk tetangganya berinisial SR (45) menggunakan pedang pada Rabu (2/10/2024).
Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika, mengatakan IWS telah diamankan. Polisi menjerat IWS dengan Pasal 351 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penganiayaan.
"Sudah tahap penyidikan, pelaku sudah diamankan di polres, terancam hukuman tujuh tahun penjara," kata Darma saat dikonfirmasi, Jumat (4/10/2024).
Penyidik Satreskrim Polres Buleleng masih perlu memeriksa korban terkait dengan motif menganiaya pelaku. Pemeriksaan belum dapat dilakukan karena SR masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng.
Darma mengungkapkan peristiwa penganiayaan yang berujung penusukan itu diduga karena motif asmara. IWS diduga memiliki hubungan gelap dengan istri SR. Namun, penyidik masih perlu mendalami adanya motif perselingkuhan dalam kasus itu.
"Motifnya diduga karena dendam asmara, secara mendalam menunggu keterangan korban. (Dugaan perselingkuhan) masih didalami," jelas Darma.
Informasi yang dihimpun, IWS menusuk seusai dianiaya oleh SR di rumahnya sekitar pukul 13.00 Wita. SR awalnya mendatangi rumah IWS di wilayah Banjar Dinas Palasari, Desa Pemuteran.
IWS yang saat itu sedang duduk di teras rumah bersama istrinya langsung diserang oleh SR dengan batang kayu yang dibawanya. Saat SR memukulinya bertubi-tubi, IWS berusaha menangkis dan menghindar. Namun, pukulan SR sempat mengenai lengan kiri, kepala belakang, bahu kiri, dan punggung IWS.
Istri IWS sempat mencoba menghalangi SR untuk mengejar suaminya. Namun, SR malah memukul kepala istri IWS dengan kayu. Karena merasa terdesak, IWS secara spontan mengambil pedang yang tergantung di dinding kamar dan menusuk perut SR.
"Tusukan mengenai perut korban sebelah kiri sehingga mengakibatkan usus korban keluar," jelas Darma. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka parah di perut dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Sementara IWS mengalami luka robek di tangan.
Menkes Kritik Bau Septic Tank di RSUP Prof Ngoerah
![]() |
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengkritik bau septic tank atau tangki septik di RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Pernyataan itu ia lontarkan dalam sambutannya saat peluncuran NgoerahSun Wellness and Aesthetic di RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Kamis (3/10/2024).
"Harusnya teman-teman merasa bagaimana rasanya meskipun di belakang ada bau. Saya juga nggak ngerti kenapa ada septic tank di belakang, masih belum rapi juga, tetapi sudah mendinganlah ya," ujar Budi.
Budi Sadikin awalnya menyampaikan beberapa pernyataan mengenai peluncuran gedung baru pelayanan kecantikan yang melibatkan orang-orang Korea. Ia ingin ada kombinasi dengan orang-orang luar negeri. Dia juga berharap kolaborasi itu dapat menciptakan budaya kerja yang lebih baik.
"Saya titip kepada direksi konsisten, change of culture. Culture apa yang aku pengin, culture yang fokus ke pasien bukan ke diri kita, profesi kita, itu culture," ucap mantan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Budi mengingatkan agar budaya bekerja sama lebih ditingkatkan lagi. Ia melihat kerja sama orang Indonesia sulit. "Kerja sama orang onkologi dan hematologi susah saat ini, tetapi tiap saya ngomong kayak begini, marah mereka," seloroh Budi Sadikin sembari tertawa.
"Di sini ada SPDV dengan dokter umum yang ngerjain serviks, berantem terus," imbuhnya.
(iws/iws)