Pada 28 Oktober 2024, bangsa Indonesia akan memperingati sebuah hari di mana para pemuda dari berbagai daerah bersumpah setanah air, sebangsa, dan sebahasa. Hari itu dikenal dengan Hari Sumpah Pemuda.
Untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan membuat puisi. Puisi menjadi pilihan tepat karena dapat mengekspresikan semangat yang ingin disebarkan ketika merayakan Sumpah Pemuda.
Berikut ini adalah kumpulan puisi bertema Sumpah Pemuda yang dikutip dari berbagai sumber:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Merah Darah Putih Tulang
Karya: Fransiskus Dika Sidabutar
Merdeka telah diperjuangkan
Eulogi kami panjatkan bagi para pahlawan
Rela tinggalkan keluarga
Air mata dan darah pun diikhlaskan
Hanya untuk kemerdekaan
Perjuangan takkan ku henti
Untuk memperjuangkan tanah air
Tekad akan ku jahit
Intuisi akan terus berlari
Hanya tuk mengharumkan negeri
2. Pemuda Indonesia Hebat
Karya: Kunarsih
Wahai kau pemuda Indonesia masa kini
Ingatlah perjuangan para pemuda pendahulu kita
Pahlawan yang membela kehormatan bangsa
Merubah masa depan bangsa
Mari kita berjuang untuk bangsa Indonesia
Mari kita bersatu dan bangkit
Menjayakan negeri ini
Tunjukkan bahwa pemuda Indonesia bisa
Bersama-sama berjuang untuk tanah air tercinta
Membela bangsa
Karena kita adalah pemuda Indonesia.
3. Bersatu Indonesia
Karya: Rina Nuraeni
Sumpah Pemuda lambang persatuan
Hari dimana semangat lebur menjadi senjata
Aku, kamu, kalian menjadi kita
Menyongsong Indonesia merdeka
Tak ada lagi ego dalam setiap jiwa
Kemerdekaan di atas segalanya
Penjajahan musnah dari tanah pertiwi
Tak pantas injak kaki di tanah suci
Bersatu Indonesia menjadi hebat
Bersatu Indonesia menjadi kuat
Bersatu Indonesia tak terkalahkan
Bersatu Indonesia luar biasa.
4. Berawal dari Pemuda
Karya: Andis Syah Putra
Banyak cara menggapai asa
Setiap jalan penuh akan rasa
Rasa semangat yang tiada tara
Menggapai mimpi setinggi bintang di angkasa
Jalan berliku bagi seorang pemuda
Kerikil batu tidak akan tergoyah
Bara api itulah semangat pemuda
Hujan badai pun terkadang menyertainya
Wahai para pemuda
Jatuh bangun itu hal biasa
Tertangkap angan simpanlah di dalam dada
Perjuangan ini banyaklah cara
Ekspresikan semua yang engkau bisa
Engkau dengar cerita Bung Tomo dan Bung Hatta
Setiap titik keringat dan bahkan dara
Mereka korbankan untuk kemerdekaan bangsa
Hingga tercapai di seribu sembilan ratus empat puluh lima
Kini, saatnya bagi kita semua
Untuk terus berjuang menggapai mimpi yang ada di kepala
Kita kobarkan semangat untuk berkarya
Kar'na semua berawal dari pemuda.
5. Para Pemuda di Zaman Merdeka
Karya: Risma Mei Lina
Ini adalah sumpah kami; para pemuda
Bertanah air, berbangsa dan berbahasa
Teguh dalam satu kata; Indonesia
Seperti yang diucapkan mereka dahulu kala
Tak gentar kami melangkah
Sumpah pemuda tak sekedar sejarah
Namun sebagai petunjuk arah
Ke mana kami harus mengabdi dan berbagi
Dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Tak ada lagi perang antara saudara
Tak ada lagi pemisah karena SARA
Bersatu dalam kumandang Indonesia Raya
Mari berjuang bersama
Tanamkan cinta persatuan di usia muda
Rekat kan diri pada agama
Dan junjung tinggi pendidikan bagi anak bangsa.
6. Para Pemuda di Zaman Merdeka
Karya: Risma Mei Lina
Ini adalah sumpah kami; para pemuda
Bertanah air, berbangsa dan berbahasa
Teguh dalam satu kata; Indonesia
Seperti yang diucapkan mereka dahulu kala
Tak gentar kami melangkah
Sumpah pemuda tak sekedar sejarah
Namun sebagai petunjuk arah
Ke mana kami harus mengabdi dan berbagi
Dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Tak ada lagi perang antara saudara
Tak ada lagi pemisah karena SARA
Bersatu dalam kumandang Indonesia Raya
Mari berjuang bersama
Tanamkan cinta persatuan di usia muda
Rekat kan diri pada agama
Dan junjung tinggi pendidikan bagi anak bangsa.
7. PAHLAWANKU
Karya: Nafisah Nur Zakiyah
Pahlawanku..
Aku bangga padamu..
Kau rela mengorbankan nyawamu melawan banyaknya penjajah yang datang ke tanah air ini
Demi membela tanah air yang kau cintai.
Pahlawanku..
Kau melawan
Kau menyerang
Tak gentar dengan perlawanan yang mereka berikan
Pahlawanku..
Sungguh banyak jasa-jasamu pada negara ini
Sungguh banyak yang telah kau berikan bagi negara ini
Pahlawanku, kau pantang menyerah
Pahlawanku.
Buka hanya yang tua..
Tetapi yang muda pun ikut berperang melawan para penjajah
Para pahlawan mudaku
Demi menghormati jasa-jasamu pada negara ini
Kami buatkan hari yang istimewa untukmu
Hari sumpah pemuda
Hari dimana kau bersumpah mempertahankan Indonesia
Tanggal 28 Oktober, itulah hari Sumpah Pemuda
Sekali lagi..
Kami sebagai bangsa Indonesia
Bangga padamu, wahai Pahlawanku
Kusulam bendera merah putih dengan benang
8. Percik-percik Sumpah Pemuda
Karya: Dearest Tiantama
gema ikrar itu
hampir satu abadlalu
membahana di persadaku
mampu menyatukan tekat dan hastrat
bersatu padu bangsaku
begitu banyak pilihan kini
yang bisa membuat indah warna negeri ini
kami ingin
kami mau
jemari kecil ini
kepal tangan ini
langkah kaki ini
untuk mengisi perubahan negeri ini
bukan dengan permusuhan
bukan dengan kegaduhan
bukan dengan baku hantam
tetapi dengan...
cita cita suci
dengan doa dan usaha
agar negriku jambrut katulistiwa
tetap berkilau,tetapkukuh dan teguh
hai kamu
kaum muda bangsaku
ayo singsingkan lengan baju
tuk bawa bangsa ini
luhur dan mulia sejahtera
jalayah negriku
INDONESIA
8. PEMUDA MALAS
Karya: A. Fatih Syuhud
Jangan bersikap tawadhu dan rendah hati
'bila kerendahhatianmu jadi alasan
untuk mundur dari kompetisi
Jangan pernah ingin mengalah
bila hanya
kamuflase untuk bersembunyi
dari kelemahan jiwamu
Bumi ini gelora api yg berkobar
dan debu yg berserak
mendekatlah pada api spirit
nyalakan hati yg lemah
penuhilah kalbumu dg kemarahan
marah karena malas
marah karena tak pernah dewasa
marah karena lemah hati
marah karena tidak marah
melihat kemajuan
sedang kita selalu dalam kemunduran
Menjauhlah dari debu yg berserak
karena debu tak pernah ciptakan sejarah
karena debu adalah sampah
yg selalu diinjak-injak waktu
Tawadhulah di saat kemenangan
karena saat itu
kau bagai sedang berdiri
di antara gunung dan ngarai
terus naik ke puncak berikutnya
atau meluncur ke ngarai yg terjal
Menangislah di saat kalah
karena air matamu akan jadi saksi
bahwa dirimu tak menghendaki kekalahan itu
bahwa dirimu tak ingin jadi serpihan arang
bahwa dirimu juga memimpikan gelora api kemenangan
bahwa dirimu ingin sekali 'bertobat'
bertobat untuk tidak lagi berkubang
dalam lumpur kemalasan
dalam genangan perilaku tiada guna
dalam lilitan kelemahan jiwa
Pemuda itu cahaya
dan api yg menyala
yg dapat menerangi kegelapan
asa dan harapan
Pemuda itu pelopor
pembawa obor masa depan
penggerak nurani tua yg gersang
Pemuda itu Enerjik
dinamis
gelisah
selalu bergeliat
tak sabar akan waktu yg lambat
marah pada kondisi stagnan
yg tak berubah
karena perubahan bukti harapan
karena kemajuan tanda kedinamisan
karena kediaman adalah kematian
walau jasad bergerak
walau jantung berdegup
tapi jiwamu mati
dan liang kuburmu
adalah dirimu sendiri
10. SUMPAH PEMUDA
Karya: Bambang Priantono
Sumpah Pemuda telah tercanangkan
28 Oktober 1928 adalah harinya
Dimana semua unsur negeri menjadi satu
Satu kesatuan...bangsa Indonesia
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Ya...INDONESIA
Disitulah bahasa Melayu berubah nama
Menjadi bahasa Indonesia yang kita ketahui saat ini
Bahasa Indonesia seiring waktu makin berkembang
Menjadi bahasa nan mandiri, mulailah terpisah
Namun akar tetaplah sama dengan serumpun
Hanya nama dan sejarah yang memisahkan
Namun dibalik kerudung banggaku
Aku masih menyimpan segenggam duka
Semakin berkembang bahasa persatuanku
Namun semakin hancurlah dia....
Serbuan-serbuan kosakata dari bahasa adikuasa
Makin mencabik-cabik bahasaku
Makin kacau balau bahasaku
Jangan sampailah bahasaku hilang....
Jaman memang tak bisa dihalang
Namun kapankah kita sebangga Prancis pada bahasanya?
Masih malukah kita dengan bahasa kita sendiri?
Kapankah kita menganggap bahasa Indonesia sebagai kebanggan?
Itu yang patut dipertanyakan pada setiap anak bangsa
Anak bangsa yang merasa dirinya bangsa Indonesia....
Mana semangat sumpah pemuda itu kawan?
Apakah hanya sebagai pemanis bibir belaka?
Bahasa menunjukkan bangsa
Banggalah kita dengan bahasa kita
Bahasa pemersatu ratusan suku di tanah air tercinta
Bahasa Indonesia...
Artikel ini ditulis oleh Firga Raditya Pamungkas Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nor/nor)