·ÉËÙÖ±²¥

Dinkes Bali Waspadai Wabah HMPV yang Merebak di China

Dinkes Bali Waspadai Wabah HMPV yang Merebak di China

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Senin, 06 Jan 2025 16:07 WIB
Passengers at Central station, operated by MTR Corp., in Hong Kong, China, on Tuesday, Feb. 28, 2023. Hong Kong will stop requiring masks to be worn in public places from Wednesday, drawing to a close the prolonged Covid era that damaged its economy and standing in the world. Photographer: Paul Yeung/Bloomberg via Getty Images
Ilustrasi warga mengenakan masker. (Foto: Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Denpasar -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali mewaspadai penyakit Human Metapneumovirus (HMPV) yang sedang merebak di China. HMPV adalah infeksi saluran pernapasan dengan gejala yang mirip flu biasa.

"Kewaspadaan dengan meningkatkan surveilans di wilayah apakah ada peningkatan kasus influenza serta koordinasi dengan fasilitas kesehatan untuk kesiapan fasilitas kesehatan," kata Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bali I Gusti Ayu Raka Susanti kepada detikBali, Senin (6/1/2025).

Dinkes Bali, dia berujar, juga meningkatkan promosi kesehatan hingga ke tingkat puskesmas. Selain itu, Dinkes Bali juga berkoordinasi dengan Balai Besar Karantina Kesehatan untuk mendeteksi kesehatan dari wisatawan asing, khususnya asal China yang masuk ke Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pasti deteksi dini di pintu masuk pasti sudah dilakukan oleh KKP," imbuhnya.

Ayu Raka belum dapat memastikan apakah wisatawan asal China yang berkunjung ke Bali akan dikarantina atau tidak. Menurutnya, hal tersebut merupakan keputusan dari pemerintah pusat. "Itu ranah negara yang menjawab, bukan kami," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

KKP Kelas I Denpasar Awasi Penerbangan dari Malaysia dan China

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar mengawasi penerbangan dari Malaysia dan China di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan Human Metapneumoniavirus (HMPV) di Pulau Dewata.

"Maskapai-maskapai yang dari China dan Malaysia perlu kami atensi khusus, walaupun kami belum menerapkan protokol kesehatan," kata Kepala KKP Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kesumajaya, Senin.

Pengawasan dilakukan dengan menjalankan sejumlah strategi untuk mencegah HMPV masuk ke Bali. Penumpang pesawat wajib mengisi Satu Sehat Health Pass (SSHP) tiga hari sebelum keberangkatan.

Penumpang yang merasa tidak sehat bisa mengisi jenis penyakit dan gejalanya pada SSHP tersebut. Misalkan, suhu badan tinggi alias demam atau flu.

"Kami sudah koordinasi dengan maskapai untuk memastikan penumpangnya mengisi (SSHP) itu sebelum ke Bali. Supaya kami dapat pantau jika ada (penumpang) yang kondisinya merah (sakit) kami bisa kejar," kata Kesumajaya.

Kesumajaya mengatakan penumpang dapat mengisi SSHP melalui tautan kodebar (barcode) yang telah tersedia. Penumpang juga dapat mengisi SSHP saat boarding, sebelum terbang ke Bali. "Soal itu, maskapai sudah paham. Mereka sudah mengimbau penumpangnya agar mengisi SSHP," imbuhnya.

Kemudian, ada tiga alat pendeteksi suhu tubuh atau thermo scanner yang dipasang di pintu masuk kedatangan internasional. Jika ada penumpang yang suhu tubuhnya mencapai 38 derajat Celsius atau lebih, yang bersangkutan akan diminta ke klinik karantina di bandara.

Selanjutnya, penumpang dengan suhu tubuh tinggi akan menjalani diagnosa medis di klinik yang dilengkapi laboratorium kecil. Hal itu dilakukan dengan cara mengambil sampel air liur atau swab untuk memastikan penyakit yang diderita penumpang.

Sebanyak tiga rumah sakit rujukan juga telah disiapkan jika ada penumpang pesawat yang positif HMPV. Antara lain, RSUP Prof Ngoerah, Rumah Sakit Bali Mandara, dan Rumah Sakit Siloam.

Menkes Sebut HMPV Sudah Ada Sejak 2001

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kasus HMPV yang mewabah di China. Selain China, Malaysia juga melaporkan temuan kasus HMPV sebanyak 327 pasien sepanjang tahun 2024.

Menkes Budi menuturkan hMPV sudah ditemukan sejak 2001 dan bukanlah virus baru. Tidak seperti COVID-19 yang sempat memicu pandemi, HMPV sudah ada sejak lama dan tubuh manusia umumnya sudah beradaptasi dengan virus tersebut.

"COVID-19 itu virus baru, HMPV itu virus lama, sama seperti virus flu, itu virus lama," kata Menkes Budi ketika di Jakarta Selatan, Senin, dikutip dari detikHealth.

"Apa bedanya virus baru dan lama? Kalau baru kayak COVID, tubuh manusia itu belum tau kayak gimana meresponsnya. Akibatnya kalau menyerang tubuh, tubuh kita bingung bagaimana meresponsnya, sehingga kemungkinan besar risiko fatalitas tinggi," imbuhnya.

Budi menyebut HMPV sudah ada di seluruh dunia. Bahkan, dia berujar, virus tersebut sebenarnya juga akan ditemukan di Indonesia jika diperiksa secara mendalam. Ia menegaskan infeksi HMPV tidak mematikan.

"Itu tidak benar (infeksi hMPV mematikan). Apakah ada di Indonesia? HMPV ini di Indonesia sudah lama, kalau dicek sekarang ada ya ada," pungkasnya.




(iws/iws)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikFood
detikHealth
detikTravel
detikNews
detikHot
detikOto
Sepakbola
Hide Ads