Musisi Nanoe Biroe menyerukan pawai ogoh-ogoh tanpa iring-iringan sound system di Denpasar. Penyanyi lagu berbahasa Bali itu menjelaskan gerakan tersebut tercetus lantaran masih adanya sekaa atau kelompok yang menggunakan sound system saat pawai ogoh-ogoh tahun lalu.
Menurut Nanoe Biroe, penggunaan sound system dengan musik yang bising tidak elok untuk mengiringi pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan. Ia menilai suara sound system yang menggelegar juga menghalangi alunan gamelan baleganjur yang ikut dalam pawai.
"Sosialisasi ogoh-ogoh no sound system ini sekaligus sebagai pengingat bagi kita semua untuk mewujudkan malam pawai ogoh-ogoh yang damai bagi kita semua," ujar Nanoe Biroe dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berambut gimbal itu mulai melakukan sosialisasi ogoh-ogoh tanpa sound system pada Kamis (13/3/2025). Ia akan mendatangi sekitar 100 sekaa teruna untuk menyosialisasikan gerakan ogoh-ogoh tanpa sound system itu.
"Di balik keterbatasan waktu dan hal teknis lain, kami harapkan tujuan mulia sosialisasi ini dapat secara tepat mengena di hati adik-adik sekaa teruna di Denpasar," imbuhnya.
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mendukung sosialisasi ogoh-ogoh tanpa sound system tersebut. Menurutnya, hal ini telah diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2024 tentang Pelestarian Ogoh-ogoh.
"Adanya upaya dari pihak lain seperti seniman tentu akan kami sinergikan bersama melalui spirit vasudhaiva kutumbakam menyama braya, mewujudkan malam pengerupukan tahun saka 1947 bebas sound system," ungka Agus.
(iws/iws)