Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Indonesia pun terkena tarif impor sebesar 32% dan mulai efektif berlaku per 9 April 2025.
Dampak dari kebijakan Trump itu hingga kini masih terasa. Hal itu terlihat dari kondisi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hingga harga emas.
Dilansir dari detikFinance, dolar AS terpantau menguat terhadap rupiah. Data Bloomberg per Senin (7/4/2025) menunjukkan nilai tukar dolar AS sempat mencapai Rp 17.200 sekitar pukul 09.15 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, posisi tersebut hanya bertahan singkat dan pada pukul 14.30 WIB bertengger pada level Rp 16.799. Angka ini naik 147 poin atau 0,88% dari pembukaannya.
Sementara itu, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya juga cenderung menguat. Mata uang Paman Sam naik 0,26% terhadap dolar baru Taiwan dan bertambah 1,02% terhadap peso Filipina. Selain itu, nilai tukar dolar AS terhadap ringgit Malaysia juga menguat 0,69%, kemudian terhadap yuan China naik 0,34%, serta menguat terhadap won Korea Selatan 0,24%.
Di sisi lain, kebijakan Trump itu juga membuat harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 Karat turun cukup dalam pada Senin.Diketahui, harga emas tertinggi sepanjang masa berada di level Rp 1.836.000 per gram. Kini harga emas balik ke level Rp 1,7 jutaan.
Baca juga: Cara Vietnam Hadapi Tarif Impor 46% dari AS |
Satuan harga emas yang terkecil ukuran 0,5 gram berada di angka Rp 929.500. Sementara harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp 17.075.000 dan ukuran emas terbesar yakni 1.000 gram (1 kg) dibanderol Rp 1.698.600.000.
Jika ditarik dalam sepekan terakhir, pergerakan emas Antam terpantau turun di rentang Rp 1.758.000-1.836.000 per gram. Sedangkan dalam sebulan terakhir, pergerakan harga emas terpantau naik dan berada di rentang Rp 1.672.000-1.836.000 per gram.
Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya
(iws/iws)