Proyek light rail transit (LRT) di Bali dipimpin oleh I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara yang menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ). Ari ternyata sempat terjerat kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton pada 2019 saat masih menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali buka suara terkait hal tersebut. Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra memastikan rekam jejak Ari tidak mempengaruhi proyek kereta api cepat itu.
"Secara profesional tidak ada hubungannya kan, ya kan tidak ada hubungannya. Profesionalisme," ujar Indra di Kantor Gubernur Bali, Rabu (11/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kasus Ari dulu tidak ada hubungannya dengan proyek MRT ini. "Itu peristiwa lain ketika menjadi Dirut Garuda ya kan, artinya berkunjung ke luar negeri bawa barang tidak melalui prosedur semestinya. Kan sementara ini pengelolaan sebuah perusahaan besar. Itu dua hal yang berbeda," tutur Indra.
Pemprov Bali, lanjut Indra, melihat latar belakang Ari yang juga orang perbankan dan pernah memimpin maskapai terbesar di Indonesia. Di tambah, PT SBDJ merupakan salah satu anak perusahaan baru di bawah naungan PT Jamkrida Bali Mandara, yakni Bali Development Fund (BDF).
"BDF ini punya salah satu anak perusahaan, jadi cucunya PT Jamkrida Bali Mandara," lanjutnya.
Sejauh ini, Indra menilai mantan Dirut Garuda Indonesia itu dapat mengoordinasi dan mendatangkan investor. Apalagi, proyek ini dikelola penuh oleh swasta, bukan pemerintah.
Pun demikian, Indra berujar, Pemprov Bali akan turut memantau dan mengevaluasi mengingat proyek tersebut merupakan proyek jangka panjang. "Nanti perjalanannya tentu itu ada pengawas. Mereka kan punya roadmap kan, kami pegang roadmapnya. Kalau tidak berjalan sesuai roadmap kita panggil (untuk) evaluasi," tandasnya.
(nor/dpw)