Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif berbasis desa. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menegaskan, kerja sama ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dari akar rumput.
"Supaya masuknya itu mulai dari grassroots (akar rumput), intinya harus mulai dari bawah. Desa-desa, kota-kota. Makanya salah satu yang kita dekati adalah Kemendagri. Kami bisik Pak Tito (Mendagri) dan banyak obrolan mengenai kerja sama ini," ujar Irene saat kunjungan ke Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, Minggu (8/12/2024).
Irene menjelaskan, langkah ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta seluruh kabinet memprioritaskan rakyat kecil. "Seperti kata Pak Prabowo, wong cilik harus diperhatikan. Kami di sektor ekonomi kreatif harus hadir di sana," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai kementerian baru, Irene mengungkapkan bahwa Kemenekraf fokus membangun pondasi awal seperti penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk mempercepat implementasi program. "Sebulan pertama ini kami fokus pada pembangunan fondasi kementerian, termasuk SDM dan struktur organisasi, agar kami bisa bergerak cepat," jelasnya.
Kemenekraf memiliki 17 subsektor yang akan digarap, di antaranya adalah kuliner, fesyen, kriya, film, musik, seni pertunjukan, desain produk, animasi, dan pengembang permainan. Irene juga menyoroti pekerjaan baru seperti e-sport, moderator, dan operator Zoom sebagai peluang besar bagi generasi muda.
"Di ekraf ada banyak pekerjaan baru yang mungkin orang tua kita belum mengenalnya, seperti e-sport, TikTokers, dan moderator virtual. Ini adalah pekerjaan baru bagi anak muda," kata Irene.
Selain itu, Kemenekraf bekerja sama dengan Bappenas dan BPS untuk memetakan kondisi ekonomi kreatif di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memfasilitasi perkembangan pekerjaan baru agar lebih maju dan kompetitif.
"Dan ini yang harus bisa kita lihat bagaimana kami bisa memfasilitasi supaya pekerjaan baru ini bisa lebih maju lagi. Di negara-negara lain mungkin sudah ada, tapi di Indonesia masih kurang. Makanya saya sangat excited banget untuk mengajak anak-anak muda untuk melihat hal ini," pungkasnya.
(dpw/dpw)