Aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat sejak beberapa hari terakhir. Gunung tersebut bahkan mengalami 123 kali erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak kawah selama 24 jam pada Rabu (29/3/2023).
"Teramati 123 kali letusan dengan tinggi 300-700 meter dan warna asap putih, kelabu, dan hitam," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian dalam keterangannya, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: |
Erupsi gunung dengan ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut itu disertai lontaran lava pijar. "Letusan disertai lontaran lava pijar ke segala arah di area puncak dan disertai gemuruh lemah hingga sedang," ujar Stanis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat erupsi terjadi, teramati 15 kali guguran atau longsoran lava di dalam kawah. Stanis mengatakan, aktivitas Gunung Ili Lewotolok saat ini masih status Level II atau Waspada.
Stanis merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah dengan radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok. Demikian pula, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Selain itu, untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok disarankan menggunakan masker pelindung mulut dan hidung. Warga juga dapat menggunakan perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(iws/gsp)