Lima warga dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas akibat tersambar petir. Kelima kasus warga tersambar petir tersebut terjadi dalam kurun dua pekan terakhir.
Terbaru, seorang nelayan bernama Jufri tewas disambar petir saat hendak mengeluarkan air yang tertampung dalam sampannya. Peristiwa nahas yang dialami pria asal asal Desa Darat Pante, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, itu terjadi pada hari pertama di tahun 2025.
"Korban sedang menggayung air di sampannya. Tiba-tiba petir menyambar tubuhnya. Seketika itu korban meninggal dunia," kata Kasi Humas Polres Sikka Ipda Yermi Soludale kepada detikBali, Kamis (2/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jasad Jufri telah dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Pria yang meninggalkan tiga anak ini dimakamkan di Napunggelang, Desa Darat Pante, Kecamatan Talibura, pada Kamis pagi.
"Keluarga korban menolak untuk membuat laporan dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah," ujar Yermi.
Dua Warga Kupang Tewas Tersambar Petir di Sawah
Pada hari yang sama, dua warga Kabupaten Kupang, NTT, juga ditemukan tewas mengenaskan akibat tersambar petir di tengah sawah. Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, sekitar pukul 19.30 Wita pada Rabu.
"Ditemukan dua orang warga Kelurahan Tuatuka dalam keadaan meninggal dunia, diduga akibat tersambar petir," ungkap Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, Rabu malam.
Wirata menuturkan Yefta dan Elgi awalnya pergi ke sawah untuk memindahkan ternak sapi yang lokasinya sekitar 500 meter dari permukiman warga. Tiba di sana, hujan lebat turun disertai petir yang bergelegar. Keduanya tersambar petir hingga meninggal dunia seketika.
Istri Yefta sempat cemas lantaran suaminya tak kunjung pulang. Warga setempat, Chylson Junino Seubelan dan Maric Yerimia Seubelan, kemudian pergi mencari keberadaan Yefta ke persawahan. Betapa kagetnya Chylson ketika melihat Yefta dan Elgi tewas terkapar di area persawahan yang dipenuhi air.
"Keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak diautopsi," tutur Wirata.
Dua Warga Rote Ndao Tewas Tersambar Petir di Sawah
Insiden serupa dialami dua warga di Desa Persiapan Loman, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, dua pekan lalu. Warga bernama Candra Lasor Ndun (53) dan Sefanya Yohanis Lekeama (17) tewas tersambar petir di sawah sekitar pukul 12.00 Wita pada Sabtu (21/12/2024).
"Kejadiannya secara tiba-tiba sehingga para korban tidak berhasil diselamatkan," ungkap Kasubsi Penmas Humas Polres Rote Ndao, Aipda Onny Mbolik, Minggu (22/12/2024).
Onny menuturkan siang itu Candra bersama Rofi Bailao (42) dan Jacob Ndun (52) awalnya sedang membajak sawah. Tiba-tiba hujan deras turun disertai petir. Mereka pun berhenti membajak sawah dan berteduh di sebuah pondok darurat.
Tak lama kemudian, petir menyambar pondok tersebut. Rofi dan Jacob melihat Candra tersungkur. Setelah dicek, ternyata dia sudah meninggal dunia. Jasad Candra langsung dibawa ke rumahnya untuk disemayamkan.
Baca juga: Dua Warga di Rote Ndao Tewas Tersambar Petir |
Sedangkan, korban Sefanya Yohanis Lekeama, awalnya sedang mencangkul di sawah bersama dua temannya, yaitu Rehan Liu (17) dan Bles Menoh (17). Lokasi sawah tersebut juga berada di Desa Persiapan Loman.
Singkat cerita, hujan lebat mengguyur disertai guntur dan petir. Mereka memutuskan untuk berteduh di dalam mobil pikap yang terparkir di pinggir jalan. Tiba-tiba, guntur dan petir kembali bergelegar. Lantaran panik dan ketakutan, mereka bergegas tiarap ke pematang sawah.
Rehan dan Bles bangkit dari tiarapnya setelah gemuruh guntur berakhir. Sementara itu, Sefanya justru tak sadarkan diri sehingga langsung dilarikan ke RSUD Ba'a. Nahas, nyawanya tidak tertolong.
"Para korban murni tewas karena tersambar petir. Keluarga menerima peristiwa tersebut sebagai musibah," pungkas Onny.
(iws/gsp)