Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram telah mengajukan proposal pembangunan riprap kepada Kementerian PUPR. Pembangunan riprap itu bertujuan untuk melindungi 9 kilometer (km) garis pantai di Kota Mataram dari ancaman abrasi.
Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Lale Widiahning masih menunggu respons pemerintah pusat terkait usulan anggaran penanganan abrasi tersebut. Menurut dia, dukungan anggaran senilai Rp 145 miliar hanya mencakup pembangunan riprap atau pemecah gelombang di sepanjang 9 kilometer garis pantai.
Ia memprediksi anggaran penanganan abrasi secara keseluruhan di sepanjang garis pantai itu bisa mencapai Rp 450 miliar. "Jadi, itu (Rp 450 miliar) untuk tanggul, ada riprap juga, kombinasi," ujar Lale di Mataram, Minggu (2/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lale menuturkan, ada beberapa titik di sepanjang 9 kilometer garis pantai di Kota Mataram yang masuk kategori rawan saat cuaca ekstrem. Di antaranya, Kampung Bugis, Ampenan, dan kawasan Mapak Indah, Sekarbela. Bahkan, jalan aspal di kawasan Kampung Bugis rusak akibat gelombang pasang.
"Di Mapak dan eks Pelabuhan Ampenan yang parah," imbuh Lale.
Di sisi lain, ia menyebut penanganan aspal jalan yang diterjang gelombang pasang di Kampung Bugis juga membutuhkan penanganan sekitar Rp 1 miliar. "Itu sudah sama tanggul dan jalannya, karena sudah tergerus sampai fondasi," tandas Lale.
Wali Kota Mataram Mohan Roliskana berharap pemerintah pusat bisa memberi dukungan dana untuk pembangunan riprap atau pemecah gelombang di sepanjang pesisir Mataram. Ia menyebut pembangunan riprap membutuhkan anggaran sekitar Rp 145 miliar.
"Memang kalau riprap ini butuh intervensi dari kementerian. Setidaknya Pemprov NTB bisa mengafirmasi yang jadi harapan kami," ujar Mohan.
Sebelumnya, empat rumah warga di kawasan Bintaro, Ampenan, Mataram, rusak berat akibat diterjang gelombang pasang. Cuaca ekstrem melanda daerah itu sejak sepekan terakhir.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mataram Irwan Rahadi menjelaskan gelombang pasang yang memicu banjir rob terjadi sejak 31 Januari hingga 1 Februari. Panjang area terdampak mencapai kurang lebih 500 meter dengan luas area sekitar 3.500 meter persegi.
"Dari data BPBD Kota Mataram, warga yang terdampak berasal dari RT 03 sampai RT 05 (Lingkungan Bintaro), kurang lebih 35 KK (Kepala Keluarga) yang terdampak air laut setinggi 15 sentimeter (cm)," kata Irwan di Mataram, Minggu.
(iws/iws)