·ÉËÙÖ±²¥

Mahasiswa ITB Ciptakan Lapisan Aspal dengan Limbah Plastik & Sabut Kelapa Sawit

ADVERTISEMENT

Mahasiswa ITB Ciptakan Lapisan Aspal dengan Limbah Plastik & Sabut Kelapa Sawit

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 03 Nov 2022 18:00 WIB
Mahasiswa ITB ciptakan alternatif aspal memanfaatkan limbah plastik dan sabut kelapa sawit
Foto: Dok. ITB/Mahasiswa ITB ciptakan alternatif aspal memanfaatkan limbah plastik dan sabut kelapa sawit
Jakarta -

Empat mahasiswa program studi Teknik Sipil ITB yang menciptakan alternatif untuk lapisan aspal. Dari limbah plastik dan sabut kelapa sawit.

Keempat mahasiswa inovatif ITB tersebut adalah Octaviani Nur Rahmawati, Romi Putra Radiansyah, Dewangga Syahputra, dan Ilyas Bianto.

Octaviani dan kawan-kawan menghadirkan inovasi lapisan aus pada perpetual pavement dengan menggunakan split mastic asphalt. Mereka memanfaatkan limbah plastik dan limbah serbuk sabut kelapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa yang mendorong mereka membuahkan ide tersebut?

Hemat Biaya dan Mengurangi Emisi Karbon

Ide ini berangkat dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas, mahalnya biaya perawatan jalan, dan adanya potensi pemanfaatan limbah. Jenis perkerasan jalan yang mereka buat memiliki bahan aditif berupa limbah plastik jenis high-density polythylene (HDPE) dan limbah serbuk sabut kelapa sawit.

ADVERTISEMENT

Sekelompok mahasiswa ITB yang tergabung dalam Tim Kuy (a+i) itu memodifikasi sifat bitumen supaya memiliki umur lumayan panjang dan mengurangi kebutuhan rekonstruksi. Bitumen sendiri adalah aspal yang terbuat dari minyak tanah.

Minimnya proses perawatan juga akan berdampak pada penghematan biaya dan berkurangnya emisi karbon.

"Kedua, pengurangan limbah berkaitan dengan dampak sosial," kata Romi, salah satu anggota tim tersebut, sebagaimana dikutip dari situs ITB pada Kamis (3/11/2022).

Karya keempat mahasiswa tersebut mengantarkan mereka memperoleh juara pada ajang Think Efficiency 2022 untuk kategori sustainability. Kompetisi diadakan oleh Shell Indonesia dan Energy Academy Indonesia (ECADIN).

Di samping itu, Romi mengatakan bahwa inovasi mereka bisa mengajak rekan-rekan yang bergerak di bagian pengepul limbah. Menurut observasi Romi dan tim, modifikasi lapisan aus mempunyai poin posting pada sisi keselamatan. Lapisan aspal tersebut dapat mengurangi kejadian slip dikarenakan perbaikan microtexture dan macrotexture yang meningkatkan nilai kekesatan di permukaan aspal.

Setelah mengikuti kompetisi Shell Indonesia dan ECADIN, keempat mahasiswa ITB ini akan terus mengembangkan penelitiannya. Mereka berharap bisa berkonsultasi secara intens dengan para ahli bidang perkerasan jalan.

Konsultasi dinilai sangat penting karena standardisasi yang berkaitan dengan riset mereka, masih belum ada di negeri ini.




(nah/nwk)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikHot
detikHealth
detikFood
detikFinance
detikTravel
detikNews
detikInet

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads