Penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog di Berenike sebuah kota pelabuhan Mesir kuno dekat Laut Merah menemukan patung Buddha setinggi dua kaki atau sekitar 60 cm.
Berenike terletak sekitar 900 km di sebelah selatan ibu kota Mesir, Kairo. Penemuan ini diperkirakan dapat menyoroti hubungan perdagangan antara India dengan bangsa Romawi.
Penemuan Artefak Buddha yang Berbahan Dasar Marmer
Artefak Buddha yang ditemukan memiliki detail gaya yang kemudian disimpulkan oleh peneliti bahwa peninggalan tersebut dibuat di Alexandria sekitar abad ke-2 SM seperti yang dituliskan dalam laman Smithsonian Magazine.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patung Buddha tersebut memberikan bukti akan perdagangan yang dilakukan antara Romawi Kuno dan India. William Dalrymple, dari New York Review of Books, mengungkapkan bahwa artefak ini menjadi Buddha pertama yang ditemukan di sebelah barat Afghanistan.
Peninggalan tersebut terbuat dari marmer Mediterania yang dilengkapi dengan mahkota mengelilingi kepala patung serta dilapisi sinar matahari.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam pernyataannya mengungkapkan bentuk mahkota dan sinar tersebut memiliki makna untuk menunjukkan pikiran yang bersinar.
Selain temuan patung Buddha, terdapat temuan lain yang juga menunjukkan terhubungnya kekaisaran Romawi dengan dengan India Kuno. Salah satunya ialah prasasti dalam bahasa Sanskerta yang berasal dari masa pemerintahan Kaisar Marcus Julius Philippus atau Phillip si Arab.
Temuan-temuan tersebut membantu kita untuk mengetahui peran unik yang dimainkan oleh Mesir yang merupakan pusat rute perdagangan.
"Terletak di pusat rute perdagangan yang menghubungkan Kekaisaran Romawi dengan banyak bagian dunia kuno" ungkap kementerian purbakala Mesir.
Sekilas Terkait Berenike, Pelabuhan Terbesar di Mesir
Pemerintah Mesir menyebut Berenike yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Mesir berdiri sekitar abad ke-3 SM dan dikuasai oleh Romawi. Sayangnya, pelabuhan ini ditinggalkan pada abad ke-6 SM.
Penggalian yang dilakukan di Berenike merupakan kerja sama antara Amerika dan Polandia. Tim Amerika dipimpin oleh Steven Sidebotham, sejarawan dari Universitas Delaware sedangkan tim Polandia dipimpin oleh Mariusz Gwiazda, seorang arkeolog dari Universitas Warsawa.
Sidebotham telah melakukan penggalian sejak tahun 1994. Ia dan timnya terus menggali terkait sejarah pelabuhan yang kini telah ditinggalkan di Laut Merah meskipun di tengah kekuatan politik yang selalu berubah serta kekurangan anggaran.
Pada tahun 1999, para arkeolog menemukan sebuah botol yang berisi sekitar 7,7 kilogram biji lada hitam tertanam di lantai halaman kuil di Berenike, berasal dari abad ke-1 serta pada masa itu hanya dapat tumbuh di India barat daya.
Penemuan tersebut dituliskan oleh Ann Manser dalam majalah penelitian Universitas Delaware pada tahun 2011.
"Kita sering mendengar tentang globalisasi hari ini, tetapi ada 'ekonomi global' yang menghubungkan Eropa, Afrika, dan Asia selama abad pertama era Kristen, dan kota Berenike adalah contoh yang sempurna dari itu." tutur Sidebotham dalam publikasi tersebut.
(pal/pal)