Lukisan kuno Tudor ditemukan di ruang loteng Universitas Cambridge, Inggris. Karya seni tersebut diperkirakan sudah berada 300 tahun di sana.
Jejak-jejak garis bantu lingkaran di atas lapisan plester halus masih tampak. Di atasnya, dilukis lambang mawar merah.
Berdasarkan penelusuran arsip pihak kampus, lukisan dinding tersebut terakhir tampak oleh umum sekitar tahun 1738. Kendati lokasi di loteng membuatnya terjaga utuh selama ratusan tahun, kondisinya rapuh, dikutip dari laman Christ's College, University of Cambridge.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukisan tersebut akan direstorasi oleh ahli dan disimpan kembali. Pihak kampus berencana tidak akan menampilkannya untuk umum.
"Setelah restorasi dasar, kami akan menyimpan lukisan-lukisan itu sekali lagi, sebuah kapsul waktu yang mungkin akan ditemukan dalam 300 tahun ke depan," kata Simon, Lord McDonald dari Salford .
Lukisan Mahkota di Loteng Kampus
![]() |
Lukisan dinding abad pertengahan tersebut berisi tiga mahkota berlatar putih polos di atas tiga objek. Pertama, portcullis (pintu berat di area masuk kastil) di kiri. Kedua, mawar merah Lancastrian di tengah. Ketiga, diperkirakan fleur -de-lis (bunga lili).
Lukisan tersebut semula ditemukan saat restorasi ruang kampus Christ's College berlangsung. Kampus itu sendiri awalnya berdiri sebagai Rumah Tuhan pada tahun 1347, lalu pindah ke lokasi saat ini pada tahun 1448.
Rumah Tuhan itu kemudian dialih fungsinya sebagai Christ's College pada tahun 1505 oleh ibu Raja Henry VII, Lady Margaret Beaufort. Portcullis di gambar sisi kanan merupakan lambang keluarga Beaufort.
Branding Keluarga Kerajaan
![]() |
"Temuan ini sangat menarik dan tidak biasa, mengungkapkan cara Perguruan tinggi merayakan dan mengiklankan dukungan kerajaan di awal abad ke-16, saat awal mula pendirian ulangnya sebagai kampus," kata sejarawan seni Universitas Cambridge, Dr Christina Faraday.
Faraday merupakan ahli dengan kekhasan budaya material dan visual Tudor. Ia berpendapat, Lady Margaret yang berkuasa, saleh, dan gemar memberi beasiswa menggunakan lukisan dinding sebagai cara pintar visual branding khas keluarganya ke wilayah di luar istana.
Henry VII, putranya, tidak menunjukkan kekuasaan di takhtanya. Namun menurut Faraday, Henry VII juga menggunakan simbol visual seperti ibunya untuk menunjukkan kekuasaan sebagai raja.
Oleh karena itu, simbol mahkota yang terlukis di dinding ruang loteng itu kelak dipertahankan turun-temurun sebagai identitas Christ's College sampai sekarang. Faraday menuturkan, lukisan Abad pertengahan itu adalah contoh awal 'pemasaran' Tudor.
"Lukisan dinding ini menunjukkan sejarah panjang dari hal yang kita kira adalah fenomena modern saja," tuturnya .
Simbol-simbol Branding
![]() |
Faraday menjelaskan, mawar merah Lancastrian di lukisan tersebut lazim dikira lambang salah satu pihak di Wars of the Roses. Namun menurutnya, Henry VII membuatnya setelah kemenangan sebagai padanan mawar putih York.
Ia menambahkan, mawar Tudor merupakan simbol bersatunya House of Lancaster dan House of York setelah Henry VII menikah dengan Elizabeth of York pada tahun 1486. Lambang mawar kelak tersebut juga digunakan anak-anak mereka.
Sementara itu, fleur -de-lis pada dasarnya merupakan lambang kerajaan Prancis yang menandakan kesempurnaan, cahaya, dan kehidupan. Faraday mengatakan, fleur -de-lis juga sudah dipakai raja-raja Inggris sejak zaman Edward III saat mereka juga mengaku sebagai raja Prancis.
Lukisan sepanjang 6 meter itu kini sebagian tertutup kayu. Lukisan dinding di masa itu dinilai relatif murah dan sekali pakai, sehingga lazimnya tidak dirawat.
Namun lukisan yang tidak sengaja ditemukan itu menurut Faraday mampu mengungkapkan tentang seni dan sejarah Tudor dengan cara yang tidak biasa.
(twu/faz)