Para peneliti menemukan Patung Pasir "Ikan Pari" di pantai selatan Afrika. Dari temuan ini, muncul spekulasi bahwa keberadaannya merupakan bagian perkembangan seni zaman prasejarah.
Dalam sebuah studi baru, para peneliti di Nelson Mandela University menyimpulkan bahwa objek tersebut dibuat sebagai patung pasir untuk menggambarkan ikan pari biru (Dasyatis chrysonata).
Seperti Mencetak Istana Pasir
![]() |
Tim peneliti melapisi gambar ikan pari biru dengan objek berbatu tersebut. Rupanya, keduanya memiliki proporsi yang sangat cocok, seperti yang dilaporkan dalam jurnal Rock Art Research.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kaitannya dengan teori, para peneliti menyatakan bahwa manusia prasejarah telah menemukan ikan pari di sepanjang pantai. Mereka lalu menjiplaknya menjadi sebuah patung, seperti anak kecil yang membuat istana pasir.
Charles Helm, peneliti dari Pusat Palaeosains Pesisir Afrika, Universitas Nelson Mandela, mengatakan kepada IFLScience bahwa ini satu-satunya contoh yang pernah diidentifikasi. Namun, ia berharap akan ada lebih banyak lagi contoh yang muncul.
Mengapa Ikan Pari?
Peneliti memperkirakan sejumlah alasan mengapa orang prasejarah membuat patung pasir berbentuk ikan pari.
"Pertama, bentuknya yang relatif datar. Kedua, dapat dijadikan sebagai sumber makanan. Ketiga, berpotensi mematikan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sehingga ditakuti sekaligus dihormati," jelas Helm.
Transisi dari Seni Abstrak ke Figuratif
Sebuah karya seni yang mengacu pada dunia nyata dan diakui sebagai contoh seni figuratif tertua saat ini adalah lukisan babi berusia lebih dari 45.500 tahun. Lukisan gua ini ditemukan di Sulawesi, Indonesia.
Keberadaan patung pasir ikan pari dari 130.000 tahun ini diperkirakan menjadi bukti transisi dari seni abstrak ke seni figuratif. Seni gua, yang menjadi bagian seni figuratif, baru populer pada 40.000 tahun lalu.
(twu/twu)