·ÉËÙÖ±²¥

Dipertanyakan Ilmuwan, Bagaimana Homo Sapiens Muncul di Afrika?

ADVERTISEMENT

Dipertanyakan Ilmuwan, Bagaimana Homo Sapiens Muncul di Afrika?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 06 Jun 2024 08:30 WIB
Africa Continent
Foto: iStockphoto/Burak Can Oztas/ilustrasi benua Afrika
Jakarta -

Homo sapiens adalah jenis manusia purba yang cerdas dan menjadi satu-satunya genus Homo yang bertahan lama, sementara yang lain punah. Tapi, bagaimana bisa spesies ini menyebar hingga Afrika?

Manusia purba telah berevolusi hingga menghasilkan banyak keragaman pada genetik manusia modern. Nenek moyang kita dari genus Homo lainnya, yakni Homo erectus diketahui tinggal di wilayah Afrika, Asia, dan Eropa.

Besar kemungkinannya, keturunan homo heidelbergensis juga tinggal di tempat yang sama. Homo heidelbergensis ini menghasilkan tiga kelompok manusia purba yang berbeda di lokasi yang berbeda, yaitu Neanderthal di Eurasia, Denisovan di Asia, dan homo sapiens di Afrika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Homo sapiens (manusia modern), muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu. Namun, persebaran Homo sapiens hingga ke Afrika masih dipertanyakan.

"Pertanyaan homo sapiens muncul di Afrika bernilai mahal," ujar Brenna Henn, ahli genetika populasi di University of California, Davis, dikutip dari Live Science.

ADVERTISEMENT

Bagaimana Homo Sapiens Muncul di Afrika?

Untuk menjawab hal ini, peneliti mengkaji proses evolusi pertama homo sapiens. Sebuah jurnal yang terbit di Nature pada 1987, telah menelusuri seluruh DNA mitokondria Homo sapiens hingga ke satu populasi di Afrika yang hidup antara 200.000-150.000 tahun yang lalu.

Henn dan para ilmuwan lain menentang gagasan jika hanya satu populasi yang melahirkan Homo sapiens. Ketika Homo sapiens muncul, nenek moyang Homo sapiens terbesar di puluhan populasi khusus di seluruh Afrika.

Mereka menemukan kemungkinan setidaknya dua dari populasi induk ini merupakan pencetus Homo sapiens. Para peneliti mengusulkan meskipun hidup terpisah selama ribuan tahun, individu-individu ini tetap berinteraksi dan bercampur di suatu titik, membentuk populasi leluhur yang akhirnya menjadi spesies kita.

Hasil studi mereka diterbitkan tahun 2023 di jurnal Nature.

Tanda-tanda Evolusi Homo Sapiens

Peneliti menjelaskan, tanda-tanda evolusi Homo sapiens dapat dilihat melalui ekologi di benua Afrika yang beragam dan percampuran berbagai populasi.

"Seluruh keragaman genetik atau perilaku yang kita miliki dapat memfasilitasi paket kompleks yang memungkinkan Homo sapiens berkembang seperti sekarang ini," ungkap Henn.

Profesor Paleoantropologi dan Direktur Asosiasi di Institute of Human Origins di Arizona State University, Curtis Marean, mengungkapkan bahwa para ilmuwan masih berbeda pendapat mengenai apakah satu atau beberapa populasi kecil yang memunculkan Homo sapiens.

Kedua teori ini lebih diterima dibandingkan hipotesis pan-Afrika yang lebih baru, yang berpendapat bahwa manusia berevolusi pada waktu yang sama di seluruh benua Afrika.

"Hipotesis pan-Afrika tidak sesuai dengan teori apapun yang kita miliki tentang bagaimana evolusi terjadi," ujar Marean.

Pendapat Marean sama dengan Henn mengenai luas wilayah Afrika kemungkinan besar menciptakan keragaman genetik, yang mendukung perkembangan kognisi tingkat lanjut dan kemampuan kerja sama sosial pada Homo sapiens.

"Semakin banyak variasi genetik yang dimiliki manusia purba, maka semakin tinggi kemungkinan manusia dapat mengembangkan sesuatu yang menarik," tambah Marean.

Faktor yang Menyebabkan Homo Sapiens Tidak ke Eropa dan Asia

Menurut peneliti, kemungkinan Homo sapiens tidak menyebar ke Eropa dan Asia adalah karena iklim Afrika yang lebih hangat dan memberi homo sapiens keuntungan.

Akan tetapi, Homo sapiens di Afrika akan kehilangan sedikit wilayah jelajahnya karena periode glasial. Periode tersebut terjadi setiap 100.000 sekali dan akan membuat hominid Eurasia tertutup es.

Dengan wilayah yang lebih terhubung, homo sapiens memiliki lebih banyak ruang untuk berkembang dan berinteraksi satu sama lain, yang memunkinkan terjadinya lebih banyak pertukaran gen.

Marean menegaskan bahwa semua ini masih bersifat teoritis dan masih terdapat banyak hal yang perlu diketahui seperti mana saja populasi yang berkembang menjadi homo sapiens dan apakah bahasa memainkan peran dalam perkembangan kognitif homo sapiens.

Ia berharap penelitian pada masa mendatang akan mengeksplorasi pernyataan-pernyataan itu.




(faz/faz)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikHot
Sepakbola
detikInet
Sepakbola
Wolipop
detikTravel
detikHealth

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads