Sendawa merupakan hal lazim yang dilakukan manusia usai makan, termasuk bayi dan anak-anak. Namun baru-baru ini, peneliti coba mencari cara untuk menghentikan anak sapi sendawa. Kenapa, ya?
Sendawa adalah peristiwa saat gas keluar dari saluran pencernaan bagian atas melalui mulut. Sendawa biasa disertai suara khas.
Sendawa Anak Sapi
Rupanya, mikroba dalam usus sapi mengubah hidrogen menjadi metana, yaitu salah satu gas rumah kaca yang kuat. Seekor sapi bisa sendawa sebanyak 100 kg gas rumah kaca per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer Bumi yang menyerap dan memancarkan radiasi panas, berfungsi seperti kaca yang menahan panas di atmosfer.
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Dampak perubahan iklim sendiri antara lain naiknya permukaan laut, cuaca ekstrem dan potensi risiko bencana hidrometeorologinya, serta menurunnya keanekaragaman hayati.
Profesor Ilmu Hewan University of California (UC) Davis Ermias Kebreab menjelaskan, metana merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap perubahan iklim setelah karbon dioksida. Metana bisa terurai lebih cepat dari CO2, tapi lebih kuat.
"Hampir setengah dari peningkatan suhu (global) yang kita alami sejauh ini disebabkan oleh metana," kata Kebreab sebagaimana dilaporkan AFP, dikutip dari Phys.org.
Kebreab mengatakan, ada potensi untuk mengatasi dampak metana pada suhu global saat ini. Sebab, kendati bertahan di atmosfer sampai 12 tahun, CO2 bahkan bertahan sampai berabad-abad.
"Kalau kita mulai mengurangi metana sekarang, kita sebenarnya bisa melihat dampaknya terhadap suhu sangat cepat," ucapnya.
Mencegah Anak Sapi Sendawa Metana
Di sinilah Thing 1, anak sapi usia 2 bulan, dilibatkan dalam proyek penyelamatan Bumi dari UC Davis dan Institut Genomik Inovatif (IGI) UC Berkeley. Peneliti coba mengembangkan pil yang bisa mengubah bakteri usus sapi agar tidak atau tidak banyak mengeluarkan metana.
Peneliti pascadoktoral UC Davis, Paulo de Meo Filho mengarahkan selang panjang ke dalam mulut dan turun ke perut Thing 1. Filho memakai tabung untuk mengambil cairan dari rumen Thing 1, yaitu kamar lambung pertama pada sapi berisi makanan yang sudah dicerna sebagian.
Cairan rumen Thing 1 kemudian digunakan peneliti untuk mempelajari mikroba yang mengubah hidrogen di saluran pencernaan jadi metana. Gas ini tidak dicerna oleh sapi, tetapi dikeluarkan kembali lewat mulut dengan sendawa.
Rencananya, peneliti akan mengenalkan mikroba hasil rekayasa genetika ke sapi. Mikroba baru ini akan menyerap hidrogen dan mematikan bakteri penghasil metana di dalam perut sapi.
"Kita tidak bisa memangkas produksi metana hanya dengan mematikan bakteri penghasilnya. Kalau begitu, hidrogen bisa menumpuk dalam perut hewan dan membahayakannya," jelas Matthias Hess, yang mengelola laboratorium UC Davis.
Di samping itu, Thing 1 dan anak-anak sapi lain diberi pakan yang dilengkapi rumput laut untuk mengurangi produksi metana di perutnya.
Mendukung Konsumsi Daging Merah di Indonesia
Kebreab sendiri menolak penyelamatan Bumi dari metana dengan cara mengurangi konsumsi daging merah. Ia menilai, hal ini lebih cenderung berhasil di negara maju dengan orang-orang dewasa yang sehat.
Sedangkan di negara-negara seperti Indonesia, sambungnya, pemerintah tengah berupaya meningkatkan produksi daging dan susu karena 20 persen anak-anak di bawah 5 tahun mengalami stunting atau pertumbuhan terhambat.
"Kita tidak bisa melarang mereka makan daging," kata Kebreab.
(twu/nwk)