·ÉËÙÖ±²¥

Ada Jejak Kaki Hominin di Dekat Danau, Bukti Manusia Purba Hidup Berdampingan

ADVERTISEMENT

Ada Jejak Kaki Hominin di Dekat Danau, Bukti Manusia Purba Hidup Berdampingan

Hani Muthmainnah - detikEdu
Jumat, 20 Des 2024 08:30 WIB
Fosil jejak hominin di dekat Danau Turkana, Kenya
Foto: Kevin Hatala/Chatham University/Fosil jejak hominin di dekat Danau Turkana, Kenya
Jakarta -

Manusia modern yang berasal dari berbagai tempat bisa hidup berdampingan dan menempati wilayah tertentu. Namun, bagaimana dengan manusia purba zaman dulu? Apakah mereka hidup berdampingan meski beda spesies?

Pertanyaan ini bisa dijawab, salah satunya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rutgers University di Amerika Serikat. Dalam sebuah penelitian baru, terdapat penemuan fosil jejak hominin yang berasal dari spesies manusia purba berbeda di dekat Danau Turkana, Kenya.

Fosil tersebut ditemukan pada 2021 oleh sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh Louise Leakey, cucu dari Louis Leakey, seorang ilmuwan terkenal di bidang antropologi. Saat itu, tim yang terdiri dari warga lokal menemukan jejak-jejak di permukaan setelah hujan lebat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menemukan jejak burung raksasa, lalu jejak kami hominin pertama," ujar Richard Loki, salah satu penggali dari tim tersebut, dikutip dari laman resmi Rutgers University.

Jejak kaki yang ditemukan tersebut menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut mungkin bertemu di tempat yang sama dalam rentan waktu yang hampir bersamaan.

ADVERTISEMENT

Jejak Milik Siapa?

Peneliti mengatakan bahwa penemuan tersebut menjadi bukti pertama yang menunjukkan bahwa dua spesies hominin yang berbeda, yakni Homo erectus dan Paranthropus boisei, kemungkinan besar hidup berdampingan lebih dari satu juta tahun yang lalu.

"Keberadaan mereka di permukaan yang sama dalam waktu yang berdekatan menempatkan kedua spesies tersebut di tepi danau, menggunakan habitat yang sama," kata Craig Feibel, profesor di Rutgers University.

"Gagasan bahwa mereka hidup sezaman mungkin tidak mengejutkan. namun, ini adalah pertama kalinya hal itu dibuktikan. Saya pikir itu sangat penting," tambahnya.

Penulis utama studi ini dan profesor biologi di Universitas Chatham, Kevin Hatala, menjelaskan bahwa analisis jejak kaki memberikan petunjuk tentang bagaimana manusia purba bergerak di lingkungan mereka dan berpotensi berinteraksi dengan spesies lain.

Penemuan ini tidak hanya menjadi bukti, tetapi juga mengungkap pola pergerakan dan interaksi spesies purba tersebut.

Menurut Feibel, meskipun kedua spesies ini hidup berdampingan, tidak banyak yang diketahui tentang bagaimana mereka berinteraksi secara budaya atau reproduktif. Namun, alasan mengapa Paranthropus boisei punah setelah beberapa ratus ribu tahun, sedangkan Homo erectus bertahan lebih lama, masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

Akan Dianalisis Lebih Lanjut

Para ilmuwan menggunakan teknologi canggih untuk mempelajari jejak kaki ini, termasuk pencitraan 3D yang memungkinkan mereka untuk menganalisis lebih dalam.

"Tim menggunakan teknologi pencitraan 3D yang canggih untuk menciptakan cara yang baru dalam mengamati jejak kaki. Ini membantu kita memahami evolusi manusia dan peran kerja sama serta persaingan dalam membentuk perjalanan evolusi kita," papar Rebecca Ferrel dari National Science Foundation.

Kini, bagi para ilmuwan, jejak kaki fosil ini juga memberi bukti tentang perilaku manusia purba. Berbeda dengan fosil tubuh, seperti tulang dan gigi, jejak kaki adalah contoh dari "fosil jejak" yang menunjukkan kegiatan atau perilaku bukan bagian dari organisme itu sendiri.

"Ini membuktikan tanpa keraguan bahwa bukan hanya satu, tetapi dua hominin berbeda berjalan di permukaan yang sama secara harfiah dalam hitungan jam satu sama lain," tutur peneliti.




(faz/faz)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikHealth
detikInet
detikTravel
detikNews
detikOto
detikHot
detikFood

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads