Kelelahan sopir merupakan salah satu penyebab kecelakaan kendaran. Dalam pencegahannya, peneliti BRIN menciptakan alat untuk mendeteksi kelelahan sopir tersebut.
Investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan 80 persen penyebab kecelakaan di jalan tol disebabkan oleh kelelahan pengemudi. Pada April lalu, salah satu bus alami kecelakaan akibat sopir kelelahan hingga microsleep.
Alat pendeteksi kelelahan sopir ini merupakan hasil kolaborasi Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN berkolaborasi dengan Universitas Mercu Buana. Mereka mengembangkan alat pendeteksi menggunakan artificial intelligence.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mendeteksi kelelahan dan aktivitas distraktif pengemudi, alat ini juga bisa merekam video beberapa saat sebelum dan sesudah kejadian untuk keperluan investigasi.
![]() |
Periset Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN, Yoppy, mengatakan jika alat ini dapat meminimalisir kecelakaan akibat kelelahan sopir. Alat tersebut tengah didorong untuk produksi massal.
"Kami sedang mengembangkan alat tersebut menjadi bentuk yang lebih compact dan integrated supaya lebih siap produksi massal," ujar Yoppy dalam Instagram @brin_indonesia, Kamis (27/6/2024).
Lebih lanjut, alat deteksi kelelahan sopir dan pembatas kecepatan berbasis kontrol internet telah mendapatkan paten nomor IDP000087864.
Cara Kerja Alat Pendeteksi Kelelahan Sopir
1. Kontroler utama memantau pengemudi melalui kamera dengan algoritma Jaringan Syaraf Tiruan/Artificial Neural Network
2. Saat kendaraan bergerak dengan kecepatan lebih dari 5 km/jam, deteksi aktivitas mulai bekerja.
3. Sistem akan memberikan peringatan jika pengemudi mengantuk atau melakukan aktivitas distraktif, seperti menggunakan handphone.
4. Terdapat sensor untuk mendeteksi benturan dan kecelakaan.
5. Hasil deteksi (foto, video, posisi, kecepatan) disimpan dan dikirim ke website monitoring.
Penambahan Fitur
Fitur tambahan yang sedang dikembangkan adalah deteksi pandangan kamera yang tertutup dan sistem penilaian pengemudi otomatis menggunakan deteksi wajah.
Selain untuk mengurangi risiko kecelakaan, alat ini juga membantu manajemen armada untuk evaluasi kinerja pengemudi. Pengembangan alat terus dilakukan melalui teknologi ai dan IoT (Internet of Things).
(nir/nwy)