Pemerintah mencanangkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis pada anak usia sekolah dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Apa saja yang akan diperiksa?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan cek kesehatan gratis untuk anak sekolah berusia 6-18 tahun tidak dilakukan pada saat siswa tersebut ulang tahun.
Menurut, mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, pemeriksaan akan dilakukan saat masuk tahun ajaran baru 2025/2026 di bulan Juli. Cek kesehatan tersebut digelar di sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan ini menyasar sekitar 53 juta pelajar di seluruh Indonesia di hampir 400 ribu sekolah dan madrasah dari berbagai jenjang.
"Khusus untuk anak sekolah ini, kalau semua di puskesmas dan klinik enggak muat," ujar Budi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri secara online pada Senin, (20/1/2025).
Ia melanjutkan,"Di mana? Di sekolah. Gitu kan lebih gampang buat teman-teman di daerah, lebih gampang buat Kemenkes jadi enggak penuh tuh Puskesmas ya."
Apa Saja Jenis Pemeriksaan untuk Anak Sekolah?
SD
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Jiwa
- Gizi
- Hati (Hepatitis B)
- Tekanan Darah
- Tuberkulosis
- Merokok (Kelas 5-6)
- Tingkat Aktivitas Fisik (Kelas 4-6)
- Gula Darah
SMP
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Jiwa
- Gizi
- Hati (Hepatitis B dan C)
- Tekanan Darah
- Tuberkulosis
- Merokok
- Tingkat Aktivitas Fisik
- Gula Darah
- Talasemia (kelas 7)
- Anemia Remaja Putri (kelas 7)
SMA
- Telinga
- Mata
- Gigi
- Jiwa
- Gizi
- Hati (Hepatitis B dan C)
- Tekanan Darah
- Tuberkulosis
- Merokok
- Tingkat Aktivitas Fisik
- Gula Darah
- Anemia Remaja Putri (kelas 10)
Menkes Budi menjelaskan untuk siswa SMP kelas 7 ditambahkan tes talasemia yang merupakan tes sekali seumur hidup. Pasalnya angka kasus talasemia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan.
Talasemia adalah penyakit keturunan atau kelainan genetik akibat kelainan sel darah merah. Penderita penyakit ini harus melakukan transfusi darah sepanjang usianya.
Dikutip dari laman Kemenkes, talasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat. Seorang pembawa sifat talasemia secara kasat mata tampak sehat atau tidak bergejala, hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin.
Penyakit tersebut bisa dicegah melalui deteksi dini. Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi pembawa sifat talasemia agar tidak terjadi perkawinan sesama pembawa sifat.
(pal/nwk)