ֱ

13 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia

13 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia

Nilam Isneni - detikHikmah
Jumat, 17 Mar 2023 14:01 WIB
Warga padusan di Umbul Sungsang, Boyolali, Rabu (16/5/2018).
Ilustrasi tradisi menyambut Ramadan di Indonesia. Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
Jakarta -

Dalam hitungan hari, bulan Ramadan akan segera tiba. Seluruh umat Islam di dunia akan menyambutnya dengan suka cita. Tidak terkecuali di Indonesia, berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi menyambut Ramadan yang berbeda-beda.

Menurut sebuah hadits, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم- « أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَك فرض الله عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Telah datang kepada kalian Ramadhan bulan penuh berkah (syahrun mubarokun), Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya." (HR An-Nasai dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Kitab Shahih Al-Jami')

Ramadan menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia, mengingat hanya datang sekali dalam setahun maka para muslim tidak ingin melewatkannya begitu saja tanpa memberikan sambutan yang luar biasa.

ADVERTISEMENT

Tradisi Menyambut Ramadan

1. Meugang (Aceh)

Melansir detikSumut di ujung Pulau Sumatera terdapat suatu tradisi menyambut Ramadan yang disebut dengan meugang. Meugang dilakukan oleh masyarakat Aceh dengan cara menyembelih kambing, kerbau, atau bahkan sapi sebelum memasuki bulan puasa.

Menurut cerita, tradisi yang dilakukan di daerah yang berjulukan Serambi Mekah ini telah ada sejak 1400 Masehi.

2. Marpangir (Sumatera Utara)

Selanjutnya, di beberapa daerah di Sumatera Utara seperti Asahan dan Padangsidimpuan, terdapat tradisi marpangir. Marpangir dilakukan masyarakat setempat sebelum menyambut Ramadan.

Makna marpangir sebagai tradisi menyambut Ramadan diartikan sebagai bentuk pembersihan diri. Dalam pelaksanaannya marpangir diperlukan ramuan seperti bunga-bunga dan jeruk purut.

3. Malamang (Sumatera Barat)

Secara harfiah, malamang adalah tradisi menyambut Ramadan dengan membuat lemang. Nantinya, tradisi ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bahan masakan, seperti ketan, santan, daun pisang dan bambu. Bahan-bahan itu nantinya dimasak dengan api membara seperti membuat lemang pada umumnya.

4. Pacu Jalur (Riau)

Masyarakat Riau menyambut Ramadan dengan tradisi pacu jalur. Tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1900-an.

Biasanya tradisi ini diadakan di Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan kapal panjang yang digerakkan beberapa orang dewasa. Nantinya, setiap peserta akan bertanding menuju garis akhir dan para pemenang akan dilombakan hingga mendapatkan juara.

5. Bebantai (Jambi)

Tradisi menyambut Ramadan ini diartikan sebagai tradisi membantai atau memotong hewan seperti kerbau dan sapi dalam rangka menyambut datangnya Ramadan. Pelaksanaan bebantai juga dikenal sangat beragam, mengenai pelaksanaannya tradisi ini bisa dilakukan oleh lembaga keagamaan, perkumpulan masyarakat, dan perseorangan.

6. Ziarah Kubro (Sumatra Selatan)

Kegiatan ziarah ini merupakan kegiatan zirah yang dilakukan secara massal ke makam-makam para ulama dan pendiri kesultanan Palembang Darussalam, atau kerap juga disebut 'waliyullah'.

Bukan hanya itu, ziarah kubro ini juga hanya dilakukan bagi laki-laki masyarakat Sumatera Selatan. Nantinya, para laki-laki yang berziarah akan beramai-ramai menuju makam ulama yang telah ditentukan. Tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan di sejumlah daerah seperti Palembang, Kawah Tekurep, Seberang Ulu, Kambang Koci 5 Ilir, dan sebagainya.

7. Belangiran (Lampung)

Secara harfiah, belangiran ini merupakan suatu tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan dengan cara mandi suci. Tradisi ini dilakukan secara komunal bagi masyarakat Lampung. Di mana masyarakat Lampung yang melaksanakan belangiran akan mandi dengan syarat air langir, bunga tujuh rupa, setanggi, dan daun pandan.

8. Nyorog (DKI Jakarta)

Masyarakat Betawi, DKI Jakarta, memiliki tradisi nyorog dalam rangka menyambut Ramadan. Mengutip buku Ramadhan, Maaf Kami Masih Sibuk karya Rifa'i Rif'an,tradisi ini yaitu memberi bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua.

Tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan secara turun-temurun. Meskipun, saat ini istilah nyorog sudah mulai menghilang namun kebiasaan mengirim bingkisan makanan sampai sekarang masih tetap terpelihara.

9. Papajar (Jawa Barat)

Melansir detikEdu, papajar merupakan salah satu tradisi menyambut Ramadan yang ada di provinsi Jawa Barat. Biasanya tradisi papajar ini dilakukan oleh masyarakat muslim di daerah Sukabumi dan Cianjur.

Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16. Biasanya turut diisi dengan rekreasi dan makan-makan sepekan sebelum berpuasa.

Papajar berasal dari kata "mapag pajar", dalam bahasa Sunda istilah ini cukup tua untuk menyambut kemunculan sesuatu, misalnya srangege ti langit, tangara raja papajar, dan lain sebagainya.

Diidentikkan dengan fajar karena papajar ini merupakan sambutan untuk terbitnya bulan Ramadan. Dalam kegiatan ini, biasanya keluarga membawa makanan sambil menggelar tikar dan makan-makan bersama.

10. Padusan (Yogyakarta)

Masyarakat Yogyakarta menyambut Ramadan dengan padusan. Disebutkan dalam Ensiklopedia Islam karya Hafidz Muftisany, padusan adalah berduyun-duyun membasuh atau mandi di sumur atau sumber-sumber mata air. Tradisi ini juga dilakukan masyarakat Jawa Tengah.

11. Tabuh Bedug (Jawa Tengah)

Tradisi menyambut Ramadan yang satu ini digelar dengan bersholawat serta menabuh bedug itu sebagai tanda sukacita menyambut datangnya bulan Ramadan.

Kegiatan ini dilakukan oleh peserta yang berjalan sambil bersholawat di kompleks Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah. Kemudian peserta menabuh bedug di atas menara saat prosesi Tabug Bedug Blandrangan.

12. Beli Emas (Jawa Timur)

Tradisi menyambut Ramadan yang satu ini berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Melansir detikJatim, masyarakat akan belanja perhiasan emas menyambut bulan suci tersebut. Kebiasaan ini akan semakin tinggi menjelang lebaran.

13. Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) yang telah dilakukan secara turun temurun dengan mengharapkan keberkahan dari Sang Pencipta.

Tradisi mattunu solong dilakukan dengan beramai-ramai menyalakan pelita (cahaya). Pelita yang telah ditempatkan pada seluruh bagian rumah, di antaranya pagar, halaman, anak tangga, pintu masuk hingga dapur.

Melalui tradisi ini, merupakan wujud ungkapan harapan kepada Tuhan yang Maha Esa agar senantiasa memberi kesehatan dan umur panjang. Sehingga tahun depan bisa kembali menunaikan ibadah puasa.




(kri/kri)

Berita ֱLainnya
Wolipop
detikHot
detikHealth
detikTravel
detikOto
detikInet
detikFood
detikNews
Hide Ads