ֱ

Bolehkah Niat Puasa Qadha di Pagi Hari? Ini Penjelasannya

Bolehkah Niat Puasa Qadha di Pagi Hari? Ini Penjelasannya

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Senin, 05 Feb 2024 07:15 WIB
Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.
Ilustrasi membaca niat puasa qadha. (Foto: Getty Images/Drazen Zigic)
Jakarta -

Niat puasa adalah salah satu rukun dalam menjalankan puasa qadha Ramadhsn sehingga harus dilakukan oleh setiap orang yang menjalankannya. Bolehkah niat puasa qadha di pagi hari?

Nur Solikhin dalam Buku Pintar Puasa Wajib menjelaskan puasa qadha adalah mengganti puasa wajib yang sudah ditinggalkan karena alasan-alasan yang dibenarkan oleh agama. Hukum melakukan puasa qadha adalah wajib dan terhitung sebagai utang.

Banyaknya puasa qadha yang dilakukan sama dengan puasa yang ditinggalkan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ... ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ...

Artinya: "... Maka, barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka wajib menggantinya sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,"

ADVERTISEMENT

Berkaitan dengan niat, Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana dicantumkan dalam buku 100 Hadits Pilihan (Materi Hafalan, Kultum dan Ceramah Agama) oleh Muh. Yunan Putra, setiap amalan itu tergantung niatnya. Beliau bersabda,

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: Dari Umar bin Khattab radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan." (HR Bukhari dan Muslim)

Melihat betapa pentingnya niat ibadah, maka sebelum menjalankan puasa, hendaknya seseorang melakukan niat terlebih dahulu. Termasuk saat mengamalkan puasa qadha.

Bolehkah Niat Puasa Qadha di Pagi Hari?

Niat puasa wajib harus dilakukan sebelum terbit fajar untuk setiap harinya sedangkan puasa qadha tergolong sebagai puasa wajib. Untuk itu, niat puasa qadha yang diamalkan sejak malam sampai sebelum fajar, niat itu dianggap sah.

Dasar dari pernyataan ini terdapat dalam sebuah hadits yang dicantumkan dalam buku Fikih Mazhab Syafi'i oleh Abu Ahmad Najieh. Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ. (رواه الدارقطني وغيره)

Artinya: "Barangsiapa tidak meniatkan puasanya pada malam hari sebelum fajar terbit, maka tiada (sah) puasa (itu) baginya." (HR Ad-Dâruquthnî dan yang lain)

Berbeda dengan puasa wajib, niat puasa sunah masih bisa dilakukan di pagi hari sampai siang hari, selama dia belum mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa.

Mengutip dari buku Tuntunan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya oleh Syamsul B. dan M. Nielda, dasar pembolehan ini adalah hadits nabi riwayat Aisyah RA,

دَخَلَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ : هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْ؟ قُلْنَا : لَا. قَالَ :

فَإِنِّي صَائِمٌ. روه مسلم

Artinya; "Nabi SAW masuk kepadaku pada suatu hari dan beliau bertanya, 'Apakah ada sesuatu padamu (makanan yang bisa dimakan)?' Aku menjawab, 'Tidak ada,' Beliau berkata, 'Maka sesungguhnya aku puasa'." (HR Muslim)




(rah/rah)

Berita ֱLainnya
detikHealth
detikFood
detikHot
Sepakbola
Sepakbola
detikOto
detikTravel
Wolipop
Hide Ads