Tanggal 10 Muharram disebut sebagai Hari Asyura. Pada hari tersebut, biasanya muslim mengamalkan puasa Asyura yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Dalil puasa Asyura tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari,
"Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura'. Lalu Rasul bertanya 'Ada kegiatan apa ini?'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para sahabat menjawab 'Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.'
Rasul lalu mengatakan 'Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian'. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura' tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya." (HR Bukhari)
Mengutip Majalah Aula Edisi Juli 2024, Hari Asyura menjadi momen paling istimewa di bulan Muharram. Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada Hari Asyura. Karenanya, muslim disunnahkan untuk menjalani puasa Asyura pada 10 Muharram.
Baca juga: Kalender Puasa Sunnah Bulan Muharram |
Sejarah 10 Muharram dalam Islam
Disebutkan dalam buku Super Jenius dengan Mukjizat Puasa Senin Kamis susunan Rizem Aizid, puasa pada Hari Asyura juga dikerjakan oleh Nabi Musa AS pada 10 Muharram. Ini menjadi ungkapan syukur atas kemenangan Musa AS dan pasukannya mengalahkan Firaun.
Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa umat Islam lebih berhak berpuasa 10 Muharram daripada kaum Yahudi. Sebab, hubungan keagamaan memiliki kaitan yang lebih erat dibandingkan dengan hubungan kesukuan.
Sebagai pembeda, Rasulullah SAW lalu mensyariatkan puasa sunnah tanggal 9 dan 10 Muharram untuk membedakan dengan kaum Yahudi. Ini juga menjadi ungkapan simbolik kemenangan kebenaran atas kebatilan.
Menukil dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin, secara bahasa Asyura berasal dari kata asyara yang artinya sepuluh dalam bahasa Arab. Jadi, angka sepuluh itu menunjukkan tanggal 10 Muharram.
Hukum Puasa 10 Muharram
Menurut kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu susunan Prof Wahbah Az Zuhaili yang diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dkk, hukum puasa pada Hari Asyura adalah sunnah. Muslim yang tidak melaksanakan puasa pada Hari Asyura tidak berdosa.
Kesunnahan ini merujuk pada hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Abbas RA,
"Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram)." (HR Ahmad)
Kemudian, dalam hadits lainnya Nabi Muhammad SAW juga menerangkan kesunnahan puasa pada Hari Asyura. Berikut bunyinya,
"Sesungguhnya hari ini adalah Asyura. Kalian tidak diwajibkan berpuasa pada hari ini. Terserah kalian apakah mau berpuasa atau tidak." (HR Bukhari dan Muslim)
Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharram
Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin-nya yang diterjemahkan Misbah meriwayatkan sebuah hadits keutamaan puasa 10 Muharram. Dari Abu Qatadah RA berkata,
"Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, 'Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu'." (HR Muslim)
Selain itu dalam buku Kedahsyatan Puasa Jadikan Hidup Penuh Berkah oleh Syukron Maksum, keutamaan puasa 10 Muharram lainnya adalah diganjar pahala setara 10 ribu malaikat. Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka." (HR Muslim)
Itulah pembahasan mengenai 10 Muharram dan amalan yang bisa dikerjakan. Semoga bermanfaat.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Pandangan Ulama soal Vasektomi untuk Syarat Bansos
30 Jemaah Calon Haji Ilegal Lolos Masuk Arab Saudi
MUI Jakarta Ajak Masjid dan Mushola Bacakan Qunut Nazilah untuk Gaza