ֱ

Surat Yasin Ayat 40: Membahas Fenomena Garis Edar Tata Surya

Surat Yasin Ayat 40: Membahas Fenomena Garis Edar Tata Surya

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Rabu, 18 Des 2024 18:30 WIB
Ilustrasi baca Alquran
Ilustrasi baca Alquran Foto: Getty Images/maroot sudchinda
Jakarta -

Fenomena alam semesta, seperti pergerakan matahari dan bulan telah menjadi bukti nyata kebesaran Allah SWT. Keduanya bergerak dalam garis edar yang teratur dan tidak pernah saling mendahului atau bertabrakan. Hal ini menjadi tanda keagungan Sang Pencipta dalam mengatur alam semesta dengan penuh keseimbangan.

Fenomena ini tidak hanya dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan modern, tetapi juga telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur'an, tepatnya pada Surat Yasin ayat 40. Ayat ini menegaskan tentang keteraturan alam semesta dan pergerakan benda-benda langit yang berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya.

Bacaan Surat Yasin Ayat 40: Arab, Latin dan Artinya

Berikut adalah bacaan surat Yasin ayat 40 dalam bahasa Arab, tulisan Latin, beserta terjemahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Arab Latin: Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn

ADVERTISEMENT

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Penjelasan tentang Surat Yasin Ayat 40

Surat Yasin ayat 40 memberikan gambaran tentang keteraturan alam semesta yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, surat Yasin ayat 40 menjelaskan bahwa matahari dan bulan tidak akan pernah bertabrakan. Allah SWT telah menetapkan sebuah pengaturan garis edar bagi masing-masing benda langit yang disebut sebagai Sunnatullah, sehingga malam tidak akan mendahului siang dan semuanya berjalan dengan tertib sesuai perintah-Nya.

Dalam Tafsir Al-Mishbah karya Quraish Shihab, dijelaskan lebih lanjut bahwa matahari tidak akan pernah menyimpang dari garis edarnya, baik itu mempercepat maupun memperlambat perjalanannya.

Begitu pula dengan bulan, keduanya tidak akan pernah saling mendahului atau bertemu. Semua benda langit termasuk matahari, bulan, dan planet lainnya terus beredar pada lintasan yang telah Allah SWT tetapkan. Hal ini mencerminkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT dalam mengatur semesta dengan sempurna.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar turut menjelaskan makna serupa. Beliau menambahkan bahwa fenomena peralihan siang dan malam juga adalah tanda kebesaran Allah SWT. Matahari memancarkan cahayanya di siang hari, lalu senja datang dan berangsur menjadi malam. Ini semua adalah bukti keteraturan ciptaan Allah SWT yang tidak pernah melenceng sedikit pun dari ketetapan yang sudah ditentukan-Nya.

Lebih menarik lagi, para astronom pada awal abad ke-17 M menemukan fakta ilmiah bahwa matahari, bulan, bumi, dan seluruh planet bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan dan arah tertentu. Fenomena ini semakin membuktikan kebenaran Surat Yasin ayat 40. Matahari tidak bisa mendahului bulan, karena keduanya bergerak dalam lintasan orbit masing-masing dalam gerak linier yang tidak memungkinkan untuk bertemu.

Fakta ilmiah ini telah diuji oleh banyak ilmuwan dan menjadi salah satu fenomena dalam Al-Qur'an yang menginspirasi banyak orang. Melalui Surat Yasin ayat 40, Allah SWT menegaskan kebesaran-Nya sebagai pengatur seluruh makhluk di langit dan bumi. Hal ini menjadi pengingat bagi manusia agar selalu bersyukur dan merenungi tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di seluruh alam semesta.

Keistimewaan Surat Yasin

Surat Yasin sendiri adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 83 ayat. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan di Makkah. Letaknya berada di juz ke-22 dan 23 dalam Al-Qur'an.

Surat Yasin memiliki kedudukan istimewa karena disebut sebagai Qalbu al-Qur'an atau "jantung Al-Qur'an". Sebutan ini dijelaskan dalam Tafsir Al-Mishbah karya Dr. Quraish Shihab dalam buku Kajian Tafsir Surah Yasin, Ibnu Ya'qub, Ulasan Kajian Tafsir Surah Yasin Syekh Hamami Zadah karangan Saiful Bahri yang merujuk pada hadits Rasulullah SAW, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya segala sesuatu itu ada hatinya, dan hatinya al-Qur'an adalah surat Yasin, maka siapa saja yang membaca surat Yasin ini, niscaya Allah akan mencatat baginya pahala sepuluh kali mengkhatamkan al-qur'an." (HR. At-Tirmidzi)

Keistimewaan ini membuat surat Yasin sering diamalkan oleh umat Islam dalam berbagai kesempatan, seperti memohon kemudahan, perlindungan, dan ketenangan hati. Keutamaan membacanya diyakini membawa pahala besar sekaligus menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.




(inf/inf)

Berita ֱLainnya
Wolipop
detikFood
detikNews
detikTravel
Sepakbola
detikFinance
detikHealth
Sepakbola
Hide Ads