- Contoh Ceramah Lailatul Qadar 1. Menyingkap Keistimewaan Malam Lailatul Qadar 2. Menguak Misteri Malam Lailatul Qadar 3. Kemuliaan Malam Lailatul Qadar 4. 11 Amaliah Berburu Malam 1000 Bulan 5. Menggapai Malam Lailatul Qadar
- Contoh Mukadimah dalam Ceramah 1. Contoh Mukadimah 1 2. Contoh Mukadimah 2 3. Contoh Mukadimah 3 4. Contoh Mukadimah 4 5. Contoh Mukadimah 5
Lailatul Qadar merupakan malam peuh kemuliaan dan keberkahan, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menyebutkan malam ini dalam surat Al Qadr, di malaikat Jibril turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan.
Lailatul Qadar menjadi momen istimewa bagi umat muslim. Malam ini menjadi kesempatan umat muslim untuk meraih pahala yang berlipat ganda hingga ampunan dari Allah.
Contoh Ceramah Lailatul Qadar
Buku 100 Kultum Tematik karya Dr. Supeno, M.Hum., M.Pd, buku Oase Ramadhan Bunga Rampai Materi Kultum Ramadhan 1445 H oleh Prof H.A. Rusdiana, buku Ramadhan bulan Tarbiyah oleh Indra Hari Purnama, dkk, buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan oleh Tim Layanan Syariah Dirjen Bimas Kemenag, dan Kumpulan Kultum Terlengkap dan Terbaik yang disusun oleh A.R Shohibul Ulum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Menyingkap Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
Pada bulan Ramadhan, salah satu yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam diseluruh dunia adalah datangnya Lailatul Qadar.
Malam tersebut memiliki kebaikan setara dengan seribu bulan. Malam yang sangat istimewa di dalam bulan Ramadhan.
Malam ini sangat penting bagi umat Islam karena di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan pahala yang besar. Keistimewaan malam Lailatul Qadar: ditegaskan Allah SWT.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa itu malam Lailatul Qadar? Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadr [97]:1-3). Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa keistimewaan malam Lailatul Qadar adalah:
Pertama: Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Quran diturunkan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar." (QS Al-Qadr [97]:1-5). Berdasarkan teks ayat diatas Lailatul Qadar adalah malam ketika Allah SWT pertama kali menurunkan wahyu berupa ayat-ayat Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril.
Menurut sejarahnya, Nabi Muhammad saw mendapat wahyu ayat-ayat Al-Quran pertama kali setelah melalui fase perenungan di Goa Hira. Dalam salah satu malam perenungan (berhalwat), malaikat Jibril menampakkan dan menyampaikan perintah membaca (Iqra) itulah disebut malam Lailatul Qadar. Dalam momen ini juga terjadi kenabian Rasulullah saw sebagai nabi dan rasul.
Kedua: Malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. dalam (Q.S Al-Qadr:2-3), Artinya, pahala yang didapatkan pada malam ini sangat besar dan melimpah. Banyak ulama berpendapat bahwa ibadah dan amalan baik yang dilakukan di malam lailatul qadar, akan dibalas dengan pahala yang sangat besar.
Malam seribu bulan memiliki keberkahan yang melimpah. " Menurut sebagian ulama terjadi pada malam 17 Ramadan. Atas dasar inilah kemudian malam 17 Ramadan diperingati umat Islam sebagai malam "nuzul Alquran."
Untuk bisa memperoleh keberkahan dari Lailatul Qadar, umat Islam harus terus berupaya melaksanakan ibadah semaksimal mungkin pada malam-malam Ramadan. Allah memberitahukan kepada para malaikat mengenai apa yang terjadi di kalangan para hamba sampai datangnya Lailatul Qadar pada tahun berikutnya. Serta kepada mereka siapa saja yang lahir, mati, ditimpa musibah, sakit, sehat, dilapangkan rezekinya, disempitkan rezekinya dan lain sebagainya dalam kurun satu tahun ke depan. Amal shalih pada Lailatul Qadar lebih baik dari pada amal shalih yang dilakukan selama seribu bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan yang merupakan umur standar manusia.
Ketiga, Pada malam hari lailatul Qadar, malaikat Jibril dengan seijin Allah mengatur setiap perkara hidup penuh rahmat/penuh kasih sayang, dan telah memaafkan serta mengampuni mereka, kecuali 4 kelompok orang yaitu seorang pecandu minum arak, orang yang berani durhaka kepada ibu-bapaknya, orang yang memutuskan hubungan persaudaraan, serta orang yang suka mendendam/bermusuhan.
Malam Lailatul Qadar hakikatnya adalah kesungguhan dan motivasi umat beribadah di bulan ramadhan, memiliki keutamaan dan kemulian. Dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amal kebaikan seperti beribadah, bersedekah, membaca Al-Quran, serta berdoa kepada Allah SWT. Semoga kita dapat memanfaatkan malam Lailatul Qadar dan mendapatkan keberkahan serta rahmat dari Allah SWT. Aamiin.
Wallahu A'alam Bishowab.
2. Menguak Misteri Malam Lailatul Qadar
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa. Bulan pendidikan rohani bagi kaum muslim. Bulan yang di dalamnya umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan puasa.
Keutamaan bulan Ramadhan, tidak hanya pada kewajiban puasa tersebut. Di dalamnya, terdapat malam yang nilainya lebih utama atau lebih baik dari 1000 bulan, yakni malam Lailatul Qadar. "Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan" (QS Al Qadr ayat 3).
1000 bulan merupakan sebuah kiasan yang menunjukkan keagungan dari malam tersebut. Yaitu lebih dari 80 tahun, sehingga kiranya seseorang tidak diberikan umur yang panjang, maka cukuplah baginya untuk mendapatkan anugerah pada malam tersebut. Hal ini dilakukan untuk menutupi amal ibadahnya.
Ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT untuk umat Muhammad SAW. Rahmat tersebut tidak diberikan kepada umat-umat terdahulu.
Malam Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam yang penuh berkah. Pada malam tersebut Allah SWT menurunkan kandungan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar."
Namun, tidak ada satu orang pun yang mengetahui kapan Lailatul Qadar akan datang. Tidak diketahuinya secara pasti berlangsungnya malam Lailatul Qadar menjadi sumber semangat bagi kita agar selalu menghidupkan seluruh malam bulan Ramadhan. Terlebih lagi pada malam-malam terakhirnya.
Selain itu, diharapkan selama sebulan penuh diri kita menjaga dari kemaksiatan. Mari lebih mengarahkan diri pada ketaatan dan mempersiapkan diri menerima limpahan dari Allah SWT. Akhirnya, saat selesai bulan Ramadhan, kita lulus ujian, mendapatkan anugerah dan ampunan kembali menjadi insan yang fitri dan suci. Wallahu a'lam bil showab.
3. Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
Hadirin dan hadirat yang dirahmati oleh Allah SWT.
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia, karena dimalam itu Allah melimpahkan keberkahan dan kesejahteraan bagi umat Islam. Sebagaimana yang Allah SWT terangkan dalam Qs. Al-Qadar sebagai berikut :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Arab latin: Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr. Wa mā adrāka mā lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in). Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr(i).
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Ketika malam Lailatul Qadar berlangsung, Allah SWT akan melimpahkan keberkahan kepada umat Islam hingga datang waktu fajar. Bagi mereka yang mengerjakan ibadah atau kebaikan di malam itu, maka akan bernilai lebih baik dari pada seribu bulan. Dengan keutamaan dan keistimewannya yang sangat luar biasa, maka dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih akan mendorong diri kita untuk meraihnya.
Mungkin sebagai dari kita bertanya-tanya mengenai kapan Lailatul Qadar akan terjadi? Lailatul Qadar sendiri terjadi setiap tahun di bulan Ramadhan. Dalam keterangannya Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Lailatul Qadar akan terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan khususnya di malam ganjil. Sebagaimana sabdanya sebagai berikut :
« تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ».
Carilah lailatul qadr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. (HR. Bukhori).
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT
Bagi mereka yang berusaha untuk meraih keistimewan dalam malam Lailatul Qadar, maka akan bersungguh-sungguh dalam beribadah di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Dalam sebuah hadist riwayat bukhari menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengisi sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan dengan beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini hadist yang menerangkan hal tersebut :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: - كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." Muttafaqun 'alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).
Berdasarkan hadits tersebut kita turut dianjurkan untuk membangunkan anggota keluarga kita ketika memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Hal itu dilakukan supaya mereka turut mengerjakan ibadah sunnah sholat malam.
Pertama, bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan melebihi malam-malam sebelumnya. Kedua, menunaikan ibadah shalat tarawih dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT. Ketiga, membaca do'a sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Aisyah R.A sebagai berikut :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Bacaan latin: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkan aku (HR. At-Tirmidzi).
Demikian dari kami, semoga di momen sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini kita dapat memperoleh kemuliaan dan keberkahan dari malam Lailatul Qadar. Serta semoga seluruh amal kebaikan di bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT.
4. 11 Amaliah Berburu Malam 1000 Bulan
Jamaah yang dirahmati Allah,
Tidak terasa Ramadhan sudah memasuki sepertiga akhir. Artinya, Ramadan sudah memasuki dua puluh hari pertamanya. Orang Jawa biasa menyebutnya dengan likuran. Maka di sepertiga akhir Ramadan, pada malam harinya tampak pemandangan umat berbondong melakukan i'tikaf di masjid, guna mendapatkan lailatul qadar, yaitu malam seribu bulan. Berlombalah setiap muslim untuk mendapatkannya. Dan malam-malam ganjil menjadi prioritas para muslim melakukan i'tikaf.
Suasana malam hari, tepatnya menjelang dini hari sampai fajar, menjadi semarak di hampir setiap masjid. Suasana ini beda dengan hari-hari dua pertiga Ramadan, apalagi dengan hari-hari di luar Ramadan. "Malam kemuliaan (lailatul qadar) itu lebih baik dari seribu bulan." (QS Al Qadr: 3)
Dalam surah ini Allah menurunkan Al-Qur'an pada malam al-Qadar. Sebuah malam yang sangat berkah dan lebih baik dari seribu bulan, yang jika kita hitung maka nilainya sama dengan sekitar 83 tahun lebih 4 bulan. Sesungguhnya seseorang yang beribadah pada malam itu, maka sama baginya dengan beribadah selama 83 tahun 4 bulan lamanya pada malam atau hari-hari biasa.
Sebuah keutamaan yang sangat luar biasa, yang Allah anugerahkan kepada umat Muhammad yang berumur relatif pendek dibanding umat terdahulu. Bagi kita, kaum muslimin, mencari dan 'memburu' malam al-Qadar tersebut adalah sesuatu yang disunnahkan oleh Rasulullah.
Hal ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, yang beliau sendiri sangat giat mencari malam tersebut dengan semakin banyak beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, meramaikan malam, membangunkan keluarga dan mempererat sarungnya (tidak mendekati istri-istri beliau, untuk banyak beribadah).
Jamaah yang dirahmati Allah
Anjuran-anjuran beliau untuk mengisi malam al-Qadar tersebut dengan banyak ibadah terlihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang beribadah pada malam al-Qadar karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah, diampunilah dosa-dosanya yang terdahulu."
Secara ringkas, dapat disimpulkan beberapa amaliah menjaring dan 'memburu' malam lailatul qadar, malam seribu bulan adalah sebagai berikut:
Pertama, menghidupkan malam lailatul qadar adalah bukti keimanan seseorang. Dari Abu Hurairah, bersabda Nabi SAW, "Barang siapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari no.34)
Kedua, menggapai lailatul qadar hendaklah dalam keadaan berpuasa. Dari Abu Hurairah Nabi SAW bersabda, "Barang siapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan barang siapa berpuasa Ramadhan dalam iman dan mengharap ridha Allah maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari no. 1768)
Kemudian, bagaimana wanita haid menghidupkan malam lailatul qadar? Dalam Lathaif al-Ma'arif halaman 341, disebutkan Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada adh-Dhahak, "Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?"
Adh-Dhahak pun menjawab, "Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut."
Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haid, nifas, serta musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun, karena wanita haid dan nifas tidak boleh melaksanakan salat ketika kondisi seperti itu, dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya, di antaranya membaca Al-Qur'an tanpa menyentuh mushaf, berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (Laa Ilaha Illallah), tahmid (Alhamdulillah) dan zikir lainnya, memperbanyak istighfar, serta memperbanyak doa dan amalan lain yang disyariatkan.
Jamaah hafizhakumullah
Ketiga, mencari lailatul qadar itu pada 10 malam yang terakhir. Dari Aisyah berkata, "Adalah Nabi SAW biasa mencari lailatul qadar pada 10 malam yang terakhir." (HR Bukhari no. 1880)
Keempat, mencari lailatul qadar itu pada 10 terakhir tersebut terutama pada malam-malam witir-nya (ganjilnya). Dari Aisyah, "Adalah Nabi SAW mencari lailatul qadar pada malam-malam witir di 10 hari terakhir." (HR Bukhari no.1878)
Kelima, hadits paling seringnya tentang lailatul qadar adalah tanggal 27, tetapi juga tanggal 23-nya. Dari Abdullah bin Unais, Nabi SAW bersabda, "Aku melihat lailatul qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan ditampakkan padaku saat Subuhnya aku sujud di tanah yang basah, lalu kata Abdullah: Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi SAW salat Subuh bersama kami, lalu beliau pulang dan tampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau SAW, lalu dikatakan: Maka Abdullah bin Unais berkata tanggal 23 itulah lailatul qadar." (HR Muslim no. 1997)
Keenam, lailatul qadar itu bisa didapat dalam keadaan jaga maupun juga dalam kondisi tidur dalam bentuk mimpi yang benar. Dari Ibnu Umar, "Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi SAW yang bermimpi melihat lailatul qadar pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi SAW: Aku juga melihat apa yang kalian mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barang siapa yang ingin mencarinya, maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut." (HR Bukhari no. 1876)
Ketujuh, lailatul qadar itu tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan. "Pada malam lailatul qadar itu tidak panas dan tidak dingin, tidak berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah matahari terbit bercahaya lembut." (HR as-Suyuthi dalam Jami'Shaghir)
Jamaah yang dirahmati Allah
Kedelapan, terkadang lailatul qadar itu disertai juga dengan hujan. Dari Abu Said al-Khudri, bersabda Nabi SAW, ",,, Aku melihat lailatul qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka barang siapa yang ingin mencarinya, carilah pada 10 hari terakhir pada malam-malam witirnya dan aku melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yang basah... Maka kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, tiba-tiba ada awan dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari pelepah kurma, maka aku melihat Nabi SAW sujud di atas tanah yang basah, sampai kulihat bekas tanah yang basah itu di dahi beliau." (HR Bukhari no.1895)
Kesembilan, pagi hari setelah lailatul qadar cahaya matahari putih, tapi tidak silau. Berkata Ubay bin Ka'ab, "Demi Allah yang Tiada Tuhan, kecuali Dia, sungguh malam tersebut ada pada bulan Ramadan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan Nabi SAW untuk menghidupkannya, yaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih, tapi tidak menyilaukan." (HR Muslim no. 1272)
Kesepuluh, lailatul qadar hanya bermanfaat bagi orang yang iman dan mengharap ridha Allah. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda, "Barang siapa yang bangun saat lailatul qadar lalu pas melihatnya, lalu sabda Nabi SAW: Dan orang tersebut beriman dan mengharap ridha Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Muslim no.1269)
Yang terakhir, kesebelas, saat lailatul qadar malaikat yang turun ke bumi lebih banyak dari kerikil. Bersabda Nabi SAW, "Lailatul qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil." (HR Thayalisi dalam Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad; dan Ibnu Khuzaimah)
Jamaah yang dicintai Allah
Lalu, apa yang mesti kita ucapkan jika lailatul qadar 'menghampiri' kita? Aisyah pernah menanyakan hal itu pada Rasulullah, jika menemui lailatul qadar apa yang mesti dilakukan? Rasulullah SAW menjawab, "Bacalah Allahumma inna-Ka 'afuwwun tuhibbul-'afwa fa'fu anni (Wahai Allah, Engkau Maha Pemaaf, Menyenangi maaf. Maka, maafkanlah aku)." (HR At-Tirmidzi dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya)
Allah sengaja tidak memberi tahu (merahasiakannya) pada malam ke berapa lailatul qadar itu, semata agar kita bersungguh-sungguh 'menemukannya'. Oleh karena itu, umat-Nya yang beriman, berlomba 'menemukan' lailatul qadar dengan kesungguhan. Rasulullah menekankan agar umatnya bribadah pada malam ini didasari dengan iman dan ihtisab. Lailatul qadar adalah momentum paling berharga yang dianugerahkan Allah, merugilah mereka yang mengabaikannya.
Tentu, lailatul qadar tidak datang dengan sendirinya, namun mesti 'diburu'. Semoga Allah berkenan menjadikan kita termasuk ke dalam orang-orang yang dapat memanfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, menjadikan kita termasuk ke dalam kelompok yang mendapatkan lailatul qadar tersebut, dan menjadikan kita termasuk golongan yang berhasil menyelesaikan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga keluar daripadanya sebagai seorang yang bertakwa serta dapat mempertahankannya selama-lamanya.
5. Menggapai Malam Lailatul Qadar
Hadirin Rahimakumullah!
Sejak kecil, ada satu kalimat yang tidak asing dan selalu terdengar di bulan Ramadan, terutama di penghujung bulan tersebut.. Ya, tentunya kita tidak asing dengan kata Lailatul Qadar. Malam yang mulia ini hanya ada di bulan Ramadan, Satu malam yang sangat diidamkan oleh seluruh umat Islam di dunia. Betapa tidak? Malam Qadar adalah satu malam yang lebih dari seribu bulan, setara dengan 83 tahun lamanya. Ada satu surah yang tentu sangat kita hafal sejak kecil, Q.S. Al-Qadr: 3-5 sebagai berikut:
"(3). Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (4). Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (5). Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."
Mengenai ayat 3 ini, As-Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menulis dalam kitabnya, Tafsir Al-Wajiz sebagai berikut: "Malam lailatul qadar yaitu malam dimana amal shalih ketika itu lebih baik daripada amal selama seribu bulan di waktu selain lailatul qadar. Jarir mengatakan dari Mujahid yang berkata: "Salah satu laki-laki dari Bani Israil ada yang melaksanakan shalat di waktu malam sampai pagi, kemudian berperang memerangi musuhnya di waktu siang sampai sore, dan dia melaksanakan hal itu selama seribu bulan, kemudian Allah menurunkan ayat (Lailatul qadri khairum min alfi syahr) sebagaimana yang diamalkan oleh laki-laki itu."
Dan pada malam tersebut, bumi disesaki oleh para malaikat yang dipimpin oleh Jibril. Para malaikat mendoakan orang-orang yang beribadah di malam tersebut. Masih dalam kitab yang sama, Asy-Syaikh Wahbah melanjutkan penafsiran ayat 4 dan 5 sebagai berikut: "Malaikat berbondong-bondong turun ke bumi beserta Jibril di antaranya pada malam ini atas perintah Tuhan mereka untuk menunaikan setiap perkara yang hendak dipenuhi oleh Allah di tahun berikutnya, dan memberikan kebaikan untuk orang-orang yang taat, di antaranya adalah ada yang mendoakan keselamatan mereka, memohonkan ampun dan mendoakan mereka. Malam ini adalah malam (yang penuh) kesejahteraan dan penuh kebaikan mulai permulaannya sampai terbitnya fajar."
Hadirin Rahimakumullah!
Menurut hadis sahih, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menggapai malam tersebut pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan". (HR. Al-Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad).
Lalu bagaimana cara menggapai malam terbaik tersebut? Ya tentu banyak caranya. Diantaranya adalah dengan memperbanyak i'tikaf di 10 malam terakhir. Bangunkan anak dan istri kita untuk memperbanyak ibadah sebagaimana hadis Rasulullah SAW:
"Dari Ali bahwa Nabi SAW biasa membangunkan keluarganya pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan." (HR. At-Tirmidzi).
Sekalipun tidak bisa i'tikaf sepanjang malam, kita bisa memperbanyak membaca Al-Qur'an atau berzikir di rumah kita. Jangan sampai karena alasan tidak i'tikaf, kita habiskan malam kita dengan sesuatu yang kurang bermanfaat. Perbanyak pula membaca doa berikut ini, terutama di 10 malam terakhir sebagimana hadis berikut:
"Dari Aisyah ia berkata; wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apakah lailatul qadar, maka apakah yang aku ucapkan padanya? Beliau mengatakan: "Ucapkan; Allaahumma innaka 'afuwwun kariimun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku). (HR. At-Tirmidzi).
Hadirin Rahimakumullah!
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang memang harus bekerja di malam hari dan tidak sempat ber i'tikaf seperti para sekuriti, sopir bus malam, atau pegawai yang mendapatkan jadwal piket malam hari? Apakah mereka bisa mendapatkan lailatul qadar? Ya tentu bisa, selagi pada malam itu mereka beribadah. Jika mereka tidak sempat qiyamullail, mereka bisa bekerja sambil memperbanyak zikir. Zikir apa? Banyak, bisa dengan shalawat. Tahlil, tasbih, tahmid atau istighfar. Jangan sampai mengabaikan begitu saja hanya karena alasan pekerjaan. Dan terlebih lagi, jangan sampai bermaksiat di malam lailatul qadar. Ingatlah bahwa pada malam itu para malaikat berdesakan turun ke bumi untuk mendoakan hamba-hamba Allah.
Hadirin Rahimakumullah!
Demikian mauizah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah memperkenankan kita untuk memperoleh lailatul qadar, malam yang nilaimya lebih baik dari beribadah selama 83 tahun atau seribu bulan.
Contoh Mukadimah dalam Ceramah
Sebelum menyampaikan materi ceramah, biasanya penceramah akan mengawalinya dengan pembukaan atau pengantar pembicaraan. Pengantar tersebut disebut dengan mukadimah.
Mukadimah berisi tentang ucapan puji syukur kepada Allah kemudian dirangkai dengan ucapan shalawat dan salam kepada Nabi, sahabat, dan para ulama. Mengutip buku Materi Kultum Kuliah 7 Menit oleh Drs Budianta dan buku Doa dan Zikri Makbul oleh Abu Hurairah Abdul Salam Lc., M.A
1. Contoh Mukadimah 1
الْحَمْدُ لِلَّهِ الذِي أَنْزَلَ عَلَيْنَا أَشْرَفَ كُتُبِهِ وَأَرْسَلَ عَلَيْنَا أَفْضَلَ رُسُلِهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ وَمُعَلِّمِ الْبَشَرِيَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ .
Alhamdulillahi lladzi anzala alina asyrofa kutubihi wa arsala alaina afdhala rusulihi was sholatu was salamu ala khoiril bariyyati wa muallimil basyariyati sayyidina muhammadin wa ala alihi wa shohbihi ajmain.
Artinya:
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah menurunkan pada kita kitab yang sangat mulia dan telah mengutus ke tengah kita seorang rasul yang sangat agung. Shalawat dan salam kepada sebaik-baik makhluk dan guru bagi umat manusia Nabiyullah Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabatnya semua.
2. Contoh Mukadimah 2
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ وَصَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمْ عَلَى إِمَامٍ الْمُحْسِنِينَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُ رَبِّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.
Alhamdulillahi robbil alamin hamdan yuawaafi ni'amahu wa yukaafiu maziidah wa shollallahu wasallam ala imamil muhsinina sayyidana muhammadin sholawatu robbihi wa salamuhu alaihi wa ala alihi wa shohbihi wa sallim tasliman katsiro.
Artinya: Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, aku memuji dengan pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang berzikir, pujian orang-orang yang memperoleh nikmat, pujian yang memadai segala nikmat-Nya, dan mencukupi tambahan nikmat-Nya. Shalawat dan salam kepada pemimpin para muhsinin Nabiyullah Muhammad saw. semoga shalawat dan keselamatan terus tercurah pada batnya. keluarga dan sahabatnya.
3. Contoh Mukadimah 3
الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيمِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلام عَلَى رَسُولِهِ الكريم، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ رؤوف رَحِيمٍ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ بذلوا نفوسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ خَالِصَا لِوَجْهِ الكريم. اما بعد
Alhamdulillahi robbil 'Arsyil 'adzim, washsholatu wassalaamu 'alaa rosuulihil karim sayyidina wa maulana muhammadin rouufu rohim wa'alaa aalihi wa ashhabihil ladziina badzaluu nufuusahum wa amwaalahum khoolishon liwajhil kariim. Ammaa ba'du.
Artinya: Segala puji hanya semata-mata bagi Allah Tuhan Penguasa Arsy; Yang Maha Agung. Semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap dilimpahkan kepada utusan Nya yang mulia. Yakni junjungan dan pengayom kita, Nabi Muhammad saw. yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Demikian pula semoga keselamatan dan ke-sejahteraan tetap terlimpahkan kepada keluarganya, para sa-habat-sahabatnya yang telah menyerahkan jiwa dan harta karena semata-mata Allah Yang Maha Mulia.
4. Contoh Mukadimah 4
السَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ الْأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillaahil ladzii an'amanaa bini'matil iimaani wal Islaam. Wanushollii wanusallimu 'alaa khoiril anaami sayyidinaa Muhammad wa'alaa aalihi washohbihi ajma'iin. Amma ba'du.
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan Islam. Shalawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya
5. Contoh Mukadimah 5
الحمد لله رَبِّ العَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِينَ عَلَى أمور الدُّنْيَا وَالدِّينِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ على سيد المرسلين سَيِّدِنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اله وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ . اما بعد.
Alhamdulillaahi robbil 'alamin wa bihii nasta'iin 'alaa umuuriddunya waddiin. Washsholaatu wassalaamu 'alaa sayyidil mursalin. Sayyidina wa maulana muhammadin wa 'alaa aalihi washohbihi ajma'iiin. Ammaa ba'du.
Segala puji hanya kepunyaan Allah, Tuhan seluruh alam. KepadaNya kami memohon pertolongan atas segala urusan didunia dan akhirat. Salam sejahtera semoga tetap tertujukan kepada pemimpin semua utusan, yakni pemimpin kita Nabi Muhammad saw. dan kepada keluarga, para sahabatnya semua.
(elk/row)
Komentar Terbanyak
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Kisah Tenggelamnya Putra Nabi Nuh yang Diabadikan dalam Al-Qur'an
Angka Perceraian Meningkat, Menag Usul UU Perkawinan Direvisi