Lailatul Qadar adalah satu malam istimewa yang disebut berada di antara sepuluh hari terakhir Ramadan. Menurut pendapat populer, Lailatul Qadar terdapat pada malam ganjil. Bagaimana dengan malam genap?
Pendapat yang menyebut Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan bersandar pada riwayat dari Aisyah RA.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, 'Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam yang terakhir'." (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)
Menurut syarah hadits, seperti dipaparkan Brilly El-Rasheed dalam Mutiara Pilihan 492 Hadits Kitab Al-Jami' Ash-Shaghir dan Syarahnya, malam ganjil yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah malam 21, 23, 25, 27, dan 29 bulan Ramadan.
Dalam Syarah Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Misbah dikatakan, para sahabat bermimpi mendapatkan Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Maka beliau bersabda, "Aku melihat mimpi kalian itu saling bersesuaian pada sepuluh malam. Siapa yang hendak mencarinya, hendaklah dia mencarinya pada sepuluh malam yang terakhir, khususnya pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam itu, karena itu lebih diharapkan."
Ada hadits lain yang menganjurkan mencari Lailatul Qadar pada tujuh malam terakhir.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ في السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ ، فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُتَحَرِّيْهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
Artinya: "Dari Abdullah bin Umar RA, bahwa ada beberapa orang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang ber-mimpi melihat Lailatul Qadar ketika tidur, yaitu pada tujuh hari terakhir. Lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Aku melihat mimpi kalian itu saling bersamaan pada tujuh malam yang terakhir. Siapa pun di antara kalian hendak mencarinya, maka hendaklah dia mencarinya pada tujuh malam yang terakhir."
Lailatul Qadar pada Malam Genap
Imam al-Hanbali dalam Latha'if Al-Ma'arif Fi Ma Li Mawasim Al-'Am min Al-Wazha'if yang diterjemahkan Mastur Irham dan Abidun Zuhri memaparkan riwayat al-Hasan dan Malik bahwa Lailatul Qadar dicari pada seluruh malam terakhir baik genap maupun ganjil.
Pendapat tersebut dikuatkan dengan sabda Nabi Muhammad SAW, "Carilah Lailatul Qadar pada malam kesembilan yang tersisa, atau malam ketujuh yang tersisa, atau malam kelima yang tersisa."
Imam al-Hanbali mengatakan, jika memaknai hadits tersebut dengan memperkirakan jumlah hari bulan Ramadan adalah genap, berarti malam Lailatul Qadar adalah malam-malam genap. Namun, jika memaknai malam yang tersisa itu dalam arti yang sesungguhnya, itu menjadi suatu ketidakpastian karena harus menunggu berakhirnya satu bulan penuh.
"Jika jumlah hari bulan genap, maka berarti malam-malam yang diperintahkan untuk mencari Lailatul Qadar di dalamnya adalah malam tanggal genap. Jika jumlah hari bulan tidak genap (29), maka berarti malam-malam itu adalah malam-malam ganjil.
Terkait hal ini, mayoritas ulama condong pada malam ganjil.
Anjuran Bersungguh-sungguh Cari Lailatul Qadar
Terlepas pada ganjil atau genap, Rasulullah SAW sendiri meminta bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir. Beliau giat sekali beriktikaf pada waktu itu.
Rasulullah SAW bersabda, "Bersungguh-sungguhlah kalian mencari Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (Muttafaq 'alaih)
Wallahu a'lam.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Vasektomi Ingin Dijadikan Syarat Bansos, MUI: Haram
Israel Bak 'Neraka' Imbas Dilanda Kebakaran Hutan
Pandangan Ulama soal Vasektomi untuk Syarat Bansos