Pemimpin dalam Islam merupakan suatu panggilan yang sangat mulia dan merupakan amanah besar dari Allah SWT. Sebagai pemimpin, seseorang ditempatkan dalam posisi yang strategis dan dipilih untuk menjadi teladan bagi umat yang menuntut dirinya untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.
Menjadi pemimpin dalam pandangan Islam bukan sekadar jabatan, tetapi juga tanggung jawab yang besar yang harus diemban dengan penuh kesadaran. Pemimpin yang ideal tentu dalam dirinya harus memiliki sifat-sifat yang mulia.
Tanggung Jawab sebagai Pemimpin
Menurut Hamid Sakti Wibowo dalam bukunya Kepemimpinan dalam Perspektif Islam: Menjadi Pemimpin yang Berkarakter, seorang pemimpin yang adil dan memperjuangkan kesetaraan dapat menciptakan suasana yang harmonis, memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga sebaliknya, pemimpin yang buruk akan membawa keburukan bagi rakyatnya, mengarah pada kerusakan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah besar, karena setiap keputusan dan tindakannya akan memengaruhi nasib banyak orang.
Pemimpin yang adil memiliki keutamaan akan dinaungi oleh Allah di hari akhir. Hal ini sesuai dengan sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابُّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقُ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابًا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةً ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.
Artinya: "Ada tujuh orang yang dinaungi Allah dengan naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya terpaut di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah pun karena-Nya pula, dan seorang laki-laki yang diminta berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, tetapi ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, lalu matanya mengucurkan (air mata)." (HR Bukhari)
Di sisi lain, Rasulullah SAW pernah menjelaskan dalam haditsnya mengenai ganjaran bagi pemimpin yang zalim. Dikatakan bahwa mereka termasuk golongan pertama yang akan masuk neraka, sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hurairah RA yang meriwayatkan sabda Rasulullah SAW.
"Telah ditampakkan pada diriku tiga golongan pertama yang akan masuk ke dalam neraka, yaitu seorang pemimpin yang berbuat durhaka, orang kaya yang tidak mau menunaikan hak-hak Allah, dan orang miskin yang congkak." (HR Ibnu Hibban dan 'Uyainah)
Baca juga: Apakah Imam Mahdi Sudah Muncul? |
Sifat Wajib yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin
Hak dan kewajiban seorang pemimpin telah dijelaskan dengan jelas oleh Rasulullah SAW. Menurut Herry Mohammad dkk dalam bukunya 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad SAW, pemimpin memiliki tanggung jawab untuk membawa umatnya lebih dekat kepada Allah SWT, sehingga mereka dapat merasakan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan.
Berikut ini adalah 5 sifat wajib yang harus ada di dalam diri seorang pemimpin.
1. Jujur
Dalam Islam, kejujuran adalah sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang mendapat gelar Al-Amin (yang terpercaya). Pemimpin jujur akan membawa keberkahan dan kepercayaan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Rasulullah SAW juga pernah mengingatkan salah satu sahabatnya untuk tidak meminta jabatan, dan pesan ini tercatat dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Artinya: "Dari Abdurrahman bin Samurah, beliau mengatakan, Nabi SAW berkata kepadaku: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu bersumpah, lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik." (HR Bukhari)
2. Amanah
Seorang pemimpin harus bersikap amanah dan bebas dari penipuan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyatakan bahwa pemimpin yang berlaku curang tidak akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah.
ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: "Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga." (HR Bukhari)
3. Ahli dan Cerdas
Seorang pemimpin haruslah memiliki keahlian dan kecerdasan. Keahlian tersebut mencakup berbagai aspek, termasuk dalam mengelola kewarganegaraan yang akan membawa negara dan rakyat menuju kestabilan di berbagai sektor, seperti keamanan, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Memberikan amanah kepada yang tidak ahli merupakan tanda kemunduran, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ، قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظَرْ السَّاعَةَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: "Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya, "Bagaimana hilangnya amanah itu?" Nabi SAW menjawab, "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat". (HR Bukhari)
4. Mencintai dan Dicintai Rakyat
Selanjutnya, kriteria dan sifat pemimpin adalah seseorang yang mencintai rakyatnya dan dicintai oleh mereka. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
خِيارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ ويُحِبُّونَكُمْ، ويُصَلُّونَ علَيْكُم وتُصَلُّونَ عليهم، وشِرارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ ويُبْغِضُونَكُمْ، وتَلْعَنُونَهُمْ ويَلْعَنُونَكُمْ
Artinya: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (HR Muslim)
Wallahu a'lam.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Vasektomi Ingin Dijadikan Syarat Bansos, MUI: Haram
Israel Bak 'Neraka' Imbas Dilanda Kebakaran Hutan
Pandangan Ulama soal Vasektomi untuk Syarat Bansos