Bupati Bandung Dadang Supriatna kembali melaksanakan kegiatan Saba Desa atau Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) di Kampung Ciakar, Desa Cihawuk, Kabupaten Bandung. Bersama istrinya, Emma Dety Supriatna, Dadang menghabiskan malam di rumah penduduk.
Dadang dan istri kali ini menginap di rumah pasangan suami istri, Muslih dan Entin di Kampung Ciakar Desa Cihawuk. Rumah yang dihuni tersebut diperkirakan sudah berusia puluhan tahun.
Rumahnya pun tampak sederhana, dengan lantai papan dan dinding rumah terbuat dari gipsum. Rumah panggung itu berjarak satu jengkal dari permukaan tanah, tetapi pasangan suami istri, Muslih dan Entin beserta empat anaknya tampak nyaman, karena sudah terbiasa menempati rumah panggung tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dadang Supriatna bersama istrinya sempat berbincang-bincang dengan Muslih dan Entin, saat tiba di rumah yang akan ditempati Bupati Bandung tersebut. Ia pun meminta izin untuk menginap di rumah Muslih dan Entin.
Pasangan Muslih dan Entin dalam kesehariannya berprofesi sebagai buruh tani. Muslih dalam sehari mendapatkan upah kerja sebesar Rp 50.000, sedangkan Entin Rp 30.000. Dengan pendapatan itu pasutri ini bisa menghidupi 4 orang anak.
"Nanti saya bantu memperbaiki rumah ini melalui program bedah rumah," ucap Dadang dalam keterangan tertulis, Jumat (10/6/2022).
Selanjutnya Dadang meminta identitas kependudukan penghuni rumah tersebut, untuk dimasukkan ke dalam program bedah rumah.
"Saya akan memberikan hadiah di sini 10 rumah, untuk dibedah. Nanti KTP-nya dikumpulkan dan dicatat nama-namanya," imbuh Dadang.
Dadang melihat rumah milik Muslih dan Entin itu bisa lebih ditata namun para penghuni rumah di Kampung Ciakar itu lebih tertarik rumah panggung, karena kalau rumah berlantai keramik terasa dingin.
Dadang pun memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anak pasangan itu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Apalagi kalau khatam Al-Qur'an, bisa dapat beasiswa atau sekolah/kuliah gratis," katanya.
Sebelum sampai ke rumah yang akan dijadikan tempat menginap, Dadang harus menelusuri akses jalan bebatuan dan berlumpur sekitar 2 km setelah mengadakan pertemuan dengan masyarakat di Kantor Desa Cihawuk. Sehingga ia bisa melihat secara riil kondisi fisik jalan menuju akses Kampung Ciakar tersebut.
"Ternyata di Kampung Ciakar ini, masih banyak rumah-rumah warga yang perlu dibenahi," kata Dadang.
(fhs/ega)