·ÉËÙÖ±²¥

Selalu Ada Pasien Gangguan Jiwa di Desa Padawaras Tasik

Selalu Ada Pasien Gangguan Jiwa di Desa Padawaras Tasik

Faizal Amiruddin - detikJabar
Minggu, 15 Jan 2023 10:27 WIB
Kantor Desa Padawaras, Cipatujah, Tasikmalaya
Kantor Desa Padawaras, Cipatujah, Tasikmalaya. (Foto: istimewa/Facebook Desa Padawaras)
Tasikmalaya -

Fenomena unik terjadi di Desa Padawaras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Di desa wilayah selatan Tasikmalaya ini, konon sejak dulu selalu saja ada warganya yang menderita penyakit gangguan jiwa.

Jika disandingkan dengan nama desanya, hal ini jadi sesuatu yang kontras, bertolak belakang. Nama desanya Padawaras, tapi warganya banyak yang tidak waras alias menderita gangguan jiwa.

Tak heran jika fakta ini kerap menuai sorotan bahkan sampai mencuatkan mitos-mitos tertentu. "Kalau terkait mitosnya, jujur saya tidak tahu. Mungkin sudah takdirnya saja, di desa kami banyak warga yang sakit jiwa," kata Kepala Desa Padawaras Yayan Siswandi, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan saat ini ada 6 orang warganya yang menderita gangguan jiwa. "Sebelumnya lebih dari itu, tapi sudah berkurang karena meninggal dunia," kata Yayan.

Yayan mengakui sejak dulu, di desanya selalu saja ada warga yang menderita gangguan jiwa. "Kalau banyak mungkin tidak, tapi ada saja. Saya kira di setiap desa-desa di wilayah sini selalu ada warga yang sakit jiwa," kata Yayan.

ADVERTISEMENT

Yayan menjelaskan selama ini pihaknya telah berupaya untuk mengobati warganya yang menderita gangguan jiwa. Namun hingga kini tak kunjung sembuh. Padahal upaya pengobatan sudah dilakukan.

"Sudah diobati, beberapa waktu lalu dibantu pemerintah dan dibantu oleh sebuah yayasan. Tapi pas pulang, kambuh lagi. Mungkin memang tidak mudah mengobatinya," kata Yayan.

Yayan mengaku selama ini berusaha mencari cara untuk mengobati warganya itu. "Pernah ada program bantuan, saya kira gratis. Yang sakit ini saya bawa ke RSJ Cisarua Bandung Barat. Eh tahunya ada tagihan ke desa Rp 15 juta, aduh bingung saya. Sampai sekarang belum dibayar, pasiennya juga belum sembuh," kenang Yayan.

Namun demikian sejauh ini sudah ada peningkatan dari cara warga menangani pasien sakit jiwa. Sebelumnya penderita gangguan jiwa kerap dipasung atau dikurung di gubuk sempit. Mereka ditempatkan tidak manusiawi. "Kalau sekarang sudah tidak ada yang dipasung," kata Yayan.

Mengenai penyebab atau latar belakang warga yang mengalami gangguan jiwa, Yayan menjelaskan alasannya beragam. Mulai dari masalah ekonomi, putus asa, terobsesi dan lain-lain. "Ya macam-macam, ada yang putus asa karena bercerai, ada juga yang punya keinginan tapi tak kesampaian," kata Yayan.

Salah seorang penderita gangguan jiwa di Desa Padawaras ini ada yang merupakan mantan guru dan bergelar sarjana ilmu pendidikan. Sudah bertahun-tahun penyakit jiwa pria berinisial O ini tak kunjung sembuh.

"Dulu sempat jadi guru bahasa Inggris dan Mandarin di Jakarta, gelarnya Spd, nggak tahu mengapa pulang dari perantauan dia jadi sakit," kata Yayan.

Selain itu ada juga perempuan berinisial K usai 40 tahun. Saat ini ODGJ tersebut tinggal sendiri di rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan makan dan lainnya dia diurusi oleh tetangga dan kerabatnya.

"Dia itu sakit setelah anaknya meninggal dunia lalu bercerai dengan suaminya. Kemudian kedua orang tuanya meninggal dunia, sehingga dia tinggal sendirian di rumah," kata Yayan.

Yayan berharap ada bantuan pemerintah yang bisa menyembuhkan warganya. Tapi dengan pola pengobatan yang komprehensif. "Ya harapannya ada bantuan pengobatan yang tuntas. Walau pun memang saya akui banyak kendala, bahkan untuk sekedar mengantar ke rumah sakit saja terkadang repot, jauh harus ke Bandung," kata Yayan.

(yum/yum)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikInet
Wolipop
detikTravel
detikFood
Sepakbola
detikHot
detikOto

Hide Ads