·ÉËÙÖ±²¥

29 Oktober Hari Stroke Sedunia, Sejarah hingga Tema Peringatan Tahun Ini

29 Oktober Hari Stroke Sedunia, Sejarah hingga Tema Peringatan Tahun Ini

Ghina Aliyah Fatin Desira - detikJabar
Selasa, 29 Okt 2024 08:25 WIB
ilustrasi stroke
Foto: ilustrasi/thinkstock
Bandung -

Setiap tahun, tanggal 29 Oktober diperingati sebagai Hari Stroke Sedunia. Peringatan ini mengandung pesan penting untuk seluruh masyarakat global agar lebih mengenal penyakit stroke, memahami dampaknya, dan meningkatkan kesadaran akan langkah-langkah pencegahan serta penanganan dini. Lebih dari sekadar pengingat, hari peringatan ini juga menjadi sebuah ajakan untuk beraksi.

Tujuan Hari Stroke Sedunia

Stroke adalah salah satu penyebab utama kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Menurut World Stroke Organization (WSO), satu dari empat orang dewasa berusia di atas 25 tahun di dunia akan mengalami stroke dalam hidup mereka. Angka ini mengejutkan, namun justru semakin memperkuat urgensi menggalakkan Hari Stroke Sedunia. Tujuan utama peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko stroke, gejalanya, dan cara-cara pencegahannya sedari dini.

Faktor risiko stroke meliputi tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, depresi dan stres, pola makan yang tidak sehat, serta kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, mengadopsi gaya hidup sehat menjadi langkah penting yang perlu disuarakan dan disadari oleh masyarakat. Dengan menyebarkan informasi mengenai pencegahan stroke, peringatan ini bertujuan menurunkan angka kejadian stroke dan membantu masyarakat untuk bertindak cepat jika tanda-tanda stroke muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Stroke Sedunia

Dari PACE Hospitals, Hari Stroke Sedunia pertama kali ditetapkan pada 29 Oktober 2004 dalam Kongres Stroke Dunia di Vancouver, Kanada. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2006, hari ini diumumkan secara resmi sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran publik. Di tahun yang sama, World Stroke Organization (WSO) terbentuk melalui penggabungan Federasi Stroke Dunia dan Masyarakat Stroke Internasional. Sejak saat itu, WSO berperan penting dalam pengelolaan dan advokasi Hari Stroke Sedunia di berbagai platform.

Dorongan untuk mencanangkan Hari Stroke Sedunia mulai muncul pada 1990-an seiring dengan meningkatnya data kasus stroke di seluruh dunia. Pada 2010, WSO menyatakan bahwa stroke merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat, dengan tujuan untuk mengurangi angka kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran, serta keterbatasan akses diagnosis dan perawatan yang memadai bagi semua orang. Diperkirakan, pada tahun 2016, sebanyak 11,6 juta tahun potensial kehidupan hilang akibat kematian dan kecacatan prematur yang diakibatkan oleh stroke.

ADVERTISEMENT

Dengan mengusung tema dan pesan yang berbeda setiap tahunnya, Hari Stroke Sedunia terus berupaya menjangkau lebih banyak orang untuk teredukasi tentang pentingnya pencegahan dan penanganan stroke. Kampanye ini menyebar ke seluruh penjuru dunia, mulai dari rumah sakit, sekolah, hingga platform media sosial.

Tema Hari Stroke Sedunia 2024

"Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Stroke"

Tahun ini, WSO mengusung tema #GreaterThan > Stroke, atau #LebihHebatDari > Stroke. Kekuatan serta pentingnya berolahraga menjadi sorotan dari tema ini, untun mengajak semua orang agar aktif bergerak setiap hari sepanjang bulan Oktober sebagai bagian dari tantangan kampanye ini.

Tentunya, tema ini sangat relevan dan strategis, mengingat pola hidup masyarakat modern yang sering kali menjadi faktor risiko utama penyakit ini. Dengan demikian, WSO mendorong masyarakat untuk lebih aktif bergerak, menjaga pola makan, mengurangi stres, dan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat memicu stroke.

Dukungan untuk Para Penyintas Stroke

Stroke bukan hanya mengubah hidup penyintasnya, tetapi juga memengaruhi kehidupan keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Itulah sebabnya, dukungan penuh bagi para penyintas stroke sangat dibutuhkan. Dalam banyak kasus, rehabilitasi bagi penyintas stroke membutuhkan waktu yang panjang, baik secara fisik maupun mental. Keluarga dan lingkungan sekitar berperan penting untuk memberikan motivasi, dukungan emosional, serta memfasilitasi akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan.

Dilansir dari National Institutes of Health, Organisasi kesehatan dan komunitas penyintas stroke di berbagai negara masih terus aktif mengadakan seminar, konseling, dan layanan rehabilitasi untuk membantu para penyintas pulih kembali. Dengan begitu, Hari Stroke Sedunia menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk lebih peka dan berempati terhadap perjuangan para penyintas stroke.

Lebih dari itu, Peringatan Hari Stroke Sedunia juga mengingatkan kita bahwa ancaman stroke selalu ada di sekitar kita, dan dapat terjadi pada siapa saja di segala usia. Namun, dengan memahami faktor risiko dan mengenali gejalanya, stroke dapat dicegah melalui gaya hidup sehat dan tindakan yang tepat.

Tetap aktif, jaga pola makan, kurangi stres, dan selalu diingat bahwa sedikit perubahan dalam gaya hidup kita, bisa berarti sebagai pencegahan besar di masa depan.

Artikel ini merupakan tulisan dari mahasiswa magang Kampus Merdeka, Ghina Aliyah Fatin Desira.




(tey/tey)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
Wolipop
detikHot
detikNews
detikHealth
detikInet
detikFood
detikOto

Hide Ads