Cuaca buruk melanda Pantai Selatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat hingga Rabu pagi (11/12/2024). Ketinggian gelombang antara 2,5 sampai 4 meter.
Hembusan angin barat juga sangat kencang membuat nelayan berhenti melaut untuk sementara. Perahu nelayan terpaksa ditambatkan di Dermaga Pamayangsari.
"Cuaca lagi kurang bersahabat, goncangan angin barat terjadi," kata Ketua Himpunan Seluruh Nelayan Indonesia, Dedi Mulyadi pada detikjabar Rabu pagi (11/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat gelombang tinggi ini, sejumlah perahu nelayan yang ditambatkan di Dermaga Pamayangsari mengalami kerusakan. Perahu nelayan pecah akibat benturan. Posisi dermaga yang sempit, dengan ratusan perahu membuat gesekan tidak terhindarkan. Bahkan satu buah perahu karam usai alami kerusakan.
"Perahu banyak yang rusak akibat dermaganya kecil. Kami masih data total yang rusak, karena susah juga menjangkau perahunya. Malahan, satu perahu karam. Pagi ini mau kami evakuasi bareng-bareng," tambah Dedi.
Selain karam, sebuah perahu nelayan yang berada di dermaga terbakar Rabu (11/12) dini hari. Kebakaran diduga terjadi karena korsleting.
"Satu perahu terbakar tadi malam. Penyebabnya korsleting genset. Kan kebetulan gelap juga malam dipasang genset di tengah perahu buat pantau kondisi, takut perahu karam lagi. Eh ternyata malah gensetnya terbakar perahunya hangus," ucap Dedi.
Dedi mengaku kondisi Dermaga Pamayangsari tidak lagi memadai. Dia meminta pemerintah merevitalisasi dermaga agar besar. Nelayan selatan juga berharap gubernur terpilih membangun dermaga yang lebih layak.
"Pemerintah provinsi tidak memperbaiki, kemarin Gubernur RK tidak peduli kepada nelayan. Pembangunan Dermaga jadi kewenangan provinsi sesuai aturan yang kami baca," ucap Dedi.
(sud/sud)