·ÉËÙÖ±²¥

Limbah TPSA Cemari Lingkungan, Mahasiswa Demo Pemkot Tasik

Limbah TPSA Cemari Lingkungan, Mahasiswa Demo Pemkot Tasik

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 19 Des 2024 17:45 WIB
Aksi massa di Pemkot Tasikmalaya terkait pencemaran lingkungan di TPSA Ciangir.
Aksi massa di Pemkot Tasikmalaya terkait pencemaran lingkungan di TPSA Ciangir. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Puluhan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di kantor Balekota Tasikmalaya, Kamis (19/12/2024) petang. Mereka melakukan aksi terkait dengan pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Ciangir Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ada di TPSA Ciangir mengalami kerusakan. Kondisi ini menyebabkan air serapan gunung sampah TPSA langsung masuk ke saluran air atau sungai.

Buntutnya puluhan kolam ikan milik warga tercemar dan menyebabkan ikan-ikan mati. Selain itu warga pun banyak yang terjangkit penyakit kulit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kondisi itu aktivis mahasiswa dari pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggeruduk kantor Balekota untuk mempertanyakan penanganan dari pemerintah atas masalah ini.

Mereka menggelar orasi di depan lobby kantor Wali Kota tersebut. Mereka membawa serta beberapa botol air serapan atau air lindih dari TPSA Ciangir. "Ini buktinya, air ini yang telah menyebabkan ratusan warga Tamansari gatal-gatal, ribuan ikan mati dan tanaman padi gagal panen," kata salah seorang demonstran.

ADVERTISEMENT

Jalannya aksi yang dikawal aparat gabungan Satpol PP dan polisi ini sempat diwarnai ketegangan. Demonstran yang berusaha masuk diadang aparat, sehingga terjadi aksi saling dorong dan kontak fisik.

Beruntung kedua belak pihak bisa menahan diri sehingga situasi kembali kondusif. Terlebih pihak dinas terkait pun segera datang untuk melakukan audiensi dengan demonstran.

"Masalah ini sudah terjadi bertahun-tahun, tapi tak pernah diselesaikan," kata koordinator aksi, Agim Haikal Aziz.

Pencemaran akibat air resapan gunungan sampah ini, menurut Agim diperparah pula oleh tambahan pencemaran dari pabrik pengolahan limbah plastik.

"Sumber pencemaran juga berasal dari pabrik pengolahan limbah plastik. Ini parah, intinya kami minta air lindih bisa dalam kondisi netral saat dibuang ke sungai," kata Agim.

Kemudian, mereka juga menuntut selama Pemkot belum berhasil mengatasi pencemaran itu, maka Pemkot harus rutin mengirim pasokan air bersih kepada warga sekitar TPSA Ciangir.

"Selama belum diperbaiki, Pemkot harus suplai air bersih. Masyarakat menderita, mata air bersih tidak ada, masyarakat sampai harus beli air galon, ini kan parah. Mendapat air bersih adalah hak dasar manusia. Omong kosong bisa menyejahterakan jika air bersih saja tak terpenuhi," kata Agim.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Deni Diyana mengakui bahwa IPAL di TPSA Ciangir sudah bertahun-tahun rusak.

"Lebih satu tahun, ya karena penurunan fungsinya jadi air lindih tidak bisa difilter dengan baik," kata Deni.

Deni menjelaskan pihaknya sudah mengajukan anggaran di APBD tahun 2025 untuk memperbaiki IPAL Ciangir. Butuh anggaran Rp 4,5 miliar untuk membenahi masalah itu.

"Sudah masuk anggaran 2025, kalau melihat perencanaan teknis butuh Rp 4,5 miliar, agar bisa mutu air bakunya layak, jadi aman dibuang ke sungai," kata Deni.

Deni juga berjanji selama IPAL belum diperbaiki, pihaknya akan memberikan pasokan air bersih bagi warga.

"Kami akan suplai air bersih, dan jika ada yang mengalami gangguan kesehatan bisa berobat ke Puskesmas," kata Deni.

(sud/sud)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikInet
detikTravel
Sepakbola
detikNews
detikHealth
Wolipop
detikFinance
detikFood

Hide Ads
Detik Pagi