Sebanyak 82 kepala keluarga (KK) dengan total 292 jiwa terdampak pergerakan tanah di Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Hingga saat ini, 22 KK dengan 50 jiwa masih bertahan di posko pengungsian di madrasah setempat, sementara sebagian lainnya mengungsi mandiri ke rumah kerabatnya.
Kepala Desa Nyalindung, Asep Has menyebut, warganya masih khawatir untuk kembali ke rumah masing-masing karena pergerakan tanah yang masih terjadi, terutama saat hujan turun. Oleh sebab itu, bangunan madrasah jadi tempat berlindung sementara para penyintas.
"Kalau hujan, kami ingatkan mereka untuk menjauh dari rumah yang retak. Tapi karena Desa Nyalindung ini jauh dari akses jalan provinsi, logistik ke wilayah terdampak masih kurang," kata Asep saat ditemui di kantor Desa Nyalindung, Kamis (17/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kebutuhan logistik, terutama sembako, sangat mendesak. Stok pangan di posko pengungsian menipis, dan bantuan dari luar desa sering terlambat datang.
Para pengungsi awalnya menempati halaman madrasah, sedangkan siswa terpaksa belajar sementara di tenda pleton yang disediakan Dinas Pendidikan. Namun, karena hujan terus-menerus, mereka dipindahkan ke dalam madrasah dan akibatnya aktivitas belajar-mengajar terganggu.
"Sampai tanggal 6 Januari kemarin masih di halaman madrasah, setelah itu sebagian pembelajaran dialihkan ke tenda, sementara pengungsi tetap di dalam madrasah," ujarnya.
![]() |
Hasil verifikasi menunjukkan sebagian besar rumah warga hanya mengalami kerusakan ringan karena mayoritas bangunan terbuat dari bambu sehingga tahan pergerakan tanah. Namun, ada tiga rumah dari total lima yang rusak berat dan tidak bisa dihuni. Rencana relokasi masih terkendala karena ketiadaan lahan.
"Kami sudah usulkan relokasi ke lahan perkebunan tapi itu masih wacana. Pemerintah pusat harus turun tangan karena kalau bantuan berupa uang, risikonya pembangunan tidak selesai," jelasnya.
Hingga kini, Desa Nyalindung masih menunggu kajian teknis dari tim Geologi terkait kelayakan wilayah. Kondisi hujan yang terus turun membuat potensi pergerakan tanah tetap tinggi.
Kerusakan juga meluas ke fasilitas umum. Jalan nasional Nyalindung mengalami kerusakan parah, termasuk bahu jalan yang anjlok. Sementara, satu mushola juga dikabarkan rusak.
"Kami khawatir masih ada pergerakan tanah. Jadi untuk sementara, warga diminta tetap di tempat aman sampai situasi benar-benar kondusif," tutup Asep.
(yum/yum)