·ÉËÙÖ±²¥

Kenangan yang Masih Terngiang dari 'Mamak Pendaki' Lilie Wijayanti

Kenangan yang Masih Terngiang dari 'Mamak Pendaki' Lilie Wijayanti

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 05 Mar 2025 03:30 WIB
Suami mendiang pendaki Lilie Wijayati Poegiono, Frigard Harjono berjalan ke arah peti mati persemayaman di Rumah Duka Nana Rohana Yayasan Dana Sosial Priangan, Bandung, Jawa Barat, Senin (3/3/2025). Lilie Wijayati yang menjadi salah satu korban meninggal akibat hipotermia saat pendakian di Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah tersebut akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang pada Rabu (5/3). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/agr
Suasana Duka Selimuti Persemayaman 'Mamak Pendaki' Lilie Wijayati Poegiono (Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Bandung -

Jenazah Lilie Wijayanti Poegiono saat ini sudah disemayamkan di Rumah Duka Nana Rohana, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar). Lilie meninggal dunia akibat mengalami hipotermia bersama rekannya, Elsa Laksono di Puncak Carstensz, Pegunungan Jaya Wijaya, Papua Tengah, Sabtu (1/3).

Rencananya, jenazah Lilie akan dikebumikan pada Rabu (5/3/2025) di San Diego Hills Memorial Park, Karawang. Sanak keluarga maupun rekan sejawatnya sudah berdatangan untuk memberikan doa terakhir bagi Lilie Wijayanti sebelum dimakamkan.

Kenangan tentang Lilie Wijayanti pun masih terngiang di benak rekan sesama pendaki, Candro Simarmata (37). Ia mengatakan, Lilie merupakan sosok yang tidak pernah pilih-pilih dalam bergaul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mamak sosok yang luar biasa, bisa gabung dengan semua orang. Mamak itu jadi pemersatu bagi kita semua, jadi dengan kejadian ini benar-benar sangat kehilangan," katanya, Selasa (4/3/2025).

Candro menyatakan, Lilie bukan pendaki musiman dalam menjalankan hobinya itu. Sebelum meninggal di Puncak Cartenz, Lilie sudah mempersiapkan segala hal dengan berlatih fisik hingga menyiapkan segala perlengkapan yang dibutukan.

ADVERTISEMENT

"Mamak bukan tipe pendaki fomo, jadi benar-bener ke Cartenz itu latihan kurang lebih hampir setahun. Tracking setiap minggu, latihan panjat tebing, latihan untuk hiking juga," ungkapnya.

"Pokonya Mamak prepare dan tanya ke pendaki yang lebih profesional. Jadi bukan yang tiba-tiba datang modal nekat, tapi dengan persiapan matang," tegasnya.

Candro pun masih mengingat momen terakhir bersama Lilie Wijayanti sebelum meninggal. Beberapa bulan sebelumnya, mereka sempat pergi ke Baduy, Lebak, Banten dan memberikan kenang-kenangan untuk anak-anak suku di sana.

"Kami kenal Mamak sudah 3 tahunan. Kita hampir tiap minggu bareng, hampir 20 gunung lebih mendaki dengan Mamak. Dan dia itu melayani orang lain itu enggak peduli mau itu siapa. Benar-bener tulus membantu orang. Sebelumnya sempat ke Baduy untuk menjahit baju anak anak kecil disana," pungkasnya.




(ral/dir)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikFood
detikHealth
Sepakbola
detikNews
Sepakbola
detikInet
Wolipop

Hide Ads