·ÉËÙÖ±²¥

Apa Itu Hipotermia? Simak Pengertian, Gejala dan Penanganannya

Apa Itu Hipotermia? Simak Pengertian, Gejala dan Penanganannya

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Rabu, 05 Mar 2025 13:01 WIB
hiker breathe out in front of blurred mountain landscape
Ilustrasi Hipotermia (Foto: Thinkstock)
Bandung -

Hipotermia diduga menjadi penyebab dua wanita pendaki, Lilie Wijayanti (60) dan Elsa Laksono (60) meninggal dunia di Puncak Carstensz, Papua. Gunung setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu menyebabkan keduanya mengalami penurunan suhu tubuh yang terlalu, hingga akhirnya kedua sahabat sejak SMA tersebut menghembuskan nafas terakhir.

Jenazah keduanya telah dievakuasi ke Jakarta. Dari Jakarta, jenazah Lilie juga telah dibawa ke Bandung pada Senin (3/3/2025). Frigard Harjono, suami Lilie Wijayanti, kepada detikJabar sebelum menjemput jenazah ke Jakarta mengatakan bahwa istrinya terserang hipotermia. "Penyebab hipotermia, iya (meninggal dengan Elsa)," ujarnya.

Hipotermia secara sederhana adalah kedinginan yang terlalu yang membuat tubuh mencapai suhu terendahnya. Hal ini akan berbahaya jika terlambat menangani. Namun, bagaimana secara jelas mengenai hipotermia ini? detikJabar merangkumkannya untuk detikers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Hipotermia

Menurut studi yang dipublikasi Politeknik Kesehatan Denpasar, hipotermia adalah keadaan suhu inti tubuh dibawah 35 derajat celcius, di mana suhu normal tubuh manusia berkisar di antara 36-37,5 derajat celcius.

Keadaan ini diakibatkan kegagalan termoregulasi. Yaitu, tubuh seharusnya bisa menyesuaikan suhu dengan suhu lingkungan yang sering berubah-ubah. Namun, ketiga tubuh gagal menyesuaikan suhu pada suhu lingkungan yang dingin, maka terjadilah penurunan suhu tubuh yang drastis. Inilah yang disebut hipotermia.

ADVERTISEMENT

Hipotermia ini bisa disebabkan banyak faktor, di antaranya kerusakan hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian pada otak yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan organ dan sel tubuh. Bagian otak ini juga punya peran dalam menjaga tubuh tetap stabil.

Faktor lainnya menurut studi Poltekkes Denpasar adalah konsumsi alkohol, berat badan yang ekstrim, terpapar suhu lingkungan yang rendah, angin dingin, air dingin, kelelahan tubuh, mengenakan pakaian basah, proses penuaan, hingga tidak beraktivitas. Orang yang tidak beraktivitas fisik dalam hal ini rentan untuk terserang hipotermia.

Jenis-jenis Hipotermia

Ada beberapa jenis hipotermia, mulai dari yang ringan hingga berat. Hipotermia yang ringan masih bisa ditangani dengan hal-hal yang ringan, sebaliknya yang sudah berat perlu waktu untuk memulihkan tubuh orang yang terkena hipotermia. Berikut ini adalah klasifikasi hipotermia menurut James J. O'Connel dalam Accidental Hypothermia & Frostbite: Cold-Related Conditions:

1. Hipotermia Ringan

Orang yang terserang hipotermia ringan akan mengalami penurunan suhu tubuh. Suhu tubuhnya berkisar antara 32-35 derajat celcius.

Orang dengan tubuh pada suhu ini akan menggigil hebat. Bila suhu lebih turun lagi, pasien mungkin akan mengalami amnesia(kehilangan ingatan) dan disritmia (detak jantung meningkat tidak beraturan), juga peningkatan nafas.

2. Hipotermia Sedang

Orang yang terserang hipotermia sedang suhu tubuhnya berkisar antara 28-32 derajat celcius. Yang paling parah adalah terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh sistem saraf secara besar. Dampaknya di antaranya adalah hiporefleks, yaitu refleks tubuh yang menurun.

Bila suhu tubuh makin menurun, keadaan pasien bisa mengalami pingsan, tubuh kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya risiko aritmia (gangguan irama detak jantung, detak tidak teratur).

3. Hipotermia Berat

Seseorang dikatakan memasuki situasi bahaya dalam hipotermia ketika suhu tubuhnya terus menurun, bahkan di bawah 28 derajat celcius.

Pada suhu tersebut, pasien rentan mengalami Fibrilasi ventrikel. Yaitu, gangguan irama jantung yang berbahaya yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Jantung bergetar tapi tidak memompa darah dengan baik.

Dalam kondisi ini, pasien juga rentan menjadi koma, nadi sulit ditemukan, tidak ada refleks, apnea (nafas terhenti) dan oliguria (jumlah urin berkurang).

Gejala Umum Pada Hipotermia

Mengetahui gejala-gejala hipotermia adalah salah satu cara agar selamat dari serangan kondisi ini. Selain itu, mengetahui gejala hipotermia juga memudahkan penanganan yang segera. Berikut ini adalah gejala-gejala hipotermia yang bisa diketahui masyarakat umum:

  • Kulit teraba dingin

  • Menggigil

  • Suhu tubuh di bawah normal (suhu normal 36,5-37,5 derajat celcius)

Penanganan Hipotermia

James J. O'Connel mengatakan pertama kali yang harus dilakukan pada orang dengan serangan hipotermia adalah melepaskan pakaian basah yang melekat pada tubuh korban.

Secara umum, jika hipotermia terjadi di tempat yang jauh dari rumah sakit, maka harus ditempuh langkah-langkah berikut ini. Dikutip dari berbagai sumber:

  • Korban hipotermia harus dipindahkan dari tempat dingin ke tempat yang hangat dan kering.

  • Pakaian basah yang melekat pada badan korban harus dilepaskan dan diganti dengan pakaian kering dan hangat.

  • Selimuti dengan selimut tebal. Jika terjadi di gunung, biasanya ada emergency-blanket (selimut darurat) yang berbahan seperti alumunium foil. Selimut ini akan membuat suhu tubuh cepat kembali stabil.

  • Berikan minuman yang hangat jika korban dalam keadaan sadar.

  • Berikan kompres air hangat di leher, dada, dan selangkangan.

  • Berikan perlindungan pada korban dari angin, utamanya area kepala dan leher.

  • Jauhkan dari tanah yang dingin. Upayakan menggunakan alas berupa matras atau papan kayu.

  • Jika gejala memburuk, segera bawa ke rumah sakit. Penanganan medis yang lebih lengkap akan sangat membantu.




(tey/tey)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
Wolipop
Sepakbola
detikOto
detikInet
detikHealth
detikNews
detikFood

Hide Ads