Sudah enam hari lamanya puluhan kendaraan tertahan di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Jalan yang menghubungkan Palabuhanratu - Loji - Kiaradua tertutup longsor di beberapa titik, membuat akses benar-benar terputus.
Setelah berjalan kaki sejauh lebih dari lima kilometer, BPBD, Satlatntas dan sejumlah relawan akhirnya tiba di lokasi deretan truk dan mobil pribadi yang masih terjebak, tak bisa bergerak ke mana-mana. Tidak ada jalan alternatif, sementara sinyal komunikasi lemah dan aliran listrik padam.
Para pengemudi dan penumpang hanya bisa bertahan dengan bantuan warga setempat. Salah satu yang terjebak adalah Sandi, warga Bandung, yang sudah enam hari bertahan tanpa kepastian kapan bisa keluar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sampai hari ini sudah enam hari. Saya dan dua rekan kejebak di sini. Komunikasi susah, sinyal harus cari ke atas aliran listrik juga padam. Kalau untuk makan kita dikasih warga," kata Sandi, yang bekerja sebagai pegawai ekspedisi pengiriman.
Menurutnya, ada sekitar 35 kendaraan yang masih tertahan, termasuk truk barang, mobil pribadi, truk ayam, angkutan udang, hingga kendaraan pengangkut buah-buahan.
"Saya mau pulang ke Bandung. Saat kejadian, saya dalam perjalanan dari Jampang. Beberapa meter sebelum longsor, saya sudah berhenti, diberhentikan warga agar tidak lanjut," ujarnya.
Ia juga mengingat bagaimana ada pengendara lain yang nekat menerobos material longsor. "Malam itu ada kendaraan yang nekat. Sudah setengah badan jalan tertutup longsor, tapi untungnya bisa didorong sama pemuda, jadi mobil itu selamat," kenangnya.
Evakuasi Dikebut, 2 Alat Berat Mulai Bekerja
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, memastikan bahwa pemerintah daerah terus berupaya membuka akses.
"Ini hari keenam dari tanggap darurat yang ditetapkan Pemkab Sukabumi. Hari ini, bersama Kasat Lantas, kami sudah sampai di Cimapag. Sepanjang perjalanan, ada 31 titik longsor yang harus dilewati. Alhamdulillah, kondisi pengemudi dan pengendara di sini cukup sehat dan aman," kata Deden.
Sebagian kendaraan sudah dievakuasi ke arah Pajampangan, meski masih banyak yang tertahan. Upaya pembersihan dari dua sisi, baik dari arah Cimapag maupun Kiaradua terus dilakukan agar jalur bisa kembali normal.
Namun, tantangan tak hanya di akses jalan. Distribusi bantuan juga masih terbatas. "Titik drop bantuan masih di kecamatan, karena akses ke sini masih sulit. Kami tadi sempat naik motor, tapi akhirnya harus jalan kaki. Bantuan disalurkan dengan menggunakan motor engkrek," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Lantas AKP Arif Saepul Haris yang ikut dalam perjalanan memastikan bahwa jalur ini benar-benar tak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
"Alhamdulillah, kami sudah sampai di Cimapag, daerah yang terisolasi akibat longsor di beberapa titik. Tidak bisa dilewati kendaraan apa pun," ujarnya.
Dari hasil pemantauan di lapangan, terdapat sekitar 30 hingga 40 kendaraan yang masih tertahan di lokasi ini.
"Ada mobil sembako, mobil pribadi, kendaraan luar kota, hingga angkutan ayam yang masih tertahan," tambahnya.
Upaya pembukaan jalur kini menjadi prioritas.
"Insyaallah, kami gandeng stakeholder terkait BPBD, PUPR, dan PLN untuk membuka akses. Hari ini sudah datang dua unit beko yang mulai membersihkan material longsor," katanya.
Selain itu, pihaknya juga sedang mengupayakan agar satu unit alat berat bisa melintasi Jembatan Cidadap, yang sebelumnya tertutup untuk kendaraan roda empat.
"Karena sifatnya kemanusiaan dan darurat, kami upayakan satu unit alat berat bisa melewati jembatan untuk membantu evakuasi di titik yang masih tertutup," jelasnya.
Dari pantauan di lapangan, dua unit alat berat sudah mulai bekerja. Ekskavator tampak mengeruk material longsor, membuka jalur yang selama enam hari terakhir mengisolasi para pengendara.
(sya/mso)