Sukses membangun bisnis di usia muda tak selalu dilatari oleh sokongan 'modal orangtua'. Bagi sebagian orang, dorongan semangat dan hasrat nekat bisa menjadi bahan bakar yang cukup untuk mulai merintis usaha sendiri. Seperti yang dialami Bella Citra Putri (29), pengusaha asal Kota Bandung yang berhasil membangun agensi hingga kedai kopi diawali oleh pencarian jati diri--dan sisihan uang jajan.
"Awal mula berbisnis tuh karena saya tidak mau kerja sama orang. Enggak bisa dimarahin dan enggak bisa diatur," ungkap Bella pada detikJabar saat berbincang dengan detikJabar beberapa waktu lalu.
Ditemui di kedai miliknya di jalan Belitung, Kota Bandung, yakni Coffee Eiji, Bella memaparkan kisah jatuh bangunnya melakoni peran sebagai wiraswasta tanpa modal. Seluruh keperluan dana diperoleh dari sisa-sisa uang saku. "Ya ada sih, modal nekat," kelakarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisnis pertama Bella adalah tas yang pasarnya mayoritas menyasar wanita muda. Bisnis tas tersebut dijalani saat ia masih duduk di bangku kuliah, yakni tahun 2016. Kala itu, ia mengumpulkan modal berdagang dengan menyisihkan uang jajan.
"Bisnis pertama itu tempat saya banyak belajar. Dari cari tukang jahit murah, keliling naik motor cari sleting, macam-macam, lah. Ternyata lama-lama mulai ramai," ungkapnya. Meski demikian, dia mengatakan, dirinya saat itu belum mengenal apa yang ingin dicapai dari bisnis tersebut. Ia pun sempat memutuskan untuk bekerja di sebuah agensi periklanan dan menjadi penyiar radio sebelum akhirnya kembali fokus berbisnis.
"Waktu itu merasa belum kenal diri sendiri. Bisnis pun mengalami jatuh bangun, tapi jadi tahu rasanya berbisnis tuh seperti apa. Sempat ada masalah juga dengan partner bisnis sehingga stop aja," ungkapnya.
Selama membangun bisnis sendiri dan bekerja di agensi periklanan, dirinya jadi memahami bahwa digital marketing adalah hal yang ia sukai dan kuasai. Mengenalkan dan memasarkan produk lewat konten-konten di platform seperti Instagram dan TikTok menjadi keahliannya. Beragam eksperimen strategi ia jalani dalam menghasilkan konten-konten media sosial yang banyak diminati. Hasilnya pun kerap dinilai memuaskan.
Kemampuan tersebutlah yang kemudian membuat dirinya dipercaya lebih lanjut oleh klien. Bella pun mulai menerima tawaran-tawaran aktivasi media sosial dan pemasaran produk secara personal. Hal tersebut dikerjakannya dengan tim kecil yang beranggotakan tak lebih dari lima orang, termasuk adiknya.
"Waktu itu belum kepikiran untuk bikin brand, jadi ya sambil siaran aja saya edit video, posting dan lain-lain. Sampai akhirnya klien itu harus melakukan payment. Lalu terpaksa kita bikin badan hukum CV untuk agensi ini, CV Karya Belia. Semua itu terjadi tidak diduga, tanpa business plan apapun," ungkapnya.
Agensi yang dinamai Kanan Kiri Creative tersebut pun berdiri di penghujung 2019. Perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran digital itu berkembang pesat. Dari awalnya hanya mengajak anak magang tanpa dibayar hingga berhasil menggaji karyawan sendiri. Tingginya kebutuhan berbagai perusahaan untuk hadir secara online di era digital saat ini menjadi salah satu bahan bakar Kanan Kiri untuk terus melesat.
![]() |
Meski demikian, akhir tahun 2022 sempat menjadi masa yang sulit bagi Bella dan timnya di Kanan Kiri. Kala itu, beberapa klien memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak hingga hanya tersisa satu perusahaan. Dirinya pun sudah melepaskan pekerjaan sebagai penyiar radio Ardan. Pemasukan otomatis hanya mengandalkan pembayaran dari satu klien tersebut yang terbilang tidak mencukupi operasional.
"Waktu itu benar-benar enggak nyangka, semua berjalan di luar prediksi. Kita belum punya proyeksi finansial, ya bahkan tim finance juga belum punya. Muncul perasaan mau nyerah, sampai sempat pergi ke Papua sendiri untuk healing karena merasa hilang arah," ungkapnya.
Di tengah kegalauan tersebut, muncullah satu klien yang cukup besar dan mampu menggerakan roda perusahaan untuk kembali berputar. Kanan Kiri kembali berkembang hingga mampu melahirkan sebuah lini bisnis baru, Coffee Eiji.
Si Anak Kedua yang Ungguli Kakaknya
Eiji dalam bahasa Jepang memiliki sejumlah arti, salah satunya adalah anak kedua. Bella memilih nama tersebut karena kedai kopi ini adalah lini bisnis keduanya yang lahir setelah Kanan Kiri. Kemunculan Eiji pun lagi-lagi tanpa rencana mendetil. Awalnya dibuat untuk mengisi lantai bawah kantor Kanan Kiri yang pindah mengontrak di Jalan Belitung.
"Gara-garanya tuh karena tetangga bilang enggak boleh buka kantor di komplek ini (kantor Kanan Kiri yang lama). Akhirnya cari tempat untuk kantor dan ketemulah di Jalan Belitung ini. Bentuknya rumah tua banget dan menghabiskan uang cukup banyak untuk renovasi," ungkap Bella. Selain itu, dia mengatakan, ia pun berpikir bagaimana caranya agar bisa memberi servis kepada klien tanpa harus keluar uang lebih.
"Akhirnya kepikiran bikin coffee shop, jadi kalau ngobrol sama klien eggak usah cari tempat lagi. Di sini aja, uangnya muter ke kita lagi," ungkap Bella. Dari situlah Coffee Eiji lahir dan menempati gedung yang sama dengan kantor Kanan Kiri. Bella mengatakan, perkembangan bisnis Eiji melejit melampaui Kanan Kiri. Hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Kedai kopi yang mengusung tema Japanese City Pop pada interiornya tersebut bahkan telah mencapai Break Even Point (BEP) alias balik modal dalam enam bulan sejak dibuka. Bersama partner bisnis yang dikenalnya di 2023, Dinda Tiur, Eiji menerapkan sejumlah strategi bisnis yang berhasil menghantarkan mereka pada kesuksesan.
"Kata orang tuh, yaudah nikmatin dulu aja honeymoon phase-nya, masa-masa ramainya. Tapi feeling saya ini tuh bukan sekedar fase honeymoon. Ini sudah sampai ke momen dimana orang emang suka produknya. Banyak konsumen yang balik lagi, dan bahkan pesanan online kita ramai banget. Itu kan menunjukan bahwa orang beneran cari produk kita, bukan sekedar cari tempat nongkrongnya," ungkap Bella.
Di balik kesuksesannya, ada salah satu prinsip yang senantiasa dia pegang. Prinsip tersebut adalah tidak pernah maju dengan setengah-setengah. Kalau bisa memberi 100 persen, dia mengatakan, jangan pernah hanya mengeluarkan 20 persen.
Selain itu, rasa memiliki terhadap bisnis dan brand yang dilakoni juga tak kalah penting. Meksi kerap berjalan di luar rencana, totalitas dan kegigihanlah yang akan membantu usaha terus bergulir.
"Kalau punya brand itu harus punya rasa memiliki. Kalau tidak, akan kacau. Dan setelah saya benar-benar merasa memiliki Kanan Kiri dan Eiji, kepuasan tuh terasa berkali-kali lipat dibanding hanya sekedar berbisnis dan setengah-setengah," tutupnya.
(tya/tey)