·ÉËÙÖ±²¥

Kota udang atau yang sering dikenal Cirebon sejak awal tahun 2024 menjadi kawasan transit peredaran narkoba. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Kejaksaan (Kajari) Kabupaten Cirebon Yudhi Kurniawan kepada detikJabar, Kamis (25/7/2024).

Sejak Januari sampai Juli 2024, pihaknya menerima barang bukti berbagai jenis narkoba dari hasil pengungkapan yang dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum (APH).

"Jika melihat dari jumlah barang bukti memang jumlahnya cukup banyak terutama narkoba jenis sabu," ungkap Yudhi.

Ia mengungkapkan, sejak awal tahun sampai Juli 2024 narkoba jenis sabu yang menjadi barang bukti dalam pengungkapan proses hukum didapati sebanyak 1,4 kilogram.

"Narkoba jenis sabu yang menjadi barang bukti yang sudah menjadi ketetapan hukum sebanyak 1,4 kilogram," ujarnya.

Sedangkan untuk narkoba jenis lainnya seperti ganja ada sebanyak 329.432 gram, ekstasi sebanyak 5.414 butir dan Obat Keras Terbatas (OKT) sebanyak 64.725 butir.

"Kalau melihat jumlah barang bukti ini memang jumlahnya banyak," jelasnya.

Melihat jumlah yang banyak ini, ia menuturkan mayoritas barang bukti narkoba ini bukan berasal dari pemakai atau pengedar. Melainkan barang bukti tersebut dari hasil pengungkapan saat proses pengiriman yang di mana Cirebon menjadi lokasi transit.

"Jadi Cirebon ini hanya sebagai lokasi transit dan bukan dijadikan tempat peredaran narkoba," kata Yudhi.

Ketika ditanya apakah Kabupaten Cirebon saat ini masuk dalam kategori darurat narkoba. Yudhi membantah hal itu pasalnya jumlah barang bukti belum masuk dalam ambang batas kategori darurat narkoba.

"Meskipun cukup banyak, tapi kalau melihat dari ambang batas jumlah barang bukti yang diamankan belum masuk dalam kategori darurat narkoba," tutupnya.