Di kawasan Jalan Pulasaren, tepatnya di bawah pohon beringin di persimpangan Jalan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, terdapat sebuah pedagang minuman unik, yang diberi nama Es Bir Kocok AaMr. Untuk AaMr merupakan singkatan dari Asyari Murodi, sang penjual Es Bir Kocok.
"AaMr itu singkatan nama saya, sengaja dikasih, takutnya kalau sudah ramai terus ada yang meniru, tapi rasanya beda, itu saya bisa komplain, itu bukan produk kita," tutur Asyari (27) belum lama ini.
Baca juga: Pamor Si Hitam dari Majalengka |
Meski namanya bir yang lekat dengan minuman beralkohol, tetapi, es Bir Kocok AaMr tidak menggunakan alkohol sama sekali. Asyari memaparkan, bir kocok miliknya, dibuat menggunakan bahan alami berupa rempah-rempah. Setidaknya, ada tiga bahan yang digunakan Asyari dalam membuat bir kocok, yakni jahe, gula merah dan kayu manis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak pakai bir asli, cuman pakai jahe yang sudah gerus, lalu gula merah dan kayu manis yang direbus, terus disaring. Jahenya juga ada dua jenis, jahe merah sama jahe biasa. Untuk kayu manis dan gula merahnya itu langsung dimasukan saja saat direbus," tutur Asyari.
Menurut Asyari, minuman es bir kocok sendiri berasal dari Jakarta, dan sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, lanjut Asyari, orang Belanda banyak yang meminum bir yang beralkohol dan memabukan. Melihat fenomena tersebut, orang Betawi mencoba untuk membuat sebuah minuman yang mirip bir, namun dibuat dengan bahan rempah-rempah yang tidak memabukan.
"Asal usulnya kenapa dinamakan es bir kocok. Itu ketika zaman penjajahan, banyak orang Belanda yang meminum bir beralkohol. Lalu, orang Betawi membuat racikan minuman yang memiliki warna kuning yang sama dengan bir, serta bisa mengeluarkan busa, tapi tidak memakai alkohol. Karena cara pembuatannya dikocok, jadi dinamai es bir kocok atau orang menyebutnya juga es bir pletok khas Betawi," tutur Asyari.
Untuk penyajiannya, sebelum dituangkan dalam gelas, minuman bir dimasukan terlebih dahulu ke dalam sebuah wadah botol kocok yang sudah diberi es batu, setelah itu, dikocok sampai berbusa. Perpaduan rasa jahe yang khas, manisnya gula merah, serta wanginya kayu manis, menciptakan sensasi rasa minuman yang segar alami di tenggorokan.
Karena tidak menggunakan pemanis buatan, menurut Asyari, sensasi rasa segar dari es bir kocok dapat bertahan lama di tenggorokan. Biasanya, lanjut Asyari, es bir kocoknya juga bisa disajikan dengan kondisi hangat, serta bisa juga ditambahkan jeruk nipis.
![]() |
Asyari sendiri baru berjual es bir kocok di Cirebon sekitar dua bulan. Asyari mengatakan, sebelum mulai berjualan, Asyari belajar terlebih dahulu selama satu bulan di Jakarta.
"Saya aslinya orang Cirebon, kebetulan kemarin main ke Jakarta sambil belajar cara buat es bir kocok. Mulai buka usaha di Cirebon tuh sekitar bulan Juli kemarin," tutur Asyari.
Menurut Asyari, meski berasal dari Jakarta, tetapi, selama berjualan di Cirebon, ternyata, banyak orang yang juga menyukai es bir kocok miliknya. Melihat respon yang positif, Asyari memberanikan diri untuk membuka tiga cabang baru di Cirebon.
"Alhamdulillah banyak orang Cirebon yang suka, mungkin awalnya penasaran, tapi pas dicoba malah ketagihan. Dulu mah keliling,tapi sekarang di sini saja. Ini juga alhamdulilah, sudah nambah tiga cabang gerobak dalam waktu dua bulan," tutur Asyari.
Dengan menggunakan gerobak roda dua sederhana, Es Bir Kocok Asyari buka dari pukul 08:00 WIB sampai pukul 17:00 WIB. Dengan harga Rp 5.000 per gelas, dalam sehari, Asyari bisa menghabiskan puluhan gelas es bir kocok, dengan omzet sekitar ratusan ribu rupiah untuk satu gerobak.
"Alhamdulillah kalau habis semua, sehari bisa sampai 70 gelas, untuk omzetnya sekitar Rp 350.000 per gerobak. Tapi yah namanya orang jualan kadang habis kadang sisa, disyukuri saja. Apalagi ini produk baru, diterima sama orang Cirebon saja saya sudah senang," tutur Asyari.
Besar harapan Asyari, ke depan agar usaha es bir kocok miliknya dapat lebih berkembang. Asyari berkeinginan, lewat usahanya, ia dapat membuka banyak lapangan kerja.
"Pengen nambah cabang sebanyak-banyaknya agar bisa memberi pekerjaan sebanyak-banyak pada orang, pengalaman soalnya kalau nyari kerja susah. Kalau mau kerja di sini gampang yang penting modal KTP, niat kerja makanin anak istri," pungkas Asyari.
(mso/mso)