·ÉËÙÖ±²¥

Kisah Para Pembunuh yang 'Dihantui' Korbannya

Round-Up

Kisah Para Pembunuh yang 'Dihantui' Korbannya

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 12 Okt 2024 17:00 WIB
Potret almarhum Diki.
Diki yang tewas dibunuh di Sukabumi (Foto: Istimewa).
Bandung -

Seorang pria yang mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye, dengan tangan terborgol, berkepala plontos menangis segukan tiada henti saat dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Sukabumi, Senin (7/10). Pria bernama Gilang Maulana (21) itu, juga terus menyeka air matanya dengan baju yang dikenakan menggunakan tangan kirinya.

Selain itu, ada juga pria yang sama-sama mengenakan pakaian tahanan Polres Sukabumi, menunjukan gelagat berbeda di mana tubuhnya terus bergetar. Pria itu bernama Juanda (18).

Sementara itu, dua orang lainnya yang sama-sama mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye, berstatus anak dan ibu, yakni Nauval (19) dan Erni (49) tampak menundukan kepalanya. Keempatnya merupakan pelaku pembunuhan Diki Jaya (21).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita pelaku pembunuhan didatangi arwah korbannya memang bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Hal itu juga dirasakan oleh Gilang dan Juanda. Kepada polisi keduanya mengaku, tak tenang hidupnya setelah terlibat dalam kasus pembunuhan Diki.

Dalam konferensi pers ini, Gilang mengaku sempat didatangi oleh sosok yang mirip korban Diki. Kejadian ini terjadi berulang dalam mimpinya. Bukan hanya Gilang, hal serupa juga dialami oleh Juanda.

ADVERTISEMENT

"Ia saya didatangi oleh arwahnya, minta dikuburkan," kata Gilang saat ditanya oleh Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri.

Dalam kasus ini, Gilang berpera membantu tersangka Nopal untuk mengubur jasad Diki yang ada di pinggir pantai dan membuang jasad korban ke sekitar kebun yang ada di wilayah Cisolok.

Tak hanya Gilang, pengalaman sama juga dirasakan oleh Juanda, mereka juga menceritakan mimpinya itu ke penyidik sesaat setelah ditangkap. Hidup mereka juga tidak tenang setelah terlibat dalam kasus tersebut.

"Tersangka Gilang mengaku ke penyidik didatangi oleh korban dalam mimpi minta tolong panguburkeun urang (tolong kuburkan saya), itu katanya terus menerus sebelum ditangkap. Ada dua orang yang mengaku ke kita didatangi itu si Gilang dan Juanda," kata Ali Jupri.

Dalam kejadian ini, Gilang berperan mengangkat dan mengubur lalu memindahkan jasad Diki ke Cisolok lalu Juanda ikut menggali kuburan terus mengangkat dari lokasi kuburan ke motor.

Pelaku dan Korban Saling Kenal

Erni dan Noval diketahui sebagai ibu dan anak, sementara dua pelaku lainnya masing-masing Gilang dan Juanda berstatus sepupuan dengan Nopal, keduanya keponakan dari Erni. Para pelaku saling kenal dengan korban.

"Mereka ini masih bersaudara dan tinggal di rumah Bu Erni, tersangka lainnya. Jadi, tiga dari mereka adalah sepupu, masih satu nenek," ungkap Ali.

Erni sendiri diketahui memiliki sebuah warung kopi yang juga menjajakan makanan ringan di kawasan Pantai Wisata Katapang Condong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu. Untuk kepentingan penyidikan, warung milik Erni dipasang garis polisi beberapa waktu lalu saat penyidik melakukan olah TKP dan prarekontruksi.

Diki Tewas Ditusuk

Kapolres Sukabumi, AKBP Samian mengatakan, otak dalam pembunuhan ini yakni Noval atau anak dari Erni. "Noval adalah pelaku utama yang menusuk korban," kata Samian.

Menurutnya, kasus pembunuhan ini dipicu minuman keras, di mana sebelum korban di bunuh pelaku dan korban yang saling mengenal sempat menenggak miras bareng.

"Motif dari tidak pidana ini diawali adanya salah paham pada saat korban dan pelaku mengonsumsi minuman keras bersama-sama. Kemudian dari salah paham itu pelaku mengambil sebilah pisau dapur kemudian ditusukkan di bagian leher sebelah kiri korban," ungkap Saiman.

Dalam kejadian ini, Noval dan dua pelaku lainnya sempat mengubur jasad Diki di pesisir pantai. Namun saat itu, Erni sebagai ibu Noval sempat menegur.

Teguran yang dikatakan Erni yakni mengingatkan jika mayat dikubur di pantai maka akan diketahui orang lain dan kepolisian.

"Pada saat pelaku utama setelah melakukan tindak pidana pembunuhan kemudian bersama tersangka GM dan juga J melakukan penguburan, kemudian datanglah tersangka E yang memberikan nasihat bahwasannya itu akan mudah diketahui oleh masyarakat dan akan mudah diketahui oleh pihak kepolisian, bahwa merekalah yang melakukan tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain, maka atas saran dari E tiga tersangka tersebut melakukan pengangkatan kembali," jelas Samian.

Usai diingatkan Erni, para tersangka lalu membawa jasad korban, kemudian dinaikan ke atas motor dan dibawa sejauh 15 kilometer ke arah Cisolok dekat perkebunan di pinggir jalan.

Pengakuan Erni

Erni tak tahu jika anaknya Noval membunuh Diki, anak sebatang kara yang sudah hidup bersama sekitar satu tahun di wilayah Cisolok.

"Saya enggak tahu (saat korban dibunuh), ibu mah cuma begini waktu mencari anak saya (Noval), saya suruh pulang, karena enggak pulang karena saya lagi sakit sampai nyari ke pantai. Sampai di pantai lihat dia (Gilang) panik, kayak yang panik," kata Erni.

Erni kaget, saat melihat sebuah gundukan yang di mana di lokasi itu ada anaknya serta dua pelaku lain. Erni pun bertanya dimana keberadaan Diki.

"Ibu pas baliknya kaget ada gundukan pasir, tanya lagi si Gilang, kata ibu si Diki mana itu mah, si Diki yang dikubur. Saya menangis menjerit, awalnya enggak tahu kalau itu Diki, dengkul saya langsung lemas, namanya pulang dari rumah sakit. Saya suruh pindahin, hanya begitu aja setelah itu enggak tahu lagi," ujar Erni.

Setelah itulah jasad Diki dibawa oleh pelaku menggunakan motor dan dibuang di pinggir Jalan Raya Sukabumi - Banten.

Diki Sempat Dilaporkan Hilang

Sebelum ditemukan meninggal dunia, Diki sempat dilaporkan hilang. Ibu angkat Diki, yakni Ani menyebut jika sebelum ditemukan tewas Diki sempat dijemput oleh Noval ke rumahnya.

"Yang menjemput salah satunya si Noval, satu lagi saya enggak kenal. Mereka menjemput Diki (Diki Jaya) katanya mau diajak main. Saat itu saya sudah tidur, Diki pamit ke anak saya. Kondisi hujan deras," ucapnya.

Perasaan tak enak Ani malam itu terjawab keesokan harinya, ketika Diki tidak pulang, bahkan di hari-hari berikutnya. Ani sempat melakukan pencarian.

"Besoknya saya cari selama tiga hari, dari ujung kafe ke ujung kafe, tapi enggak ada, enggak ketemu. Saya minta anak-anak di sini juga mencarinya. Saya titip pesan, kalau ketemu Diki suruh pulang. Saya ingat perutnya, takut belum makan," terang Ani.

Diki Anak Sebatang Kara

Diki dikenal Ani sejak lama. Ia ditinggal ibunya yang meninggal dunia, sementara ayahnya menikah lagi di Jakarta. Sehari-hari, Diki tinggal bersama Ani, membantu berjualan dan mengurus rumah. Ia sudah dianggap seperti anak sendiri.

"Hubungan darah enggak ada, tapi sudah dianggap anak sendiri. Dia mudah bergaul dengan siapa saja, meskipun cenderung pendiam, tapi ringan tangan (suka membantu). Enggak perlu diminta, pasti dia bantu," ucap Ani.

Diki awalnya ingin ikut suami Ani ke laut untuk mencari ikan, namun suaminya memintanya tetap di rumah untuk membantu Ani berjualan. "Paginya habis jualan cumi, malamnya masih bantu melayani pembeli," tuturnya.

Diki hidup sebatang kara tanpa saudara, namun sifat rendah hatinya membuatnya sudah seperti bagian dari keluarga besar warga Kampung Baru, Citepus.

Sejak kepergian Diki malam itu, kekhawatiran Ani dan warga semakin besar. Ada dugaan Diki pergi ke Jakarta, namun Ani membantah karena Diki baru saja pulang dari sana setelah bertemu ayahnya.

"Sampai kemudian ada kabar mayat ditemukan di Cisolok. Deg, perasaan saya enggak enak. Kabar itu menyebar di media sosial Facebook. Saya mengenali bajunya, yang warna merah, sama celananya. Jaketnya juga saya tahu. Saya langsung ngeuh (sadar), itu Diki," kata Ani.

Ani mengaku resah setelah dapat kabar itu dan tak tahu apa yang harus dilakukan hingga akhirnya polisi memberi kabar bahwa mayat itu memang Diki.

"Saya mendapat penegasan dari polisi, mayat itu adalah Diki. Sekarang saya hanya berharap pelakunya dihukum berat. Bukan hanya saya, semua warga kampung tidak terima dengan kondisi Diki seperti itu," kelas Ani dengan nada geram.



Simak Video "Video: Pria di Sukabumi Tewas dengan Luka di Bagian Punggung"


Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikInet
Sepakbola
Wolipop
detikHealth
detikOto
Sepakbola
detikNews
detikFood

Hide Ads