·ÉËÙÖ±²¥

Eksklusif: Aa Boxer Sang Maha Guru Tarung Derajat

Wawancara Eksklusif

Eksklusif: Aa Boxer Sang Maha Guru Tarung Derajat

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 15 Jan 2023 13:24 WIB
Achmad Drajat alias Aa Boxer di kediamannya
Pencipta bela diri Tarung Derajat, Achmad Drajat alias Aa Boxer (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Tarung Derajat, salah satu seni bela diri yang mengandalkan gerakan penuh teknik serta full body contact dan diciptakan oleh Achmad Drajat atau karib disapa Aa Boxer.

Asal usul seni bela diri ini berasal dari jalanan. Tarung Derajat ini lahir karena tiga hal, pertama imajinasi, kedua kreativitas dan ketiga keberanian moral.

detikJabar melakukan wawancara eksklusif bersama Aa Boxer yang dijumpai di kediamannya yang berada di kawasan Buahbatu, Kota Bandung belum lama ini. Berikut isi petikan wawancaranya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat tanggal lahir?

Lahir 18 Juli 1951 di Garut, umur 3 tahun pindah ke Bandung.

ADVERTISEMENT

Siapa nama ayah, ibu dan memiliki berapa saudara?

H Adang Latif dan Hj Mintarsih. Anak pertama dari lima sodara, anak kedua di Jakarta Hj Euis Sarifah, anak ketiga H Asep Darmatin, anak keempat Drs Setiawati di Lampung dan kelima Tika Surtika.

Siapa nama istri dan memiliki berapa anak?

Hj Aprilyanti. Anak tiga, cucu enam. Anak pertama Badai lulusan ITB, anak kedua Rimba lulusan Unpad dan anak ketiga Dara lulusan ITB dan UI.

Apa pekerjaan sang ayah, kabarnya jadi pengawal Bung Karno?

Pada saat itu ayah menjadi Polisi Istimewa di Garut, yaitu polisi pengawalan Presiden Bung Karno waktu itu, kalau ke daerah Jawa Barat pasti bapak yang mengawal.

Karena situasi waktu itu masih banyak pemberontakan-pemberontakan, makannya almarhum bapak itu ditawari sekolah resmi polisi di Sukabumi, tapi lebih memilih ke Bandung untuk menghindari pemberontakan karena dia sangat memiliki rahmat dan karunia karena memiliki anak laki-laki.

Kapan Tarung Derajat Didirikan?

Tahun 1972 di Bandung di Lapang Tegallega.

Bisa diceritakan asal usul Tarung Derajat ?

Pada intinya, Tarung Derajat ini lahir karena tiga hal, pertama imajinasi, kedua kreativitas dan ketiga keberanian moral.

Imajinasi itu suatu pengalaman hidup yang tidak melalui katanya-katanya tapi dilakukan oleh otot, otak dan nurani sendiri, oleh badan sendiri dan tidak mengambil contoh dari orang lain.

Yang diingat, kenangan atau imajinasi itu yang menjadi suatu bayangan sampai saat ini, itu masa anak-anak, masa kecil, masa remaja, masa pemuda, masa dewasa, masa tua sampai sekarang masa kakek-kakek itu imajinasi yang ternyata bersambung.

Intinya, imajinasi ini kan setiap kenangan akan terbayang dari pengalaman hidupnya dari masa ke masa, sepanjang zaman. Apa yang enak dirasakan, apa yang tidak enak dirasakan oleh diri sendiri dari perilaku hidup di dalam menjalani kehidupan dari masa ke masa dari fungsi saya saat itu.

Dari masa sekolah, sampai mahasiswa hingga pekerjaan. Dari situ tumbuh kreativitas, apa yang harus dilakukan.

Dari kreativitas artinya yang buruk tidak dikembangkan, tapi diambil hikmahnya dari perilaku buruk atau moralitas dan lingkungan dan yang baiknya tidak dimasukkan jadi renungan, karena yang baik mengapa harus direnungkan lagi.

Yang buruk ini, tidak harus dijalankan, tidak harus diikuti, tapi harus ada solusi supaya setiap imajinasi itu menjadi sesuatu hal yang bermanfaat.

Pada intinya apapun yang dirasakan oleh kita, sesuatu yang menyiksa diri kita, menyiksa perasaan atau pikiran, menyiksa juga batin ternyata itu sesuatu hal pengalaman terbaik sehingga kita mampu mengatasi kejadian itu yang mungkin pada masa berikutnya akan lebih berat dan itu sesuai faktor usia.

Achmad Drajat alias Aa Boxer di kediamannyaAchmad Drajat alias Aa Boxer di kediamannya Foto: Wisma Putra/detikJabar

Ceritanya bisa berdiri?

Berdiri karena suatu kreativitas dari imajinasi tadi, dengan berdirinya bela diri AA Boxer karena kita sebelumnya tidak mengajarkan bela diri dan tidak tahu apa itu bela diri yang jelas kita malalui kawan-kawan dekat pada masanya baik anak-anak maupun remaja kita belajar seperti umumnya permainan anak-anak, berkelahi seperti itu.

Misalkan di lapangan, di lapangan itu bukan tempat main bola atau voli saja, tapi juga misalkan bermain perkelahi-kelahian, anak-anak suka main perang-perangan, ini benar-benar bermain dan berkelahi.

Dari hasil perkelahian anak-anak, singkat cerita saya menjadi pemenang terus di lingkungan itu, artinya bukan menang menjatuhkan lawan, saya misalkan kena pukul, kena tendang, berdarah, tapi tidak pernah emosi, tidak pernah ingin membalas.

Karena sudah sering kena pukul, kena tendang, akhirnya jadi biasa. Nah dari kebiasaan itu, sekarang perkembangan tekniknya permainan berkelahi ini saya tidak pernah ikut menyerang, biar dia yang nyerang, dari situ terjawab sudah susah mengalahkannya walaupun berdarah-darah dan dipukul beberapa ini bagaiamana menjatuhkannya, itu inti dari lahirnya bela diri AA Boxer.

Sampai detik ini kita tidak pernah layani lawan. Saya marah kalau dia punya musuh dilayani, musuh itu kan inginnya dilayani supaya bermusuhan, tapi tidak dilayani dalam arti kita gunakan taktik bukan teknik.

Kita itu di sini adu ketahanan diri, bagaimana caranya dengan cara seperti yang kita lakukan dari pengalaman yang akhirnya seperti masa anak-anak dan remaja saya diterapkan. Akhirnya orang sekarang segan dengan Tarung Derajat dilawan pun percuma. Aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takut.

Mengapa Dinamai Tarung Derajat?

Tarung Derajat salah satu kehormatan, tarung itu perjuangan, perkelahian, pertemuan, perjuangan yang keras, menggunakan otot, otak dan nurani untuk mencapai tingkat di dalam hidup dan kehidupannya.

Kita berjuang untuk meraih harkat martabat di situ. Kita berjuang di situ, kita kalau jadi manusia yang berhakekat manusia, melalui Tarung Derajat kita bentuk, kita jadikan diri kita sendiri menjadi seorang manusia yang berhakekat manusia.

Salah satu pengalaman saya mendirikan tarung drajat, ini masalah moral, masalah perilaku hidup, yaitu Mortal Ghada, moralitas dan mental.

Tarung Derajat tidak mengkhianati yang menjadi landasan moral, mengapa Tarung Derajat ini ada, berani memunculkan moral, selama itu kebaikan dijalankan dengan benar dan itu dan akan berkembang terus.

Sudah memiliki berapa angkatan?

Angkatan pertama saya didik dan disebarkuaskan karena sekolahnya yang menentukan dia boleh dari berbagai daerah, seperti di STKS sehingga dia pulang selesai kuliah di sini lanjut di sana. Angkatan pertama, tahun 1988, se-Indonesia yang berhak tarung 40 lebih.

Sasaran pengikut Tarung Derajat?

Ada satu instruksi, dirikan satlat di tempat terkumuh sekalipun dan kepada orang-orang yang dianggap berandal, dianggap negatif, kamu di situ masuk.

Kalau bisa menguasai lingkungan seperti itu, bisa jadi baik lingkungannya, orang-orang jadi baik karena perilaku kamu. Kan kalau ke sekolah atau kemana itu gampang karena itu orang baik. Kalau orang tidak baik jadi baik setelah kita latih itu keberhasilan.

Apa perbedaan dengan bela diri lainnya?

Perbedaan tentang filosofi dan berdirinya dan hakekat dari olahraga itu sendiri. Kita tidak membandingkan karena setiap bela diri memiliki keistimewaan masing-masing.

Final tarung derajat PON Papua 2020 kelas 64,1-67 kg antara Muhammad Rizki Firdaus dari Sumatera Utara dan I Made Ardi Arimbawa dari Bali, Selasa (12/10/2021) di Mimika.Final tarung derajat PON Papua 2020 kelas 64,1-67 kg antara Muhammad Rizki Firdaus dari Sumatera Utara dan I Made Ardi Arimbawa dari Bali, Selasa (12/10/2021) di Mimika. Foto: Saiman/detikcom

Kapan Tarung Derajat diakui KONI?

1997 singkat ceritanya sampai kita bisa menerapkan, oh kalau amatir tuh bisa masuk jadi olahraga intinya cuman satu, menyelamatkan keselamatan atlet harus dijamin dalam melakukan latihan-latihan atau pertandingan.

Jadi ada tekniknya setelah diakui KONI?

Sekarang sudah ada tehniknya. Baru diatur, kalau ingin ngerti Tarung Derajat tetap harus belajar dan berlatih yang namanya kita mendirikan suatu ajaran, atau suatu pelatih, apa yang dilatih, itu cara berkelahi, kalau berkelahi itu pakai alat apa supaya tak melanggar hukum, pakai alat perangkat diri sendiri, melatih tangan, melatih kaki, melatih pundak, melatih pinggul, melatih leher, segala macam dilatih dijadikan satu senjata untuk bertahan dan menyerang dalam upaya mempertahankan.

Di sini bukan mempertahankan diri, itu yang menurut ajaran Tarung Derajat atau pengalaman saya mempertahankan diri enggak akan ada habisnya akan timbul perkelahian saling mempertahankan karena enggak ada yang mau mengalah.

Teknik di sini adalah mempertahankan ketahanan diri. Kalau tangan ini bertahan menyerang bisa digunakan dengan gerakan apapun, sebut saja pukulan, pukulan itu macam-macam ada yang dari bawah ke atas, dari samping ke tengah, ada tengah ke samping, ada dari tengah ke atas, bisa ke bawah lagi dan kita pelajari sedikit.

Posisi yang dilakukan bisa sambil duduk, sambil berdiri, bisa melangkah dan bisa sambil berjalan, mundur hadap kiri dan kanan, itu secara ilmiah menurut kodrat dan irodatnya.

Setelah diakui KONI, teknik pun diperbaharui?

1994 ke bawah itu tidak pakai alat pelindung sama sekali dan tidak pakai penjurian, wasit hanya satu di tengah hanya untuk memisahkan dan mendengar, kalau ada kata-kata box menyerah selesai di situ.

Sekarang sudah pakai penjurian karena olahraga, walaupun keselamatan, atau kecederaaan tergantung perilaku kita, tapi tetap aturan yang realistis dan rasional dilakukan. Pakai alat pelindung, mana yang boleh dilakukan yang di dalam teknik olahraga, mana yang tidak boleh, itu dibatasi.

Kapan Tarung Derajat masuk PON?

Masuk PON Tahun 2000 di Surabaya.

Perasannya gimana?

Itu rahmat dan karunia, karena apa, karena kita masih dalam rangka jauh dari membangun masih istilahnya kalau bangun rumah itu belum menggali, kalau punya tanah ini bagusnya untuk ini, ini untuk ini, baru gitu dan masuk eksebisi dengan biaya sendiri san ternyata spektakuler hasilnya.

Dilihat dari penonton paling banyak di Surabaya itu, padahal dekat dengan bela diri lain, ada tiga bela diri. Waktu itu Ketua Umum KONI Pak Wismoyo hari itu pembukaan Tarung Derajat tidak pindah ke olahraga lain hanya di situ. Terus lagi Gubernur sebagai Ketua Pelaksana waktu Imam Utomo dia di situ juga.

Penonton yang dikhawatirkan akan jadi pengacau, di sanakan banyaknya pengen nonton sepakbola, ini tertib. Tarung Derajat sesuatu yang dahsyat.

Target Sea Games?

Kita tetap berbicara kepada imajinasi, kreativitas dan keberanian moral, berani melakukan, berani menegakan, berani melaksanakan atas dasar hal-hal yang rralistis dan rasional.

Kalau sudah ke Sea Games, kita harus masuk ke Negara-negara di Asean, kita sudah melaksanakan itu, termasuk masuk eksebisi Sea Games Tahun 2011 aksinya sama spektakuler.

Tahun 2011, sampai sekarang kita belum masuk lagi ke Sea Games

Harapan kepada pemerintah?

Aa Boxer, anak bangsa yang memiliki kreativitas tinggi dan keberanian moral untuk dimunculkan inilah olahraga nasional, olah raga yang layak disegani oleh bangsa lain tidak hanya Pencak Silat saja.


Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikInet
Sepakbola
detikNews
detikFood
detikFinance
detikOto
Wolipop
detikHot

Hide Ads