Tanggal 1 Mei setiap tahunnya kerap diwarnai aksi turun ke jalan, orasi dari para buruh, hingga spanduk bertuliskan berbagai tuntutan kesejahteraan pekerja. Inilah yang dikenal sebagai May Day atau Hari Buruh Internasional. Namun di sisi lain, ada istilah lain yang mirip bunyinya Mayday. Meskipun terdengar serupa, May Day dan Mayday memiliki makna yang sangat berbeda. Berikut penjelasannya.
Asal-usul May Day 1 Mei
Dilansir dari situs Universitas Brawijaya, sejarah May Day berakar dari perjuangan kelas pekerja di Amerika Serikat, khususnya di Chicago, pada tahun 1880-an. Pada masa itu, buruh bekerja dalam kondisi yang sangat tidak manusiawi dengan jam kerja bisa mencapai 12 hingga 16 jam sehari, dengan upah yang minim dan tanpa jaminan keselamatan kerja.
Puncaknya terjadi pada 1 Mei 1886, ketika itu sekitar 300 ribu buruh di seluruh AS menggelar aksi mogok kerja besar-besaran menuntut penerapan jam kerja 8 jam sehari. Di Chicago, demonstrasi ini berakhir tragis dengan terjadinya Insiden Haymarket, yakni ledakan bom dan baku tembak antara polisi dan demonstran, yang menewaskan beberapa orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengenang perjuangan para buruh tersebut, The Internasional Socialist Conferences pada tahun 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional. Sejak saat itu, peringatan May Day menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.
May Day di Indonesia
Di Indonesia, Hari Buruh mulai diperingati sejak masa kolonial Belanda. Pada tahun 1948, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Nasional. Melalui Undang-Undang Kerja Nomor 12, para pekerja pun diberikan hak untuk menikmati hari libur pada tanggal tersebut. Penetapan ini menjadi simbol penting atas pengakuan terhadap perjuangan dan kemenangan kaum buruh di Indonesia.
Namun, situasi berubah drastis setelah terjadinya Gerakan 30 September 1965. Sejak saat itu, 1 Mei tidak lagi diakui sebagai hari libur bagi para pekerja. Bahkan, peringatan Hari Buruh dianggap sebagai kegiatan yang bersifat subversif atau berpotensi mengancam negara, karena sering dikaitkan dengan paham komunisme.
Setelah berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998, masyarakat Indonesia mulai kembali memperingati Hari Buruh secara terbuka. Puncaknya, pada tanggal 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan kembali Hari Buruh sebagai hari libur nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013.
Baca juga: Ini Hasil Pemeriksaan Tes DNA Dokter Priguna |
Apa Itu Mayday?
Perbedaan dengan May Day, istilah Mayday digunakan sebagai sinyal darurat internasional dalam komunikasi radio, terutama di dunia penerbangan dan pelayaran.
Bersumber dari Merriam-Webster, asal-usul kata ini berasal dari bahasa Prancis "M'aidez" yang berarti tolong saya. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1923 oleh seorang petugas radio lapangan udara di Inggris untuk menggantikan kata SOS, terutama dalam komunikasi suara.
Penyebutan "Mayday" dilakukan tiga kali berturut-turut untuk menunjukkan bahwa situasi benar-benar darurat dan membutuhkan bantuan segera.
(iqk/iqk)