Tidak mudah menjadi Annie Holland, wanita berusia 24 tahun ini tidak bisa makan selama 10 tahun terakhir. Alhasil, ia bertahan hidup dengan infus vitamin dan nutrisi.
Dikutip detikFood dari NY Post (03/03), bukan tanpa alasan mengapa ia tidak bisa makan, Annie menjelaskan bahwa saat remaja, ia sering mengalami pusing, pingsan sampai masalah pencernaan.
Wanita asal Adelaide, Australia ini menuturkan awalnya dokter tidak bisa menemukan apa yang salah dari tubuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat itu saya melakukan tes lewat urine dan tes darah, hasilnya menunjukkan bahwa saya memiliki penyakit Autoimmune Autonomic Gangliopathy (AAG)," ungkap Annie.
AAG sendiri merupakan penyakit seumur hidup yang memicu sistem kekebalan tubuhnya menyerang sel-sel saraf sehat di tubuhnya.
Baca juga: |
Dalam kasus Annie, kondisinya semakin memburuk selama bertahun-tahun. Ia harus menjalani beberapa operasi untuk mengangkat ususnya. Hal ini menyebabkannya mengalami gagal usus, suatu kondisi di mana usus tidak dapat menyerap cukup nutrisi dan cairan untuk menopang tubuh.
"Sulit untuk menjelaskan kepada orang-orang bagaimana rasanya tidak pernah bisa makan," kata Annie.
![]() |
"Makanan adalah bagian yang sangat normal dari kehidupan sehari-hari bagi kebanyakan orang, tetapi bagi saya, itu adalah sesuatu yang bahkan tidak dapat saya pertimbangkan. Saya sudah tidak bisa ikut acara makan bersama, dan bau makanan yang dimasak dapat membuat saya merasa sangat sakit dan mual," jelasnya.
Annie mengaku sulit untuk berada di sekitar makanan, yang merupakan bagian normal dari kehidupan orang lain tetapi berbahaya bagi dirinya. Karena penyakitnya ini, Annie harus menjalankan banyak waktu di rumah sakit untuk berobat.
Untungnya, Annie masih bisa bertahan hidup setelah melakukan perawatan medis dari Total Parenteral Nutrition (TPN). Yaitu perawatan medis berupa infus cairan yang mengandung nutrisi penting, lemak dan protein yang disalurkan langsung ke aliran darah.
Tentunya hidup bergantung pada cairan infus tidaklah mudah. Annie harus menjadi perawat untuk dirinya sendiri di rumah. Ia harus memastikan bahwa semua peralatan infus yang digunakannya steril untuk mencegah infeksi atau bakteri yang dapat menyebabkan sepsis. Selain itu biaya pengobatan menggunakan TPN ini tak mudah, butuh sekiranya USD 2.000 - 3.000 (Rp 33 juta - Rp 49,5 juta) per minggu belum termasuk biaya lainnya.
Kini Annie bertekad membantu pasien lain yang memiliki kondisi sama sepertinya. Ia menggalang dana lewat situs non-profit GoFundMe untuk membantu orang-orang dengan kondisi medis sepertinya.
Artikel ini telah tayang di
(sob/yum)