Jumlah masyarakat yang golput (golongan putih) alias tidak menggunakan hak pilih di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024 jumlahnya sangat banyak, yakni mencapai 35,3 persen dari pemilih yang masuk dalam DPT.
Berdasarkan data KPU, DPT Kota Bandung pada Pilwalkot 2024 mencapai 1.887.878. Sementara warga yang menggunakan hak pilihnya hanya 1.222.878 atau 64,7 persen. Itu berarti, ada 665.000 warga yang tidak menggunakan hak pilih atau golput.
Banyaknya warga yang golput membuat tingkat partisipasi masyarakat di Kota Bandung menurun jika dibandingkan Pemilu bulan Februari 2024 lalu yang mencapai 82,9 persen. Bahkan pada Pilwalkot 2018, angka partisipasi masyarakat ada di angka 76,12 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merespon turunnya tingkat partisipasi masyarakat itu, Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi mengatakan, ada faktor kejenuhan dari masyarakat karena berdekatannya waktu pelaksanaan antara Pemilu dan Pilkada.
"Pilkada terbilang berdekatan dengan Pemilu. Angka partisipasi Pilkada (Kota Bandung) memang agak berkurang. Kami mohon, hal itu menjadi evaluasi pemerintah pusat ke depan," singkat Asep, Jumat (6/12/2024).
Terpisah, Ketua KPU Kota Bandung Khoirul Anam Gumilar Winata mengakui, ada penurunan tingkat partisipasi masyarakat di Pilkada kali ini. Anam mengatakan, hal itu jadi evaluasi KPU untuk menyelenggarakan pesta demokrasi berikutnya.
"Ya betul memang turun cukup jauh dari pada kemarin waktu Pilkada terakhir 2018. Nah itu turun memang menjadi bahan evaluasi," ujar Anam.
Anam menegaskan, menurunnya tingkat partisipasi masyarakat terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Untuk di Kota Bandung kata dia, salah satu faktor penyebabnya karena berkurangnya jumlah TPS dan cuaca.
"Ada juga pengaruh cuaca, ada juga ya kalau dari masyarakat pengerucutan TPS yang kemarin (Pemilu) itu 7.424, sekarang itu 3.590. Jadi banyak faktor sebetulnya, jadi itu kan akan menjadi bahan evaluasi kita bersama," tandasnya.
(bba/mso)