·ÉËÙÖ±²¥

Ortu Pengguna Piagam Palsu di PPDB SMA Jateng Minta Diizinkan Ubah Berkas

Ortu Pengguna Piagam Palsu di PPDB SMA Jateng Minta Diizinkan Ubah Berkas

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 11 Jul 2024 16:30 WIB
Suasana audiensi orang tua bersama Pemprov Jateng di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Kamis (11/7/2024). Audiensi soal piagam diduga palsu saat daftar PPDB.
Suasana audiensi orang tua bersama Pemprov Jateng di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Kamis (11/7/2024). Audiensi soal piagam diduga palsu saat daftar PPDB. Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Sejumlah orang tua calon peserta didik yang terdampak dianulirnya nilai piagam palsu dalam PPDB SMA menggeruduk Kantor Gubernur Jateng. Mereka menuntut diizinkan untuk mengganti piagam yang nilainya dianulir itu dengan piagam lain.

Hal tersebut disampaikan para orang tua saat audiensi di Pemprov Jateng. Dalam pertemuan itu, Pemprov Jateng diwakili oleh Plh Asisten 1 Setda Jateng Haerudin, dan Wakil Ketua PPDB Jateng Sunarto.

"Usulannya ada dua terkait dengan masuk cadangan sama mengganti sertifikat yang baru," kata Haerudin di lokasi, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (11/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut usulan itu akan dirapatkan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Rencananya, malam ini keputusan rapat tersebut akan disampaikan kepada para orang tua calon peserta didik itu.

"Ini tadi kami menampung usulan-usulannya karena Dinas Pendidikan juga sedang rapat terkait dengan usulan-usulan yang tadi disampaikan insyaallah nanti malam akan kami sampaikan kembali," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, besok merupakan hari terakhir daftar ulang pada PPDB SMA/SMK se-Jateng. Siswa yang belum mendaftar ulang akan dianggap mengundurkan diri.

Haerudin menambahkan ada kekhawatiran orang tua anaknya tereliminasi dari sekolah negeri karena nilai piagam itu dianulir.

"Yang dianulir kan nilai sertifikatnya nilainya kan 3 ya, nah tinggal nanti sistem menggodok itu aja. Iya (berpotensi tidak diterima) karena dikurangi tiga ya. Mestinya kebijakan Pak Pj Gubernur sudah mempertimbangkan yang terbaik juga, jadi yang dianulir itu hanya sertifikatnya," tambahnya.

Menurutnya, wajar bila orang tua memperjuangkan nasib anaknya, yang ingin mendapat sekolah terbaik. Meski begitu, dia menilai integritas, dan kejujuran tetap harus dijunjung tinggi.

"Wajar lah namanya anak kan, ini kan orang tua ya kita kan bisa memahami ya, kan wajar tapi kan harus kita kembalikan integritas kejujuran itu harus kita junjung tinggi," pungkasnya.




(rih/ams)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
Sepakbola
Sepakbola
detikFinance
detikOto
detikFood
detikHot
Wolipop

Hide Ads