·ÉËÙÖ±²¥

Ular Kobra Jawa vs Weling, Manakah yang Paling Berbahaya?

Ular Kobra Jawa vs Weling, Manakah yang Paling Berbahaya?

Anindya Milagsita - detikJateng
Rabu, 14 Agu 2024 09:15 WIB
Ular kobra berukuran 4 meter milik Ki Joko Kenongo
Ilustrasi ular kobra Foto: Nur Azis/detikJabar
Solo -

Terdapat dua jenis ular berbisa yaitu ular kobra Jawa dan ular weling yang selama ini kerap memicu kekhawatiran bagi sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di Indonesia. Namun, di antara ular kobra Jawa dan weling, manakah yang lebih berbahaya?

Selama ini, ular kobra Jawa dan ular weling dikenal sebagai dua jenis ular yang kerap dijumpai oleh sejumlah masyarakat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Kemunculannya kerap membuat resah karena dianggap sebagai hewan reptil yang mampu membahayakan nyawa manusia. Terlebih lagi dua jenis ular tersebut diketahui memiliki bisa di dalam tubuhnya yang dapat beracun apabila masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan.

Meskipun begitu, mungkin tidak sedikit masyarakat yang menyimpan pertanyaan terkait ular kobra Jawa dan weling, manakah yang paling berbahaya? Sebagai cara untuk mengetahui jawabannya, terdapat informasi menarik yang sayang untuk dilewatkan. Temukan rangkuman penjelasannya melalui artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri Ular Kobra Jawa

Sebelum mengetahui lebih bahaya ular kobra Jawa atau weling, terlebih dahulu mari mengenal ciri-ciri dari kedua ular tersebut secara lebih dekat. Selain dapat membantu dalam membedakan jenis ular tersebut, dengan mengetahui ciri-cirinya diharapkan bisa menambah wawasan bagi setiap orang tentang karakteristik masing-masing ular.

Tidak terkecuali ular kobra Jawa yang memiliki ciri-ciri khusus. Meskipun bernama ular kobra Jawa, wilayah penyebarannya tidak hanya dapat dijumpai di Pulau Jawa saja. Seperti dikatakan dalam buku 'Hewan Melata (Reptilia)' karya Dhany Ardyansyah, ular kobra Jawa dapat dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Ular kobra Jawa memiliki nama latin Naja sputatrix yang juga dikenal dengan nama ular sendok Jawa. Ular jenis ini memiliki ciri khas yang dapat mengembangkan lehernya mirip seperti sendok saat merasa terancam. Meskipun beberapa kali pernah dijumpai kasus penemuan ular kobra Jawa, tetapi pada kenyataannya ular jenis ini justru dikenal sangat pasif.

Namun demikian, saat ular kobra Jawa masuk ke pemukiman warga dan merasa terganggu, mereka bisa menjadi sangat berbahaya. Sementara itu, dikatakan dalam buku 'Rahasia Ular' oleh Wong Comic, ular kobra Jawa atau Naja sputatrix memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ular king cobra. Secara umum, warna tubuh ular kobra Jawa cenderung bisa berwarna hitam, coklat, kuning, putih, hingga merah keabu-abuan.

Ciri-ciri Ular Weling

Lantas bagaimana dengan ciri-ciri ular weling? Berbeda dengan ular kobra Jawa yang dapat mengembangkan lehernya, ular weling justru tidak. Masih merujuk dari buku yang sama, ular weling memiliki nama latin Bungarus candidus yang kerap dijumpai di wilayah dataran rendah.

Lain halnya dengan ular kobra Jawa yang warna tubuhnya bisa mengalami perbedaan antara satu dengan lainnya, ular weling memiliki corak khusus yang mudah dikenali. Ular weling biasanya ular weling tumbuh sepanjang 1,5 meter dengan warna tubuh terdiri dari warna hitam-putih yang terlihat belang-belang.

Tidak hanya itu, ular weling juga memiliki ekor yang cenderung runcing. Meskipun belang-belang, bagian perut tubuh ular weling justru berwarna putih polos. Sementara itu, kendati memiliki warna tubuh yang menarik, ular weling tak kalah berbahaya apabila dibandingkan dengan ular kobra Jawa. Hal ini dikarenakan ular jenis ini juga memiliki kandungan bisa yang mematikan bagi makhluk hidup lain.

Lebih Bahaya Ular Kobra Jawa atau Weling?

Merujuk dari jurnal 'Kasus Gigitan Ular Berbisa di Indonesia' yang disusun oleh Maula Haqul Dafa dan Slamet Suyanto, dikatakan bahwa sebagian kasus gigitan ular umumnya terjadi karena ketidaksengajaan. Namun, tidak sedikit kasus yang diakibatkan oleh konfrontasi manusia dengan ular. Misalnya saja saat berada di kebun, hutan, hingga rumah.

Sementara itu, ular kobra Jawa termasuk dalam jenis ular yang lebih banyak dijumpai di lingkungan manusia. Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki kemampuan penyesuaian diri yang sangat baik di tengah-tengah lingkungan manusia. Tidak hanya itu, dikatakan juga bahwa ular kobra Jawa memiliki makanan utama berupa tikus yang banyak dijumpai di lingkungan manusia tinggal.

Terkait dengan gigitan ular, jenis ular weling cenderung lebih sedikit kasusnya apabila dibandingkan dengan ular kobra Jawa. Hal tersebut dikarenakan ular weling cenderung memiliki sifat yang pemalu, sehingga mereka kerap menghindar dari lingkungan manusia.

Kemudian disampaikan dalam publikasi 'Kobra Jawa (Naja Sputatrix)' yang diterbitkan oleh PT Atrindo Asia Global, bisa yang ada pada ular kobra Jawa bersifat neurotoksin. Artinya bisa tersebut apabila masuk ke dalam tubuh melalui gigitan dapat memicu kelumpuhan. Secara umum, ular kobra Jawa menyuntikkan bisa melalui taringnya dan terdapat kemungkinan bisa tersebut masuk ke dalam pembuluh darah siapa saja yang digigitnya.

Selain itu, ular kobra Jawa juga memiliki kemampuan untuk menyemprotkan bisanya ke arah targetnya. Apabila bagian mata target terkena bisa ular kobra Jawa, maka dapat terjadi kebutaan sementara pada penglihatannya. Kemudian target yang terkena gigitan ular kobra Jawa juga akan merasakan sensasi nyeri di bagian sekitar bekas gigitan.

Hal tersebut akan diiringi dengan efek samping lainnya, sebut saja misalnya mual, berkeringat, kesulitan bernapas, hingga kelemahan otot. Bahkan apabila manusia yang terkena gigitan ular kobra Jawa yang tidak ditangani dengan segera, dapat beresiko kehilangan nyawanya.

Serupa dengan ular kobra Jawa, ular weling juga dapat menyimpan bahaya tersendiri bagi makhluk hidup lain, tidak terkecuali manusia. Masih merujuk dari buku yang sama ular weling juga memiliki racun neurotoksin yang mirip seperti ular kobra Jawa. Perbedaannya adalah ular weling kerap tidak meninggalkan bekas gigitan. Hal ini dikarenakan taring mereka cenderung meninggalkan bekas gigitan yang sangat kecil, sehingga sering kali tidak disadari.

Gigitan ular weling juga cenderung menyerang bagian saraf. Kemudian dikatakan dalam buku yang sama, apabila seseorang yang mengalami gigitan ular weling tidak segera mendapatkan pertolongan sekitar 20 jam setelah tergigit, maka ada kemungkinan nyawanya tak bisa tertolong.

Merujuk dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dipahami bahwa ular kobra Jawa dan ular weling sama-sama berbahaya bagi manusia karena bisanya mengandung racun neurotoksin yang mampu menyerang saraf. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang mengalami gigitan ular kobra Jawa maupun weling, segera mencari pertolongan yang tepat agar meminimalisir risiko terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Nah, itulah tadi rangkuman informasi mengenai bahaya ular kobra Jawa dan weling beserta ciri-ciri dari dua jenis ular tersebut. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers.




(par/cln)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFood
detikInet
detikTravel
detikHot
detikOto
detikNews
detikHealth
Wolipop

Hide Ads