Salah satu momentum yang begitu dinanti-nantikan oleh sebagian kalangan muslim di bulan Syaban adalah malam Nisfu Syaban. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang bertanya-tanya mengenai ada apa di malam Nisfu Syaban? Berikut ulasannya.
Mengutip dari buku 'Ensiklopedia Islam: Mengenal Hujjatul Islam Hingga Mengenal Mukimin Jawi' karya Hafidz Muftisany, dijelaskan bahwa malam Nisfu Syaban adalah malam yang berlangsung di tanggal 15 Syaban. Bagi sebagian kalangan, malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan, sehingga tidak jarang diisi dengan berbagai amalan.
Salah satu keutamaan malam Nisfu Syaban dijelaskan dalam sebuah riwayat dari Mu'adz bin Jabal r.a. bahwa di malam tersebut Allah SWT akan memberikan ampunan kepada hamba-Nya. Sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan" (HR. Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban).
Mengingat malam Nisfu Syaban memberikan keutamaan, maka tidak sedikit orang yang menunggu berlangsungnya momentum tersebut. Namun demikian, sebenarnya apa itu malam Nisfu Syaban? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Malam Nisfu Syaban?
Mengutip dari jurnal 'Tradisi Nisfu Sya'ban di Pondok Pesantren Bintang Sembilan Dukuh Dempok Jember' karya Umi Latifatun Nihayah, pengertian Nisfu Syaban merupakan sebuah kata majemuk yang berasal dari bahasa Arab. Kata majemuk tersebut terdiri dari Nisfu dan Syaban.
Adapun kata Nisfu berasal dari nashafa, yanshifu, hingga nashfan yang memiliki makna mencapai tengah-tengah atau setengah. Kemudian Syaban merupakan bulan Syaban sebagai bulan ke-8 di dalam kalender Hijriah. Inilah yang membuat Nisfu Syaban diartikan sebagai pertengahan atau tengah-tengah dari bulan Syaban didasarkan pada penanggalan Islam atau Hijriah.
Kemudian Nisfu Syaban juga memiliki sebutan lain yaitu Lailatul Mubarokah. Masih merujuk dari jurnal yang sama, dijelaskan bahwa terdapat salah satu riwayat yang menyebut Nisfu Syaban merupakan malam yang dialiri dengan kebaikan dengan begitu derasnya. Sebagaimana diriwayatkan:
"Sesungguhnya Aisyah Radhiallahu 'anha berkata, saya mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Allah akan mengalirkan kebaikan dalam 4 malam dengan deras, dan salah satunya malam Nisfu Sya'ban'."
Sejarah Malam Nisfu Syaban
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa malam Nisfu Syaban berlangsung di tanggal 15 Syaban. Namun, bagaimana asal-usul dari penetapan tanggal tersebut? Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, bahwa sejarah awal mula malam Nisfu Syaban telah dijelaskan di dalam Kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah oleh Al-Imam Al-Qasthalani. Melalui kitab tersebut dituturkan bahwa:
وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة
Artinya: "Tabi'in tanah Syam seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Syaban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Syaban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Syaban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggangapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya. Mereka yang memgingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha' dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha' Madinah menukil pendapat bahwa perayanan malam Nisfu Syaban seluruhnya adalah bid'ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya."
Peringatan Nisfu Syaban juga tidak terlepas dari salah satu peristiwa penting di dalam Islam yang berlangsung pada tanggal 15 Syaban. Diungkap dalam buku 'Misteri bulan Suro: Perspektif Islam Jawa' oleh Muhammad Sholikhin, bahwa pada tanggal tersebut ada sebuah peristiwa berupa pindahnya kiblat sholat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Kabah yang adai di Makkah.
Pada saat itu, sebelum Rasulullah SAW sedang hijrah ke Madinah, beliau memindahkan kiblat sholat dari Kabah ke Baitul Maqdis. Pemindahan ini bertujuan agar orang-orang Yahudi mampu diluluhkan hatinya dan beriman kepada agama Islam.
Namun demikian, harapan Rasulullah SAW tidak terpenuhi karena orang-orang Yahudi berpaling dari ajakan tersebut. Mereka memilih untuk menentang ajaran beliau. Inilah yang membuat Rasulullah SAW memohon doa kepada Allah SWT agar kiblat sholat kembali ke Kabah lagi.
Doa Rasulullah SAW kemudian dijawab oleh Allah SWT melalui firman-Nya di dalam Al-Quran. Tepatnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi:
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ١٤٣
Wa kadzâlika ja'alnâkum ummataw wasathal litakûnû syuhadâ'a 'alan-nâsi wa yakûnar-rasûlu 'alaikum syahîdâ, wa mâ ja'alnal-qiblatallatî kunta 'alaihâ illâ lina'lama may yattabi'ur-rasûla mim may yangqalibu 'alâ 'aqibaîh, wa ing kânat lakabîratan illâ 'alalladzîna hadallâh, wa mâ kânallâhu liyudlî'a îmânakum, innallâha bin-nâsi lara'ûfur raḫîm.
Artinya: "Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia."
Amalan Sunnah Malam Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban biasanya diisi oleh sebagian kalangan muslim dengan banyak-banyak melakukan berbagai amalan baik. Salah satunya mengerjakan amalan-amalan sunnah. Adapun amalan sunnah yang sering kali dikerjakan selama malam Nisfu Syaban adalah sebagai berikut.
1. Berpuasa di Siang Harinya
Amalan sunnah malam Nisfu Syaban pertama adalah mengerjakan puasa sunnah di siang hari. Seperti dijelaskan dalam buku 'Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah' karya Siti Zamratus Sa'adah, bahwa terdapat riwayat yang menjelaskan tentang anjuran berpuasa di siang hari saat malam Nisfu Syaban.
Sebagaimana diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوا لَيْلَتَهَا وَصُوْمُوا يَوْمَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ: أَلَا مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرْ لَهُ، أَلَا مُسْتَرْزِقِ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا سَائِلٍ فَأُعْطِيهِ، أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلَعَ الْفَجْرُ.
"Jika datang malam Nisfu Syaban maka bangunkanlah malamnya dan berpuasalah di siang harinya, sesungguhnya Allah SWT berfirman, 'Tiadakah orang yang meminta ampun, maka aku akan memberinya ampunan? Tiadakah orang yang meminta rezeki maka aku akan memberinya rezeki? Tiadakah yang meminta, maka aku akan memberinya? Sampai terbitnya fajar" (HR. Ibnu Majah).
2. Membaca Surat Yasin
Tidak sedikit kaum muslim yang mengisi malam Nisfu Syaban dengan membaca Surat Yasin. Seperti dijelaskan dalam buku 'Tuntunan Doa & Zikir untuk Segala Situasi & Kebutuhan' karya Ali Akbar bin Aqil, bahwa Surat Yasin saat malam Nisfu Syaban dibaca dengan tiga niat. Niat pertama untuk memperoleh umur yang panjang, niat kedua untuk memperoleh rezeki yang berkah sebagai bekal ibadah, dan niat ketiga agar selalu dalam kondisi iman sekaligus takwa semata-mata kepada Allah SWT.
3. Berdoa
Malam Nisfu Syaban juga dapat diisi oleh kaum muslim dengan amalan berupa banyak-banyak berdoa. Dijelaskan dalam laman Nahdlatul Ulama, Sayyid Utsman bin Yahya menjelaskan bahwa terdapat doa yang bisa dipanjatkan selama malam Nisfu Syaban. Berikut bacaan doanya secara lengkap.
اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.
Artinya: "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."
Demikian tadi penjelasan mengenai pengertian malam Nisfu Syaban lengkap dengan sejarah dan amalan yang disunnahkan. Semoga bermanfaat.
(par/apu)